Indonesia Positif

Pemuda Kabat Banyuwangi Borong Arak Toko Miras Banyu Urip

Kamis, 16 Desember 2021 - 21:18 | 438.69k
Pemuda Kabat menyerahkan miras jenis arak yang dibeli dari toko miras ‘Banyu Urip’ di Dusun Laban Sukadi, Desa Laban Asem, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, ke Polsek Kabat. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
Pemuda Kabat menyerahkan miras jenis arak yang dibeli dari toko miras ‘Banyu Urip’ di Dusun Laban Sukadi, Desa Laban Asem, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, ke Polsek Kabat. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Puluhan pemuda memborong arak di toko miras Banyu Urip, Dusun Laban Sukadi, Desa Laban Asem, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (16/12/2021). Bukan untuk konsumsi, minuman memabukan tanpa merek tersebut sebagian ditumpahkan ke tanah. Sisanya diserahkan ke Polsek Kabat sebagai barang bukti pengaduan.

“Ini adalah aksi keprihatinan terhadap keberadaan toko miras dikampung kami,” ucap Irwanto.

Irwanto adalah pemuda Desa Laban Asem. Dalam aksi ini dia didampingi pemuda lintas elemen dari wilayah Kecamatan Kabat.

Pemuda yang juga Ketua ISNU Kecamatan Kabat ini mengatakan keberadaan toko miras ‘Banyu Urip’ di Desa Laban Asem sudah sangat meresahkan. Imbasnya bukan hanya kalangan pemuda yang mendadak jadi penikmat minuman memabukan, tapi juga kalangan santri.

“Toko miras Banyu Urip ini berdiri tak jauh dari sekolah dan pondok pesantren,” jelasnya.

Karena banyak anak dan santri yang jadi korban, lanjut Irwanto, sejak bulan November lalu warga kompak melakukan penolakan. Bahkan Pemerintah Desa Laban Asem telah melakukan hearing di DPRD Banyuwangi. Hasilnya dewan merekomendasikan agar toko miras ditutup.

Satpol PP pun telah melakukan tindak lanjut dengan melakukan penyegelan. Namun entah bagaimana kini toko miras Banyu Urip kembali buka.

"Hari ini kita membeli miras jenis arak dan menumpahkan ke tanah sebagai bentuk keprihatinan. Arak dengan kemasan botol isi 600 mililiter kami beli seharga Rp30 ribu per botol,” ungkap Irwanto.

Sementara beberapa botol miras jenis arak lainnya, dibawa ke Polsek Kabat sebagai barang bukti pengaduan. Penyerahan sejumlah botol miras jenis arak tersebut juga disaksikan Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Kabat, Jarwani.

Koordinator Pemuda Pemudi Selingkar Kabat, Febri Ardiansyah menambahkan. Aksi ini sengaja dilakukan sebagai klimaks kekecewaan masyarakat Desa Laban Asem serta pemuda di wilayah Kecamatan Kabat. Dimana tradisi religius masyarakat Kecamatan Kabat seakan diabaikan begitu saja dengan keberadaan toko miras Banyu Urip serta toko lainnya.

“Yang paling memancing reaksi pemuda dan masyarakat Kabat adalah adanya gerakan massa pembela toko miras tersebut yang menggeruduk kantor Satpol PP. Gerakan tersebut sangat melukai hati kami,” ucapnya.

Dalam upaya menolak keberadaan toko miras Banyu Uripdan sejumlah toko miras lain di Kecamatan Kabat, rencananya kalangan pemuda akan terus bergerak. Tujuan utamanya untuk menjaga marwah Kecamatan Kabat sebagai kecamatan religius di Banyuwangi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES