Kopi TIMES

Plesir Boleh, Umrah Jangan?

Jumat, 24 Desember 2021 - 01:25 | 75.37k
H. Soenarwoto, Pimpinan Ladima Tour & Travel Madiun. 
H. Soenarwoto, Pimpinan Ladima Tour & Travel Madiun. 

TIMESINDONESIA, MADIUNKECEWA. Kiranya itulah yang kini dirasakan oleh kawan-kawan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU). Kekecewaan itu karena
keberangkatan umrah perdana yang sedianya berangkat kemarin (23/12/2021) dibatalkan. Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) melarang. Pertimbangannya, demi pencegahan penyebaran virus Omicron, varian dari Covid-19 yang kini sedang menjangkit di 98 negara termasuk Indonesia.

Umrah perdana itu sebenarnya dijadwalkan keberangkatannya pada 19 Desember 2021.  Karena ada kendala, di antaranya aplikasi PeduliLindungi --untuk memferivikasi vaksinasi Covid-19 itu-- belum bisa diakses di Saudi Arabia,  keberangkatan umrah perdana itu diundur tanggal 23 Desember. Tapi, ketika kawan-kawan PPIU sudah siap memberangkatkan rombongan umrah dengan membawa sekitar 300 jamaah mendadak dibatalkan atau ditunda keberangkatannya hingga pada tahun 2022.

Tahun 2022 memang tak lama lagi datang. Tapi, kepastian tanggal dan bulannya tak jelas kapan berangkatnya umrah. Apakah Januari, Februari, Maret atau bulan-bulan kemudian. Sedangkan bulan April sudah Ramadhan dan sebulan kemudian, Mei sudah Hari Raya Idul Fitri. Umrah Ramadhan biasanya kurang diminati jamaah Indonesia. Maklum, Umrah Ramadhan harganya sangat mahal. Tarif hotel di Makkah dan Madinah pada bulan suci itu naik berkali lipat.

Mereka yang umrah di bulan Ramadhan adalah mereka yang berduit. Biasanya yang membanjiri ibadah Umrah Ramadhan adalah para keluarga pengusaha besar dan keluarga kerajaan di jazirah Arab. Seperti dari Kuwait, Qatar, Jordan, Bahrain, UEA, dan Saudi Arabia. Orang Arab selama ini memang suka memilih umrah di bulan Ramadhan. Mengingat, umrah di bulan Ramadhan seperti ibadah haji bersama Nabi Muhammad SAW. Begitu menurut haditsnya. Maka, orang Arab memilih umrah di bulan Ramadhan.

"Semoga pelarangan itu ditinjau lagi. Atau Januari atau Februari 2022 nanti sudah mengizinkan ada pemberangkatan umrah. Jangan lama-lama apalagi sampai April, karena sudah memasuki Ramadhan. Pada bulan Ramadhan biasanya sangat kecil pendaftar umrah, kecuali orang-orang yang punya duit dan beriman. Karena umrah di bulan Ramadhan itu di Saudi berlangsung musim panas, harga hotel juga melambung sangat tinggi," kata sejumlah kawan travel.

Setelah Hari Raya, sambung kawan travel, sudah harus persiapan untuk keberangkatan haji. Jika ada kuota haji untuk Indonesia tentunya.  "Oleh karena itu kawan-kawan travel ingin cepat ada keberangkatan umrah. Apalagi, pemerintah Saudi Arabia juga tetap membuka kedatangan jamaah Indonesia meski sekarang ada virus Omicron," katanya.

Saudi tetap membuka umrah, karena dianggap Omicron tak begitu bahaya seperti Delta. Asal jamaah sudah vaksin komplet dan keberangkatannya hajil PCR jamaah negatif. Juga bersedia dikarantina di Saudi jika hasil PCR jamaah positif (terpapar Omicron atau Covid-19). Selain itu bersedia mematui protokol kesehatan (prokes) selama di negaranya. Saudi.

Jamaah yang siap berangkat umrah perdana itu semuanya pun sudah divaksin komplet. Mereka juga siap dikarantina 3 hari sebelum berangkat dan siap dikarantina 10 hari saat pulang dari umrah. Bahkan, dikarantina 14 hari sesai ketentuan Nataru itu pun jamaah siap dikarantina. Asal mereka bisa pergi umrah.

Tapi, pemerintah tetap melarang rombongan umrah perdana keberangkatan 23 Desember. Ironisnya, konon masih ada WNI pergi keluar negeri. Plesir. Ini yang membuat kawan-kawan travel bertanya-tanya. Apa sebabnya Umrah perdana 23 Desember dilarang? Apakah karena Covid-19? Bukankah Indonesia sekarang lagi turun covid harian hanya sekitar 100 per hari, vaksin sudah 250 juta lebih, dan penyintas yang kebal sudah puluhan juta?

Apakah karena Omicron? Sampai sekarang belum ada kajian dari WHO dan negara manapun yang mengatakan Omicron berbahaya, dan bahkan Saudi sendiri tidak merubah kebijakan umrah karena Omicron.
Apa karena melindungi jamaah? Yang berangkat 23 Desember bukan jamaah, tapi penyelenggara yang ingin uji coba regulasi Umrah Saudi dan Indonesia?

Apa karena melindungi umat muslim Indonesia? Apa virus bisa membedakan hanya akan menyerang umat Islam  yang akan beribadah ke tanah suci saja, sedangkan orang yang tour atau pelesir tidak akan kena virus hingga tak perlu ada larangan buat mereka? Atau memang plesir boleh, umrah jangan?.

***

*) Oleh: H. Soenarwoto, Pimpinan Ladima Tour & Travel Madiun. 

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES