Politik

Ketua PBNU Minta Gunakan Vaksin yang Halal, Ini Tanggapan Anggota DPR RI

Jumat, 17 Desember 2021 - 23:35 | 42.86k
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo - (FOTO: Dok DPR RI)
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo - (FOTO: Dok DPR RI)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengaku enggan berpolemik terkait pernyataan atau imbauan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj agar umat Islam menggunakan vaksin Corona Virus Disease 2019 yang halal. 

"Saya tidak mau masuk dan berpolemik seputar itu, tetapi vaksin kan jumlahnya terbatas. BPOM, MUI, juga sudah mengijinkan. Pada dasarnya saya menghormati pandangan beliau, tetapi saat ini tidak ada waktu untuk memilih," jelas Rahmad Handoyo saat dihubungi TIMES Indonesia, Jumat 17 Desember 2021. 

Politisi PDI Perjuangan itu khawatir jika masyarakat diarahkan untuk memilih vaksin tertentu, sementara jumlahnya sangat terbatas, akan membuat kegaduhan baru di tengah masyarakat. Terlebih jika imbauan itu diikuti oleh kelompok masyarakat lain, yakni dengan memberikan imbauan serupa.

"Nanti kalau memilih, kemudian ada masyarakat lain memilih, kabupaten lain memilih, kan repot. Kalau jumlah vaksin banyak silahkan memilih. Saat ini yang penting adalah bagaimana vaksinasi digelar secara masif membentuk kekebalan tubuh masyarakat," kata Rahmad.

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengimbau umat Islam agar mulai saat ini menggunakan vaksin Corona Virus Disease 2019 yang halal. Imbauan kepada umat Islam dan secara khusus kepada warga nahdliyin itu disampaikan sejalan dengan terbitnya sertifikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Jangan sampai kita menggunakan vaksin yang tidak halal, atau mengandung babi, yang pasti akan masuk ke dalam tubuh kita, dan itu akan sangat panjang dampaknya. Bagaimana salat kita, bagaimana ibadah kita, kecuali dalam keadaan darurat," sebut Kiai Said. 

Menurutnya, dengan mengkonsumsi sesuatu yang tidak halal, misalnya mengandung babi, kemudian masuk ke dalam tubuh maka sama saja mengingkari apa yang sudah diperintahkan Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW. Berbeda misalnya jika kondisinya benar-benar darurat. Sebab kondisi sekarang sudah tidak lagi darurat dan ada pilihan untuk memilih vaksin yang halal.

"Sekarang sudah bukan lagi keadaan darurat, karena sudah ada pilihan yang halal, yaitu Sinovac dan Zifivax. Sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW 'kita harus memilih yang halal'," jelas Kiai Said yang saat ini duduk sebagai Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Keagamaan (LPOK) dan Wakil Presiden Organisasi Agama Sedunia. 

"Sudah jelas yang halal mana, yang haram mana. Kita harus memilih yang halal, jangan sampai kita memilih yang haram. Saya kira itu sudah pilihan yang paling tepat, dan ketentuan yang ditentukan Nabi Muhammad SAW harus kita taati, kita ikuti, tidak boleh kita dalam kehidupan ini, berperilaku semaunya sendiri," sambungnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES