News Commerce

Cerita Sukses Ditasari Jadi Pengusaha Lilin Aromaterapi

Selasa, 14 Desember 2021 - 18:18 | 257.11k
Pelaku bisnis Lilin Aromaterapi, Ditasari Purboningtyas. (Foto: Instagram Ditasari)
Pelaku bisnis Lilin Aromaterapi, Ditasari Purboningtyas. (Foto: Instagram Ditasari)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Anak kedua dari dua bersaudara bernama lengkap Ditasari Purboningtyas itu kini menjadi calon pengusaha sukses Tulungagung hanya lewat jualan lilin aromaterapi. Di usianya yang bisa terbilang cukup muda yakni 24 tahun, Dita mampu mendobrak sterotip masyarakat tentang dirinya.

Dita lulus dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya tahun 2020. Ia bukan merupakan seorang mahasiswi pandai, bahkan cenderung malas. Saat lulus kuliah ia tak memilih mencari kerja seperti lulusan pada umumnya, ia justru memilih mengembangkan bisnis.

"Kalau mulai berbisnis sebenarnya, bisnis kecil-kecilan itu SMP, lewat Facebook. Itu jual jam tangan ada kacamata. Lanjut SMA jual Flower Crown," ujar Dita, Selasa (14/12/2021).

Saat kuliah ia pun mulai berjualan baju lewat online, untungnya cukup untuk biaya hidup di Malang. Namun, karena kendala tugas kuliah yang tak sedikit, ia sempat berhenti.

Lalu pada semester 4 kuliah, Dita melanjutkan bisnisnya dan mulai serius. Saat itu, ia meminta modal Rp5 juta kepada orang tuanya.

"Aku mau serius bisnis, jadi aku minta bapakku 5 juta, tapi aku gak mau dikirim-kirim lagi setiap bulan. Dari 5 juta itu 1,5 juta buat aku hidup satu bulan. Sisanya buat modal jualan skin care Korea," kata Dita.

Lilin.jpgProduk Lilin aromaterapi, Madame Berdin. (Foto: Ditasari for TIMES Indonesia).

Dari modal tersebut ia pun tak lagi minta uang bulanan kepada orang tuanya. Bahkan segala kebutuhan hidup dan kebutuhan kuliah sampai lulus, ia mampu penuhi sendiri.

Di tahun 2020 saat ia lulus kuliah, Dita kembali ke Tulungagung. Namun, penghasilannya mulai menurun karena banyak pelanggannya yang berasal dari Malang, sementara ia sendiri belum bisa memenuhi permintaan pelanggannya yang berada di Malang.

Ia pun beralih menjual lilin aromaterapi. Ide ini tak sengaja ia dapat saat momen Hari Belanja Online Nasional, karena ia melihat banyak orang berminat dengan lilin aromaterapi, ia pun mulai membuat lilin aromaterapi dengan merek dagang Madame Berdin yang bermodalkan hanya Rp400 ribu.

"Kenapa aku milih lilin karena ini kan kategori lifestyle, jadi aku mikirnya, kalau lifestyle orang itu pasti mau ngeluarin duit. Juga kan aku suka mager, kalau mageran itu kalau pakai lilin aroma terapi, ruangan ada aroma-aromanya enak, jadi bisa nemenin orang relaxasi," ungkapnya.

Apalagi kata Dita, di akhir bulan Desember 2020, brand lokal yang menjual lilin aromaterapi juga tak banyak. Ia menjual lilin aroma terapinya itu lewat e-commerce dan media sosial Instagram.

Lilin-2.jpgProduk Lilin aromaterapi, Madame Berdin. (Foto: Ditasari for TIMES Indonesia).

"Untuk bisa mempertahankan customer, aku pakai strategi varian aromanya. Aku punya 24 varian aroma," urai Dita.

Tak hanya sekedar berjualan, Dita juga punya strategi pemasaran. Ia pun menggandeng seleb TikTok untuk mempromosikan bisnisnya. "Waktu itu harga seleb TikTok itu 35 ribu rupiah, jadi satu bulan setelah dia posting di TikTok itu baru FYP," jelasnya.

Selain itu, Dita juga memasang iklan di E-commerce setiap Sabtu sore. Ia hanya memasang iklan Rp25 ribu.

Dengan berbagai strategi bisnis tersebut, bisnisnya berlahan mulai berkembang. Di bulan Maret 2021, orderannya pun membeludak bahkan ia bisa menerima ratusan orderan. Karena saat itu, ada event 3.3 dari e-commerce.

"Perhari orderan itu biasanya 150 sampai 250. Kalau untuk event seperti Idul Fitri dan Natal seperti sekarang bisa sampai 3.000 orderan," terang Dita.

Hingga kini, bisnisnya sudah sangat berkembang. Ia telah memiliki 8 orang karyawan yang membantunya.

Sistem penjualannya sendiri, ia membuka reseller untuk satu kota. Ke depan ia akan mengembangkan produk aroma terapi seperti essential oil dan difuser.

Ditasari berpesan kepada siapapun yang ingin memulai bisnis, terutama yang seumuran dengannya untuk tidak takut memulai dan tidak banyak berfikir. "Kalau ada ide mulai aja dulu, kalau kebanyakan nimbang-nimbang pasti gak jadi karena takut sama risikonya, kalau mau sukses ya harus keluar dari zona nyaman," ucapnya.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES