Ekonomi

Harga Telur Melonjak Jadi 30 Ribu, Ibu Rumah Tangga di Bondowoso Mengeluh

Minggu, 26 Desember 2021 - 19:49 | 97.30k
Ilustrasi telur (FOTO: pexels.com)
Ilustrasi telur (FOTO: pexels.com)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSOHarga telur melonjak drastis. Hal itu membuat sejumlah ibu rumah tangga di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mengeluh.

Hasanah, salah seorang ibu rumah tangga di Desa Pakuniran Kecamatan Maesan mengatakan harga telur naik jadi Rp 29-30 ribu per kilogram.

Biasanya kata dia, harga telur di kisaran Rp 22 ribu. "Ya kenaikannya hingga Rp 8 ribu per kilogram gramnya," katanya, Minggu (26/12/2021).

Biasanya kata dia, saat dia membeli seperempat kilogram untuk kebutuhan sehari-hari Rp 5.500. Sekarang sudah Rp 7.500. 

"Kenaikan harga ini sangat meresahkan kami. Apalagi jika ada kebutuhan untuk sumbangan mantenan," katanya.

Pemilik Perancangan di Desa Pakuniran, Ibu Udi menyebutkan bahwa kenaikan harga telur saat Natal dan Tahun Baru memang sering terjadi. Hanya saja tahun ini terbilang lebih tinggi dari tahun lalu. 

"Kalau tahun kemarin harga paling tinggi di kisaran Rp 26 ribu per kilogram. Sekarang saya ambil di mobil itu Rp 28 ribu. Jadi saya jual Rp 30 ribu," jelasnya. 

Sementara itu, seorang peternak ayam di daerah Kecamatan Sukowono dan Kecamatan Pujer, Wiwit mengatakan kenaikan telur karena banyak ayam yang diafkir.

"Hal itu akibat beberapa waktu lalu harga telur  sempat pernah anjlok. Sementara harga pakannya naik," jelasnya.

Dia mengaku hanya memiliki sekitar seribu ayam karena banyak yang diafkir. Dalam sehari ia hanya bisa menjual telur 50 kilogram per hari. 

"Padahal sebelumnya, kami memiliki 2 kali lipat dari jumlah ayam saat ini. Kan peternak banyak yang diafkir ayamnya. Jadi kekurangan telur," ujarnya. 

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Bondowoso, Totok Hariyanto mengatakan, kenaikan ini diperkirakan terjadi juga karena cuaca yang membuat banyak ayam mati karena diserang penyakit. 

Ditanya soal kemungkinan ada pemain yang menimbun telur. Hal itu kata dia, kemungkinan tak ada. "Sepertinya tak ada. Karena memang produksinya sedang menurun," imbuhnya. 

Pihaknya sendiri belum bisa melakukan operasi pasar. Karena kenaikan ini terjadi di semua kabupaten/kota, sehingga pihaknya sendiri tak tahu harus memasok telur dari mana. 

Di Bondowoso sendiri, lanjut dia, telur dipasok oleh para peternak lokal. Sangat jarang dari luar kota."Tapi kayaknya kalau operasi pasar telur tidak mungkin. Kita stoknya dari mana juga," jelasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES