Peristiwa Internasional

WHO Rilis Penelitian Terbaru, 500 Juta Orang Jatuh Miskin Akibat Pandemi Covid-19

Senin, 13 Desember 2021 - 20:24 | 23.82k
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus saat menyampaikan keterangan pers Secara Virtual di kantornya. (Foto: Dokumen/ Kompas)
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus saat menyampaikan keterangan pers Secara Virtual di kantornya. (Foto: Dokumen/ Kompas)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menuturkan bahwa lebih dari 500.000 juta orang secara global terjatuh ke dalam kemiskinan ekstrem tahun 2021.

Menurutnya, penyebab utama kemiskinan ekstrem tersebut, karena membayar biaya kesehatan dari kantong sendiri saat puncak pandemi Covid-19.

Seperti dilaporkan Reuters, masalah kemiskinan ekstrem itu diungkap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Bank Dunia pada Senin (13/12/2021). Data ini menjadi acuan seluruh negara di dunia, dalam melakukan evaluasi layanan masyarakat.

“Semua pemerintah harus segera melanjutkan dan mempercepat upaya untuk memastikan setiap warganya dapat mengakses layanan kesehatan tanpa takut akan konsekuensi keuangan,” ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jakarta, Senin (13/12/2021).

Tedros melanjutkan, pandemi covid-19 mengganggu layanan kesehatan secara global dan memicu krisis ekonomi terburuk sejak 1930-an, sehingga semakin sulit bagi orang untuk membayar perawatan kesehatan, menurut pernyataan bersama dari kedua organisasi.

Dia mendesak pemerintah untuk meningkatkan fokus mereka pada sistem perawatan kesehatan dan tetap berada di jalur menuju cakupan kesehatan universal. Sistem kesehatan didefinisikan WHO sebagai semua orang yang mendapatkan akses ke layanan kesehatan yang dibutuhkan tanpa kesulitan keuangan.

Dalam kesempatan yang berbeda, direktur global untuk kesehatan, nutrisi dan populasi di Bank Dunia mengatakan, perawatan kesehatan adalah masalah politik utama di Amerika Serikat, salah satu dari sedikit negara industri yang tidak memiliki perlindungan universal bagi warganya.

Sedangkan, secara global, pandemi Covid-19 memperburuk keadaan dan cakupan imunisasi turun untuk pertama kalinya dalam 10 tahun, dengan kematian akibat tuberkulosis dan malaria meningkat.

“Dalam ruang fiskal yang terbatas, pemerintah harus membuat pilihan sulit untuk melindungi dan meningkatkan anggaran kesehatan,” pungkas Juan Pablo Uribe. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES