Kopi TIMES

Muktamar NU dan Ziarah ke Turkey

Senin, 27 Desember 2021 - 11:01 | 54.43k
Munawir Aziz, Sekretaris PCINU United Kingdom.
Munawir Aziz, Sekretaris PCINU United Kingdom.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Alhamdulillah, Muktamar Nahdlatul Ulama sudah usai. Agenda yang luar biasa. Dari perdebatan beberapa bulan sebelum waktu Muktamar terkait jadwal pasti, hingga perkara-perkara teknis lain yang sangat seru. 

Tentu saja, pergeseran peta dan tarik menarik kepentingan ini sangat menarik diikuti. Tidak hanya oleh warga Nahdliyyin/komunitas santri, namun juga peneliti-peneliti dari luar NU. Jelas sekali, proporsi warga Nahdliyyin yang besar--baik yang bermukim di Indonesia, maupun yang sedang berdiaspora di berbagai negara. 

Bagi kami, teman-teman PCI Nahdlatul Ulama dari berbagai negara, sejak awal kami patuh dan mengikuti arahan teknis untuk keperluan muktamar. Hampir semua PCINU berupaya mengirimkan utusan langsung, namun karena ada perubahan jadwal berkali-kali, dan juga peraturan terkait karantina untuk WNI dari beberapa negara yang kembali ke tanah air, sebagian teman mengurungkan niat dan mengganti rencana. 

Untuk WNI yang tinggal di negara-negara Eropa dan Amerika-Canada, mengatur jadwal pulang ke tanah air, bukan perkara sederhana. Harus dihitung betul terkait presisi jadwal, juga izin untuk cuti dari kampus/tempat kerja masing-masing. Ambil cuti akhir tahun sangat susah, karena harus bergantian dengan teman sekantor. Kecuali, rencana ini harus disiapkan 8-10 bulan sebelumnya. Belum lagi hal teknis lain terkait tes Covid, dan setumpuk dokumen yang harus dipersiapkan.

Saya sendiri sebenarnya sangat ingin pulang ke tanah air, untuk mengikuti muktamar dan sowan-sowan Kiai, juga sungkem orang tua dan ketemu saudara. Terlebih, sudah 3 tahun lamanya belum balik ke Indonesia. Namun, jeda waktu yang sempit, tidak memungkinkan saya balik ke Indonesia.

Nah, tiga bulan sebelum Desember 2021, kebetulan di PCINU Inggris, kami menyiapkan launching WAKAF GOTONG ROYONG untuk pembangunan masjid Indonesia di London. Bersama kawan-kawan, di antaranya mas Shandy Adiguna, Daeng Ruly Achdiat Santabrata, mas Rosyid Jazuli, mas  Mohammad Nuryazidi, mas Muhammad Yorga Permana, Bu Yayah Indra, dan kawan-kawan lain, kami menyiapkan detail rencana untuk program ini. 

Beberapa rapat kami gelar untuk mematangkan rencana, dari zero hingga terlihat bentuk program dan strategi yang terkonsolidasi. Kami meeting secara rutin, hampir 2 kali tiap pekan. Bahkan, pada 3 pekan sebelum Launching program ini, kami menyediakan diri untuk 24/7 koordinasi. 

Karena rata-rata kerja dari pagi hingga malam, maka jam efektif koordinasi untuk program ini setelah jam 8 malam. Jadi, sering sekali meeting kami selenggarakan jam 8-9 pm GMT. Bahkan, sebagian dari kami biasa  tek-tokan hingga jam 1 malam, untuk mempersiapkan administrasi, bahan meeting dengan para pihak, hingga merespons situasi untuk mencari solusi paling tepat.

Alhamdulillah, program wakaf ini sudah dilaunching pada 19 Desember 2021 kemarin. Pada momentum itu, alhamdulillah Kiai Miftahul Akhyar, Buya Said, Gus Miftah, dan Duta Besar RI untuk Inggris Raya Dr. Desra Percaya hadir dan mendukung penuh. Para ibu-ibu Muslimat dan Nahdliyyin dari berbagai negara, mendukung agenda ini.

Saya secara pribadi sangat lega, meski perjuangan belum usai. Setidaknya, saya bisa melonggarkan pikiran, istirahat dan slowing down. Bersama teman-teman, kami juga merampungkan beberapa serial pra-muktamar NU dari PCINU. Temanya dari teknologi, manajemen data, digital economy, halal industry hingga perubahan iklim.

Nah, meski demikian saya masih sangat pingin tersambung dengan para Kiai, sangat kangen cium tangan para Masyayikh.

Akhirnya, setelah diskusi sama istri, kami putuskan untuk ke Turkey. Kami ingin ziarah ke Konya, menikmati getaran dan sowan Maulana Rumi. Biar tetap ketemu sanad dan jalur berkahnya, kami melipir ke Konya. Saya juga berkunjung ke Ankara, bertemu Mas Savran Billahi, teman Nahdliyyin yang sedang kuliah di kota ini. Banyak sekali gagasan-gagasan bernas yang kami bahas.

Silaturahmi dan ziarah ini saya anggap penting, tidak hanya jalan-jalan. Jadi, ketika pergelaran Muktamar NU ini, kami sekeluarga menyimak dari Ankara, kota di mana Presiden Erdogan berkantor. 

Alhamdulillah, berkah melimpah. Mohon doanya sedulur semua. (*)

Konya-Turkey, 27 Desember 2021

Salam,
Munawir Aziz, Sekretaris PCINU United Kingdom.

 

*) Penulis: Munawir Aziz, Sekretaris PCINU United Kingdom.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES