Ekonomi

Legenda Toko Madjoe, Toko Kue Kering di Kota Malang yang Tetap Bertahan Sejak 1930

Minggu, 26 Desember 2021 - 14:56 | 124.72k
Suasana dari depan dan dalam tatanan rak kue kering di Toko Madjoe. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indoneisa)
Suasana dari depan dan dalam tatanan rak kue kering di Toko Madjoe. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indoneisa)

TIMESINDONESIA, MALANGToko Madjoe adalah toko kue kering di Kota Malang yang berdiri sejak era kolonial Belanda di tahun 1930 silam. Hingga kini masih toko legendaris ini masih bertahan dan berdiri kokoh.

Toko yang didirikan oleh The Djie Hiap ini, saat ini telah dikelola oleh generasi ke limanya.

Berlokasi di Jalan Pasar Besar No 30 B, Kota Malang, layaknya sebagai tempat nostalgia bagi pecinta kue kering yang hingga kini tetap mempertahankan warisan yang tak ternilai.

Sebab, mulai dari konstruksi bangunan toko, penataan perabotan ruangan, toples kue, penataan kue hingga rak toples kue, tetap ditempatkan di posisi yang sama sejak pertama kali berdiri.

Penerus di generasi kelima, Cornelia Feliciana (16) mengatakan, sejak dia ikut membantu melanjutkam usaha kue kering ini, para konsumen Toko Madjoe memang berasal dari segala kalangan.

Suasana-dari-depan-dan-dalam-tatanan-rak-kue-kering-di-Toko-Madjoe-2.jpg

Akan tetapi, diakui Cornelia, kebanyakan sejak dulu yang datang mengunjungi tokonya adalah para ibu-ibu yang senantiasa dan betah berlama-lama di dalam toko untuk memilih berbagai macam kue kering.

"Banyak ibu-ibu yang berlangganan di sini. Ini kan toko sudah lama, mungkin ibu-ibu itu dulunya waktu kecil juga pernah ke sini. Terus sekarang sudah jadi ibu-ibu dan tetap menjadi pelanggan di sini sembari bernostalgia," ujar Cornelia, Minggu (26/12/2021).

Perlu diketahui, kue kering yang terdapat di Toko Madjoe hingga kini masih tetap ada sebanyak 25 varian. Mulai kue polos, kue kelapa, kue kenari, kue blinjo hingga kacang-kacangan. 

Cornelia memastikan, dengan resep yang tetap dijaga secara turun temurun itu, dipastikan kepada para pelanggan tak akan berubah rasanya dan sama seperti dahulu. 

"Memang pesannya (pengelola sebelumnya) resep kuenya itu tidak boleh berubah. Jadi ini sudah dari dulu. Jangan sampai kalau resepnya berubah, cita rasanya berubah. Jadi kami tetap menjaga warisan ini dan mempertahankannya," ungkapnya.

Untuk harga kue kering, cukup bervariasi. Mulai dari Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per ons. Toko Madjoe ini juga buka setiap harinya mulai pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB. Kecuali untuk hari Minggu, Toko Madjoe buka hingga pukul 12.00 WIB saja.

Selain cita rasa, Cornelia juga bertekad untuk tetap mempertahankan berbagai perlengkapan hingga tatanan rak yang telah diwariskan dan diamanahkan pendiri toko kepada generasi penerusnya.

"Tatanan ruangan dan barang-barangnya memang tetap seperti ini. Ke depan kami tetap akan menempatkan semua barang seperti ini. Hitung-hitung ini bisa buat nostalgia pelanggan juga yang telah mengenal toko ini sejak lama," bebernya.

Melihat keunikan toples-toples yang terbilang cukup unik dan kuat, ternyata juga merupakan peninggalan secara turun temurun. Tampak jejeran kue kering berbagai varian rasa dan bentuk tertata dengan rapi yang semakin mengentalkan suasana tempo dulu.

"Toples-toples kue ini setahu saya dari dulu ya memang seperti ini. Karena susah juga cari toples yang sama seperti ini. Di toples ini pun kue juga tidak mudah rusak dan layu," katanya.

Berdasarkan cerita dari nenek Cornelia, yakni Anggraini (82), dahulu Toko Madjoe ini ternyata tak hanya menjual kue kering saja. Dulu Toko Madjoe juga menjual berbagai jenis permen, asam hingga gula Jawa.

"Tapi seiring berjalannya waktu, sekarang hanya kue kering saja yang bertahan," imbuhnya.

Sementara, untuk pemasaran kue kering di Toko Madjoe, kebanyakan memasarkan secara offline atau datang langsung ke toko. Namun, diakuinya, terkadang pelanggan juga memesan melalui telfon untuk bisa dikirim hingga ke luar Kota Malang.

"Kami belum bisa memasarkan secara online, karena masih ada kendala. Tapi ini juga lagi proses menuju ke sana. Jadi ke depan kami ingin merambah ke pemasaran online, karena sekarang semua juga serba online," tuturnya.

Toko Madjoe yang memproduksi kue kering sendiri, ternyata tak mempekerjakan orang lain. Akan tetapi, dikatakan Cornelia, ia hanya mempekerjakan keluarganya sendiri. 

Hal itu dilakukan, lantaran mereka masih merasa mampu mengatasi segala kendala yang ada sekaligus mengajarlan resep kue ke generasi keluarganya secara langsung.

Hal ini, yang membuat Cornelia yang masih duduk di bangku SMA kelas 2, turut membantu mengelola Toko Madjoe bersama nenek dan pamannya yang bernama Charles.

Apalagi, semangat nenek Cornelia yang sudah berusia 82 tahun itu, tetap konsisten dalam menjaga warisan legenda Toko Madjoe yang membuat Cornelia tergerak untuk ikut serta membantu menjaga warisan ini. "Sayang kalau gak dilanjutkan. Biasanya yang jaga di sini nenek, tapi ya kasihan, akhirnya saya bantu. Selagi saya bisa, sekalian bantu keluarga sama buat pengalaman," ungkapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES