Peristiwa Internasional

Atdikbud KBRI Canberra Dukung Pendirian Muhammadiyah Australia College

Jumat, 24 Desember 2021 - 04:28 | 111.05k
Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib saat mengunjungi bakal lokasi Muhammadiyah Australia College (Foto: KBRI Canberra for TIMES Indonesia)
Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib saat mengunjungi bakal lokasi Muhammadiyah Australia College (Foto: KBRI Canberra for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, AUSTRALIA – Dalam kunjungan kerjanya ke Melbourne, Victoria, Australia, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia atau KBRI Canberra, Mukhamad Najib mendatangi gedung yang akan menjadi tempat beroperasinya Muhammadiyah Australia College (MAC).

Dikatakan oleh Najib, Rabu (22/12/2021) bahwa Muhammadiyah Australia College akan menjadi sekolah Indonesia pertama yang beroperasi di Australia. Berdirinya sekolah Indonesia di Australia tentunya dapat mendukung misi diplomasi budaya dan bahasa Indonesia. 

Dengan banyaknya siswa Australia yang sekolah di MAC nantinya akan memungkinkan mereka mengenal dan belajar lebih jauh mengenai budaya dan bahasa Indonesia. Menurut Najib, hal ini tentu akan sangat baik bagi penguatan hubungan antara Indonesia dan Australia pada masa yang akan datang.

"Saya selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan sangat mendukung beroperasinya sekolah Indonesia pertama yang diinisiasi oleh Muhammadiyah. Pendirian sekolah Indonesia memungkinkan terjadinya transfer pengetahuan, nilai dan budaya antara Indonesia dan Australia," tutur Najib.

Menurut Najib, beroperasinya MAC akan menjadi momentum strategis bagi pendidikan Indonesia di Australia. "Budaya bisa diperkenalkan dan diajarkan melalui pendidikan. Oleh karena itu berdirinya sekolah Indonesia di Australia nantinya dapat sekaligus berperan sebagai pusat kebudayaan Indonesia di Australia, khususnya di Victoria," jelas Najib.

atdikbud 002

Sekolah Muhammadiyah di Victoria sendiri didirikan pada tahun 2018 dan saat ini sedang dalam proses mendapatkan izin operasional dari Kementerian Pendidikan Victoria. Menurut Kepala MAC, Muhammed Edwars, MAC sudah memasukkan semua dokumen yang diperlukan dan saat ini sedang menunggu tanda tangan persetujuan dari direktorat pendidikan.

"Proses perizinan cukup lama, dan banyak sekali dokumen yang harus kita kirim, karena memang proses evaluasipendirian sekolah baru di sini cukup ketat. Tapi Alhamdulillah, minggu lalu mereka sudah datang untuk inspeksi dan verifikasi. Semoga akhir Desember ini bisa segera keluar izinnya," jelas Edwars.

Berkaitan dengan kurikulum, Edwars menjelaskan bahwa di MAC nanti akan berlaku kurikulum Australia. Namun begitu, masih leluasa untuk memasukkan kurikulum muatan lokal sesuai kekhasan sekolah. "Oleh karena itu pelajaran bahasa dan budaya Indonesia akan masuk ke dalam kurikulum, termasuk tentang Kemuhammadiyahan juga akan masuk dalam kurikulum," urai Edwars.

Proses pembelajaran yang ditawarkan oleh MAC, menurut Edwars, akan bersifat Innovative di mana siswa akan belajar dari permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dan diajak untuk mencari solusi secara kreatif. 

"Kurikulum kami memberikan perhatian pada kemampuan literasi dan numerik siswa dan memperkuatnya dengan menerapkan pendekatan Inquiry Based Learning. Hal ini memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih menyelesaikan masalah secara multidisiplin dan mengembangkan kemampuan komunikasi, kolaborasi dan penggunaan teknologi digital dengan baik," jelas Edwars.

atdikbud 003

Sekolah ini juga, nantinya akan menanamkan nilai-nilai kewirausahaan di mana siswa akan dididik untuk memiliki keterampilan dan kepercayaan diri yang memungkinkan mereka bisa bersaing di pasar dengan baik. Dan yang tak kalah penting, sekolah ini akan membentuk siswanya untuk menjadi manusia yang dapat memberikan kontribusi terbaik bagi masyarakat Australia maupun dunia.

Nilai-nilai Islam sendiri tidak hanya akan diajarkan sebagai sebuah mata pelajaran, tapi juga akan terefleksi dari bagaimana sekolah ini dikelola dan bagaimana hubungan antara guru, murid dan orang tua dikembangkan sebagai sebuah komunitas. 

Menurut Edwars, nilai Islam yang inklusif, moderat dan menggambarkan ciri Islam yang rahmatan lil’ alamin bukan sekadar menjadi bagian dari kurikulum, tapi akan terlihat dalam praktik sehari-hari dalam semua kegiatan di sekolah.

Sementara itu berdasarkan survei minat awal masyarakat Victoria untuk menyekolahkan anaknya di MAC, menurut Edwars, cukup tinggi. Mereka mencari sekolah yang dapat mengajarkan anak-anak mereka ilmu pengetahuan sekaligus budi pekerti secara seimbang. MAC berusaha memformulasikan keseimbangan antara akal dan hati dalam kurikulum pendidikannya.

"Salah satudokumen yang harus kita masukkan dalam proses mendapatkan izin adalah potensi jumlah siswa yang akan mendaftar. Alhamdulillah dari survei yang kita lakukan terhadap orang tua di wilayah ini menunjukkan minat yang tinggi untuk mendaftarkan anaknya ke MAC jika sekolah ini sudah beroperasi nanti," tuturnya.

"Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum dan proses pembelajaran yang kami tawarkan, InsyaAllah sesuai dengan kebutuhan mereka," ungkap Mohamed Edwars, Kepala Muhammadiyah Australia College saat menerima kunjungan Atdikbud KBRI Canberra. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Dhian Mega

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES