Wisata

Jatuh Bangun Bisnis Hotel Selama Pandemi, Hotel Mesra International Ubah Strategi

Sabtu, 25 Desember 2021 - 14:26 | 192.32k
Situasi hotel Mesra di malam hari (foto: Hotel Mesra/TIMES Indonesia)
Situasi hotel Mesra di malam hari (foto: Hotel Mesra/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SAMARINDA – Selama pandemi berlangsung hingga penghujung tahun 2021, dunia perhotelan jatuh bangun menghadapi Covid-19. Fokus pengusaha hotel saat ini bagaimana agar bisa bertahan dan beroperasi seperti sebelum pandemi meluluhlantahkan ekonomi negara.

Perhotelan merupakan satu di antara sekian banyak industri yang sangat terpuruk akibat covid-19. Kompleksitas hambatan di masa pandemi mulai dari kebijakan hingga perubahan perilaku konsumen membuat usaha akomodasi ini belum dapat pulih sepenuhnya.

Pemilik Hotel Mesra International Samarinda Yusan Triananda mengungkap pada tiga bulan pertama masa pandemi okupansi hotel menurun drastis bahkan dengan sangat berat hati harus merumahkan karyawannya.

hotel Mesra bKolam renang, Ballroom, Parkiran dan lingkungan yang asri. (foto: hotel Mesra/TIMES Indonesia)

“Sedih rasanya saat karyawan harus di rumahkan bahkan yang telah habis kontraknya pun kita terpaksa tidak perpanjang. Hal ini dilakukan karena harus menyeimbangkan biaya operasional dan overhead hotel,” ujarnya kepada TIMES Indonesia, Sabtu (25/12/21) 

Ada biaya yang harus ditutupi, lanjutnya, ada batas minimal target tamu, tapi pada saat itu konsumen atau tamu hanya satu dua orang.

“Tingkat okupansi Hotel Mesra sempat turun drastis hingga 80-90 persen bahkan hal terburuk hanya menerima lima tamu,” ungkapnya.

Situasi ini memaksa Yusan mengubah strategi dengan fokus kepada wisatawan atau tamu domestik. Pola staycation pun menjadi urutan pertama dalam pilihan streteginya. Staycation, menurut Yusan juga dikenal dengan berlibur dekat dengan rumah, diprediksi akan semakin digandrungi masyarakat selama pandemi Covid-19.

“Kami menawarkan paket staycation dengan harga dan penawaran yang cukup menarik. Sama halnya berlibur sambil melancong, tujuannya untuk relaksasi dan menikmati waktu, biasanya dikenal dengan kata me time,” tuturnya saat dikunjungi TIMES di Jalan Pahlawan no 1 Samarinda Kaltim.

Hotel yang memiliki luas area 6 setengah hektar ini terdiri dari bangunan hotel dengan jumlah 300 kamar, cottage, kolam renang, taman bermain dengan jembatan gantung, villa, serta ballroom dengan kapasitas 2000 orang.

Yusan mengaku pada semester kedua tahun 2020, dirinya tertolong dengan adanya kerja sama dengan beberapa perusahaan dan juga pemerintah yang sempat menggunakan hotel tersebut untuk karantina karyawan atau pegawai instansi tersebut.

“Jadi sempat terbantu dengan dijadikannya hotel ini sebagai tempat karantina. Sehingga kami membuat Standard Operational Procedure (SOP) baru. Sebelumnya kan kita belum pernah menghadapi pandemi,” akunya

Protokol kesehatan diterapkan dengan ketat bagi tamu maupun karyawan hotel yang bertugas saat itu.

Menurut Yusan, Hotel Mesra Internasional masih mempertahankan model bangunan etnik, memiliki parker area yang luas, kolam renang outdoor, ballroom yang berada terpisah dengan bangunan hotel, serta tatanan taman yang menjadi prioritas.

“Selain staycation kami juga meramu program safecation serta Green hotel dan Green Resort, Hotel Mesra memiliki area yang luas dengan konsep hijau, tanaman ada di mana-mana, setiap kamar memiliki teras, sehingga tamu dapat menikmati pemandangan alam yang ada,” terangnya.

hotel Mesra cKamar yang luas dengan teras view kota dan taman. (foto: Hotel Mesra/TIMES Indonesia)

Dirinya menilai ada perubahan tren kepariwisataan, wisatawan sudah mulai memiliki pergeseran nilai dalam berwisata. Mereka menginginkan kegiatan yang lebih bertanggung jawab secara lingkungan, pengalaman yang dapat memberikan manfaat bagi dirinya maupun daerah yang mereka kunjungi.

“Sebagian dari wisatawan bahkan sudah mulai menjadikan parameter konsep dan manajemen yang ramah lingkungan sebagai salah satu tolak ukur dalam memilih sarana akomodasinya, maka itu kami mengangkat alam dan budaya lokal sebagai daya tarik utama,” tuturnya.

Dirinya tetap optimis melihat potensi pasar ke depan. Kepercayaan pelanggan pun tentunya tetap harus dihidupkan oleh para pelaku usaha perhotelan dengan melakukan berbagai langkah adaptasi untuk memberikan jaminan pelayanan yang terstandardisasi.

“Kami berharap pandemi ini segera berakhir agar kami bisa berhasil mempertahankan semua pekerja dan mampu beradaptasi di tengah situasi yang sulit. Apalagi kalau nanti ibu kota negara jadi terbentuk di Kaltim. Kami akan siap menyambutnya,” ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES