Kopi TIMES

Isu Sosial, Potret Pilu Anak Jalanan di Kota Makassar

Jumat, 24 Desember 2021 - 15:43 | 225.78k
Safaruddin, S.Sos,. M.A.P; Dosen STIA Al Gazali Barru dan Mahasiswa Program Doktor Administrasi Publik UNHAS.
Safaruddin, S.Sos,. M.A.P; Dosen STIA Al Gazali Barru dan Mahasiswa Program Doktor Administrasi Publik UNHAS.

TIMESINDONESIA, MAKASSAR – Hidup menjadi anak jalanan bukanlah dianggap sebagai pilihan hidup yang menyenangkan, melainkan keterpaksaan yang harus mereka terima karena adanya sebab tertentu.

Anak jalanan bagaimanapun telah menjadi fenomena yang menuntut perhatian kita semua. Secara psikologis mereka adalah anak-anak yang pada taraf tertentu belum mempunyai bentukan mental emosional yang kokoh, sementara pada saat yang sama mereka harus bergelut dengan dunia jalanan yang keras dan cenderung berpengaruh negatif bagi perkembangan dan pembentukan kepribadiannya.

Aspek psikologis ini berdampak kuat pada aspek sosial. Di mana labilitas emosi dan mental mereka yang ditunjang dengan penampilan yang kumuh, melahirkan pencitraan negatif oleh sebagian besar masyarakat terhadap anak jalanan yang diidentikan dengan pembuat onar, anak-anak kumuh, suka mencuri, sampah masyarakat yang harus diasingkan.

Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalan sosial yang sangat kompleks. Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidak bermasa depan jelas dan keberadaan mereka tidak jarang menjadi masalah bagi banyak pihak, keluarga, masyarakat dan negara.

Namun, perhatian terhadap nasib anak jalanan dikota makassar tampaknya belum begitu besar dan belum menemukan solusi. Anak jalanan itu adalah amanah Allah SWT yang harus dilindungi, dijamin hak hidupnya, sehingga tumbuh-kembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab dan bermasa depan cerah. Menurut UUD 1945, “anak terlantar itu dipelihara oleh negara”. Artinya pemerintah mempunyai tanggung jawab besar terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan,

Menurut Departemen Sosial RI mendefinisikan,“anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan”.

Faktor yang Menyebabkan Munculnya Anak Jalanan di Kota Makassar

Banyak faktor yang kemudian diidentifikasi sebagai penyebab munculnya anak jalanan, diantaranya, kekerasan dalam keluarga, dorongan keluarga, ingin bebas, ingin memiliki uang sendiri, pengaruh teman. Beragam faktor tersebut yang paling dominan menjadi penyebab munculnya anak jalanan di kota makassar adalah dari faktor kondisi sosial, ekonomi dan faktor broken home.

Kondisi mereka sangat memprihatinkan baik itu kurangnya pendidikan, kurangnya waktu bermain, bahkan mereka harus menghadapi kehidupan yang keras dengan perjuangan yang tinggi mereka tidak kenal lelah, panas bahkan hujan pun tidak menyurutkan semangat mereka untuk meminta belas kasihan pengguna jalan di kota makassar dengan mengulurkan tangan atau jualan mereka kepada pengguna mobil dan motor yang melintas dan berhenti di jalan atau lampu merah.

Salah satu faktor yang membuat mereka harus kejalanan adalah perintah orang tua yang tidak lain karena desakan ekonomi, masalah keluarga dan keinginan sendiri tetapi penyebab utama mereka menjadi anak jalanan karena desakan ekonomi dan perintah orang tua selain masalah keluarga atau perceraian. Anak-anak ini biasanya keluar kejalan dan biasanya kembali ke rumah sampai larut malam tetapi bagi mereka yang masih sekolah, mereka kejalanan sepulang sekolah.

Perhatian Pemerintah Kota Makassar Mengenai Anak Jalanan

Pemerintah Kota dalam mengatasi anak jalanan di Kota Makassar harus berhadapan dengan lingkungan masyarakat dengan berbagai unsur penopangnya. Dukungan peraturan perundang-undangan serta kebijakan penanggulangan maupun pemberdayaan yang dilaksanakan oleh pemerintah kota masih harus disinergikan dengan kondisi sosial kemasyarakatan di kota makassar.

Berbagai faktor yang selama ini dianggap sebagai persoalan klasik yang memunculkan anak jalanan memerlukan perhatian serius sehingga efektifitas dari kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah kota makassar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Dari permasalahan anak jalanan tersebut harus ada solusi untuk mengatasinya namun tidak dibebankan kepada pemerintah saja tetapi semua stakeholder harus bekerja sama dalam mengatasinya karena anak merupakan potensi sumber daya manusia ke depan bagi pembangunan nasional, karena itu pembinaan dan pengembangannya (pemberdayaan) harus dimulai sedini mungkin agar dapat berpartisipasi secara optimal bagi pembangunan bangsa dan negara.

***

*) Oleh: Safaruddin, S.Sos,. M.A.P; Dosen STIA Al Gazali Barru dan Mahasiswa Program Doktor Administrasi Publik UNHAS.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES