Peristiwa Daerah

Begini Urgensi Moderasi Beragama Pada Perempuan

Sabtu, 11 Desember 2021 - 17:41 | 54.34k
Kegiatan sarasehan yang dipelopori oleh forum SILA EMAS Jember. (FOTO: Permata for TIMES Indonesia)
Kegiatan sarasehan yang dipelopori oleh forum SILA EMAS Jember. (FOTO: Permata for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Indonesia sampai saat ini tidak pernah sepi dari kasus intoleransi, tidak hanya laki-laki saja yang terlibat di dalamnya, melainkan juga perempuan. Berkaitan dengan hal tersebut, Forum Silaturahmi Lintas Agama dan Elemen Masyarakat (SILA EMAS Jember) menggelar Sarasehan Perempuan Antar Agama (Permata), yang merupakan suatu komunitas untuk mewujudkan ramah perempuan serta perempuan pelopor anti radikalisme.

Bertajuk Urgensi Moderasi Beragama pada Perempuan dalam Melahirkan Generasi yang  Toleran, Ignatius Sumarwiadi, ketua SILA EMAS Jember, melalui kegiatan ini ingin mewujudkan kebhinekaan didalam perbedaan keagamaan yang merupakan realitas bangsa.

"Semoga forum Permata tidak berhenti sampai disini, terus bersinergi untuk terus mengembangkan bagaimana hidup bersama didalam perbedaan agama," terang ketua SILA EMAS, Sabtu (11/12/2021).

Sementara itu, turut hadir, Hari Putri Lestari, anggota Komisi E DPRD Jawa Timur mengungkapkan keutamaan dalam moderasi beragama adalah keadilan dan keseimbangan.

"Faktor utama radikalisme itu karena keyakinan agama yang merasa paling benar ada juga kemasan politis, dan juga tunggangan untuk ekonomi," ungkap Tari, sapaan akrab anggota Komisi E DPRD Jatim ini.

Menurutnya, perempuan berpotensi menjadi agen perdamaian dan menjadi benteng penjaga kemajemukan bangsa dari ancaman intoleransi dan radikalisme.

"Forum ini merupakan salah satu penguatan peran perempuan. Jangan sampai memberi ruang sekecil apapun terhadap radikalisme. Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini dan mari sama-sama kita bergandengan tangan, saling mendukung, demi kebaikan khususnya di kabupaten Jember," terang Tari.

Dalam keluarga, lanjutnya, peran perempuan atau ibu dinilai sangat penting untuk mengajarkan toleransi, karena, ibu merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya.

"Jika ibu tidak memiliki pemikiran yang moderat atau toleran, maka akan berdampak bagi generasi kedepannya," ujar Tari.

Lebih lanjut ia juga membeberkan tindakan preventif yang dilakukan apabila menemukan sikap intoleran dimasyarakat, yaitu segera sampaikan ke pihak yang berwenang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES