Kopi TIMES

Kebangkitan Nahdlatul Ulama Untuk Perdamaian Dunia

Kamis, 23 Desember 2021 - 16:01 | 64.44k
Dr.Noer Rohmah, M.PdI Pengurus Muslimat Kab. Malang Dosen STIT Ibnu Sina Malang
Dr.Noer Rohmah, M.PdI Pengurus Muslimat Kab. Malang Dosen STIT Ibnu Sina Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Organisasi Islam terbesar di dunia yang bernama Nahdlatul Ulama' (NU) ini telah menempuh perjalanan panjang dengan banyak prestasi dan sejarah hebat yang telah menjadi legacy selama hampir 100 tahun kiprahnya sejak berdiri di tahun 1926 M. Dari perjalanan panjang tersebut terjawab sudah bahwa Nahdlatul Ulama' (NU) mampu survive. Keberadaan dan kebertahanan Nahdlatul Ulama' (NU) sampai sekarang menunjukkan bahwa Nahdlatul Ulama' (NU)  sebagai organisasi Islam memiliki  peran  yang sangat besar bagi kemajuan dan peradaban Islam tidak hanya di Indonesia bahkan di Dunia, dengan semangat perjuangan yang telah digagas dan dicontohkan oleh para ulama NU terdahulu seperti KH. Hasyim Asyari, KH. Abdul Wahab Hasbulah, KH. Mustofa Bisri dan masih banyak lagi yang lainnya.

Dinamika kehidupan masyarakat menuntut revitalisasi perjuangan dan dakwah NU dengan berbagai pendekatan dan strategi agar sesuai dengan tuntutan zaman. NU saat ini dihadapkan pada berbagai macam tantangan dan perubahan. Pertanyaannya adalah bagaimana mewujudkan organisasi Nahdlatul Ulama' (NU) ke depan agar bisa tetap survive seiring dengan perjalanannya yang akan memasuki abad ke-2. Apa saja yang harus menjadi prioritas "garapan" NU?....minimal di bawah ini sebagai salah satu renungan kita bersama:

Pertama; perlu ada modernisasi dan kontektualisasi dakwah NU ke depan, artinya bahwa dakwah NU merupakan rasionalisasi pemahaman Islam dan kontekstualisasi nilai-nilai Islam ke dalam kehidupan. Rasionalisasi mengandung arti sebagai upaya menemukan substansi dan penanggalan lambang-lambang, sedangkan kontekstualisasi mengandung arti sebagai upaya pengaitan substansi tersebut dengan pelataran sosial-budaya yang ada. Dengan demikian dakwah NU baik di bidang agama, pendidikan, sosial, kesehatan, ekonomi dan bahkan politik harus senantiasa berlandaskan spirit/ ruh Islam (Alqur’an, Sunnah, dan hasil Ijtihad) dengan tetap dikonteks-kan dengan latar sosial-budaya yang ada tanpa adanya tendensi apapun.

Kedua; perlu penataan kelembagaan secara internal dalam tubuh NU. Ini artinya bahwa organisasi Nahdlatul Ulama' (NU) ini memiliki perangkat yang luar biasa mulai dari BANOM, lembaga maupun lajnah yang ada ditingkat ranting (desa) sampai tingkat pusat (ibu kota). Kesemuanya itu merupakan modal besar dan potensi luar biasa untuk efektifitas dakwah NU ke depan jika dikelola dengan baik. Semua lembaga dan lajnah yang ada di tubuh NU harus bekerja dan berdakwah demi kemajuan dan keharuman NU, bukan bekerja untuk lembaganya sendiri. Oleh karena itu masing-masing lembaga ataupun perangkat yang lain perlu ada kerja sama yang baik, perlu sinergitas program, jangan banyak konflik yang menyebabkan perpecahan dalam tubuh NU.

Ketiga; perlu penataan dan penguatan mutu SDM NU baik di jawa, di luar pulau Jawa dan bahkan diluar Negeri. Jika dilihat, sementara ini SDM NU yang cukup potensial untuk dijadikan kader andalan NU masih banyak di pulau Jawa. NU perlu menata dan menyiapkan SDM yang bermutu (minimal indikatornya adalah generasi-generasi NU yang menguasai IPTEK, Ruhani berkualitas dan memiliki semangat juang yang tinggi), dan ini harus tersebar di seluruh kepulauan Indonesia bahkan NU yang ada di luar negeri. Dengan demikian langkah dakwah NU untuk bangsa dan dunia akan mudah diwujudkan.   

Keempat; perlu peningkatan jaringan (networking). Saat ini membangun jaringan adalah suatu keniscayaan dan keharusan jika ingin tetap survival dalam kancah upaya pembangunan masyarakat yang madani. Perjuangan dan dakwah NU bukan hanya untuk warga NU tapi untuk seluruh umat di dunia ini. Karenanya upaya networking ini harus benar-benar diwujudkan, dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.

Kelima; peningkatan sosialisasi pemahaman moderasi beragama melalui berbagai pendekatan dan strategi. Hal ini penting sekali karena Indonesia adalah negara yang plural, multi etnis, multi religius. Keberagaman yang ada di Indonsia ini sangat memungkinkan sekali untuk memicu munculnya konflik. Oleh karena itu NU yang memiliki warga mayoritas di Indonesia, memiliki peran yang sangat signifikan, menjadi garda terdepan dalam mensosialisasikan pemahaman moderasi beragama sebagai salah satu upaya mewujudkan Islam Rohmatan Lil Alamiin bagi umat Islam di dunia, inilah harapan Nahdlatul Ulama untuk perdamaian dunia.

*) Penulis, Dr.Noer Rohmah, M.PdI Pengurus Muslimat Kab. Malang Dosen STIT Ibnu Sina Malang

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES