Kopi TIMES

Diplomasi Digital, Senjata Pamungkas di Tengah Pandemi COVID-19

Jumat, 24 Desember 2021 - 16:35 | 104.53k
Muhammad Ibrahim Soejoeti, Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Kader HMI Komisariat FISIP Cabang Ciputat.
Muhammad Ibrahim Soejoeti, Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Kader HMI Komisariat FISIP Cabang Ciputat.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sudah dua tahun berlalu sejak kasus COVID-19 pertama kali muncul. Semenjak hal tersebut, banyak terjadi perubahan di dunia, mulai dari aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, hingga dinamika hubungan antar negara.

Setiap negara kini menyesuaikan kebijakan negaranya dengan keadaan pandemi yang tidak menentu. Banyak negara yang bertahan, maupun juga yang collapse akibat hadirnya pandemi. Hal ini dikarenakan pandemi telah menjadi ancaman bagi human security, sehingga menyebabkan ketidakstabilan bagi banyak negara yang tidak siap dalam menghadapinya.

Namun, terlepas dari hal tersebut, banyak aspek yang sudah tidak menjadi halangan walau dunia sedang dilanda pandemi, hal ini terjadi seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang secara drastis meningkat dari tahun ke tahun akibat hadirnya pengaruh globalisasi. Berbagai macam aspek kehidupan manusia kontemporer telah diliputi oleh dampak globalisasi pada era pandemic saat ini.

Begitu pun juga dengan kajian studi hubungan internasional, yang pada saat ini tidak hanya berfokus pada isu-isu tradisional. Kajian studi hubungan internasional juga turut berperan membahas isu-isu kontemporer agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Salah satu hal yang turut berkembang adalah praktik diplomasi.

Diplomasi Digital, sebagai Sebuah Instrumen Baru

Berkiblat berdasarkan konsep diplomasi yang dikemukakan oleh Berridge (2010), diplomasi merupakan aktivitas yang merujuk pada aktivitas politik yang dijalankan oleh aktor dalam mencapai tujuannya serta mempertahankan kepentingannya melalui negosiasi, hal ini dilakukan tanpa menggunakan hukum, propaganda, maupun kekerasan.  Selama beberapa dekade terakhir, konsep diplomasi terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Konsep ini terus beradaptasi dalam menjawab tantangan kemajuan zaman yang ada, guna dapat memenuhi kepentingan nasional negara. 

Pada implementasinya, diplomasi kian berkembang menjawab tantangan dunia internasional yang dinamis. Kini, berkat majunya teknologi dan informasi menyebabkan diplomasi tidak lagi hanya bergerak pada ranah konvensional. Muncul istilah terkait diplomasi digital, yang menurut Lewis merupakan upaya diplomasi yang dilakukan dengan memanfaatkan instrument digital seperti media sosial untuk berkomunikasi dengan publik oleh para diplomat. Diplomasi digital biasanya menggunakan media sosial seperti Twitter (twiplomacy), Instagram, Facebook, maupun platform lain seperti website.

Dalam kaitannya dengan diplomasi suatu negara, diplomasi digital dapat dibagi menjadi dua tingkatan guna mencapai kepentingan negara seperti menjaga reputasi maupun membangun citra suatu negara (nation branding). Kedua tingkatan tersebut merupakan tingkat Kementerian Luar Negeri, serta tingkat perwakilan kedutaan besar. DIplomasi digital dinilai efektif dalam menciptakan komunikasi dua arah diantara penggunannya, hal ini dikarenakan memungkinkan adanya interaksi antara aktor diplomatik dengan publik.

Dinamika Diplomasi Digital di Tengah Pandemi COVID-19

Hadirnya pandemi COVID-19 memicu munculnya berbagai inovasi dan terobosan baru negara-negara dalam beradaptasi menghadapi perubahan tatanan global.  Negara-negara di dunia berusaha untuk memanfaatkan kemajuan teknologi dan media informasi guna mendorong tercapainya kepentingan negara di tengah masa pandemi COVID-19. Salah satunya adalah upaya praktik diplomasi digital yang dilakukan oleh negara-negara dunia dalam melakukan upaya diplomatik di tengah segala keterbatasan yang ada.

Hubungan manusia yang terbatas pada masa pandemi, membuat negara-negara menjadi semakin kreatif dalam menemukan solusi atas permasalahan yang menghambat diplomasi konvensional, diplomasi digital menjadi salah satu senjata pamungkas dalam mengatasi permasalahan diplomatik di tengah hambatan yang terjadi akibat pandemi.

Banyak negara yang menerapkan praktik diplomasi digital di tengah masa pandemi demi mewujudkan kepentingan nasionalnya, seperti di Indonesia, diplomasi digital dijalankan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemenlu) menggunakan platform seperti Instagram maupun Twitter guna mencapai keterlibatan diplomasi publik digital serta meningkatkan agenda diplomatik selama pandemi.

Selain itu, China juga menerapkan diplomasi digital, Diplomat China menggunakan Twitter dan Facebook di Asia Tenggara guna mempromosikan budaya dan tren lokal masyarakat Tiongkok, menyoroti hubungan perdagangan dan investasi Tiongkok ke Asia Tenggara, serta memposting pertemuan dengan pejabat setempat di Asia Tenggara. Jika kita berpindah ke Eropa, Jerman juga melakukan pendekatan digital Kementerian Luar Negeri Jerman (MFA) terkait kemunculan COVID-19. Serta masih banyak negara lain seperti Amerika, Australia, Russia, dll yang juga turut mempraktikkan diplomasi digital di tengah Pandemi.

Maka, tidak berlebihan jika menyebut diplomasi digital sebagai senjata pamungkas bagi negara untuk tetap mempertahankan kepentingannya di tengah pandemi.

***

*) Oleh: Muhammad Ibrahim Soejoeti, Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Kader HMI Komisariat FISIP Cabang Ciputat.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES