Politik

Bursa Capres-Cawapres dan Kecenderungan Masyarakat pada Pilpres 2024

Jumat, 17 Desember 2021 - 19:13 | 73.14k
Pengamat Politik dari Universitas Brawijaya, Malang Wawan Sobari  S.ID., MA., Ph.D. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Pengamat Politik dari Universitas Brawijaya, Malang Wawan Sobari  S.ID., MA., Ph.D. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Figur kepala daerah hingga menteri Kabinet Indonesia Maju mendominasi hasil survei elektabilitas calon presiden dan wakil presiden (Capres-Cawapres) pada Pilpres 2024.

Kandidat potensial yang masuk kelompok kepala daerah, adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Sementara dari kalangan menteri, ada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Parawisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hingga Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.

Dari sekian nama tersebut, tiga diantaranya, yakni Prabowo, Anies dan Ganjar dijagokan untuk maju sebagai Capres 2024. Ketiganya selalu bersaing ketat untuk merebutkan posisi pertama di papan klasemen kandidat potensial.

Misalnya survei Indonesia Political Opinion (IPO) pada Sabtu, 4 Desember 2021. Dalam survei itu, elektbilitas Anies diunggulkan (21,3 persen) atas Ganjar (11,6 persen) maupun Prabowo yang posisinya tergusur dari tiga besar setelah hanya membukukan dukungan 8,4 persen.

Meski demikian, Prabowo ternyata unggul di hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis pada Minggu, 5 Desember 2021. Dari simulasi 3 nama, Prabowo berhasil memperoleh dukungan 35,5 persen dan keluar sebagai pemenang, disusul Ganjar sebesar 30,0 persen.

Sementara elektabilitas Anies yang meroket di survei IPO sedikit menurun pada hasil survei Indikator. Namun begitu, elektabilitas orang nomor 1 di DKI Jakarta itu masih tetap bertengger di 3 besar Capres potensial setelah mencatatkan dukungan sebesar 23,7 persen.

Sementara lembaga survei Development Technology Strategy (DTS) mengunggulkan Ganjar Pranowo sebagai Capres potensial di 2024. Elektabilitas Ganjar sebesar 20,4 persen mampu mengalahkan Prabowo (20,2 persen) dan Anies yang berada di angka 16,6 persen.

Faktor dan Peluang 

Kepada TIMES Indonesia, Rabu (15/12/201), Pengamat Politik dari Universitas Brawijaya, Malang Wawan Sobari  S.ID., MA., Ph.D mengatakan, ada banyak faktor mengapa elektibalitas ketiga figur Capres 2024 tersebut selalu mendominasi hasil survei.

Wawan Sobari lantas menyebut Anies sebagai contoh. Kata dia, selain kinerja, ditambah sederet prestasi yang diraih, elektabilitas Anies kemungkinan juga dipengaruhi faktor publisitas yang tinggi terkait perannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Begitu juga dengan peluang Anies mendapat dukungan dari partai sebagai kendaraan politik menuju Pilpres 2024 juga sangat terbuka lebar. "Menurut saya, figur seperti Anies dengan capaian-capaiannya di Jakarta tidak akan sulit untuk mendapat dukungan partai politik," ucapnya.

Terlepas dari sinyal dukungan Partai NasDem, Anies demikian kata Wawan Sobari, juga memiliki peluang mendapat dukungan dari partai politik lain, seperti Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.

"Kalau kemarin NasDem membuka kesempatan kepada Anies untuk ikut konvensi, meskipun keputusan tetap berada di tangan (Ketua Umum) Pak Surya Paloh. Nah, kalau Demokrat meyodorkan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) sebagai Cawapres, Anies tinggal merangkul Parpol yang lain," urai Wawan Sobari.

Dia lantas menyinggung hasil survei yang dirilis Indopol Survey and Consulting pada Minggu, 12 Desember 2021 kemarin. Merujuk temuan terbaru Indopol tersebut, Anies dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merupakan figur capres yang nyetel dipasangkan dengan siapa pun cawapresnya.

"Bahwa hasil surveinya Indopol yang dirilis kemarin itu menarik, meskipun masih di atas 50 persen yang belum berpendapat. Tapi dari survei itu menunjukkan ada beberapa figur ketika dipasangkan dengan siapa pun bagus, yaitu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo," ungkap Wawan.

Diketahui, Indopol merilis hasil survei terbaru pada Minggu, 12 Desember 2021. Dalam surveinya, Indopol melakukan simulasi pasangan capres-cawapres yang diprediksi bakal ikut maju pada Pilpres 2024.

Dalam simulasinya, Anies diduetkan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melawan Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Ketua DPR RI Puan Maharani dan pasangan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan mantan Panglima TNI Jenderal (Pur) Gatot Nurmantyo.

Hasilnya, pasangan Anies-AHY memperoleh dukungan mayoritas sebesar 22,85 persen, mengungguli pasangan Prabowo-Puan yang hanya didukung oleh 18,46 persen responden. Adapun, tingkat keterpilihan pasangan Airlangga-Gatot Nurmantyo hanya berada di angka 5,37 persen.

"Anies ini bisa ngangkat yang lain. Seperti ketika dipasangkan dengan Airlangga, apalagi ketika Anies dipasagkan dengan Sandiaga S Uno (Menteri Parawisata dan Ekonomi Kreatif) dan AHY itu sangat ngangkat (elektabilitasnya)," paparnya.

Situasi berbeda dialami Prabowo. Ketua Umum Partai Gerindra itu ketika dipasangkan dengan Ketua DPR RI Puan Maharani, elektabilitasnya justru merosot. "Nah kalau Pak Prabowo benar-benar serius ingin menang (Pilpres 2024) mau gak mau harus menggandeng figur muda sebagai daya ungkit." tutur Wawan Sobari.

Kecenderungan Masyarakat pada Pilpres 2024

Masih merujuk hasil survei, Wawan Sobari yang juga Dosen Bidang Politik Kreatif Universitas Brawijaya tersebut melihat, masyarakat memiliki kecenderungan untuk memilih Capres 2024 yang memiliki latar belakang kepala daerah. 

"Tren Pilpres 2024 sepertinya masyakarat lebih suka dengan Capres yang memiliki latar belakang kepala daerah sebagaimana Jokowi (Joko Widodo) di Pilpres 2014 dulu. Pak Jokowi dulu, karir beliau kan mulai dari Wali Kota Solo, lalu Gubernur DKI dan jadi Presiden," tuturnya.

Pernyataan Wawan Sobari ini dikuatkan oleh hasil penelitian Citra Nusantara Network terkait latar belakang tokoh politik yang paling disukai masyarakat untuk menjadi Capres pada Pilpres 2024. Hasil penelitian ini dirilis pada Selasa, 30 November 2021.

Dalam penelitian bertajuk "Mengukur Preferensi Publik terhadap Parpol dan Tokoh terkait Dinamika Politik Nasional" ini dilakukan kepada 2010 responden terpilih. Para responden berusia di atas 17 tahun dan tersebar secara proposional di 34 provinsi di seluruh Indonesia sesuai dengan data pemilih pada Pilpres 2019.

Dari empat latar belakang yang sudah ditentukan, 30,9 persen dari responden memilih kepala daerah dan menteri yang dianggap terbukti bisa memimpin untuk menjadi calon presiden dan wakil presiden.

Kemudian, 30,2 persen memilih tokoh dengan latar belakang militer atau kepolisian. Adapun kader partai politik yang dinilai mempunyai pengaruh dan kekuatan politik dipilih oleh 12,8 persen responden, kalangan profesional sebanyak 17,2 persen dan 8,9 persen lainnya tidak memilih.

"Kalau saya melihat, sebelum menjadi pemimpin nasional, memang harus punya pengalaman memimpin daerah yang paham dengan problem lokal," demikian Wawan Sobari terkait Pilpres 2024. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES