Pendidikan

Peran 3 Platform Media Digital dalam Pengembangan Sistem Promosi MBKM Dikenalkan di UM

Kamis, 09 Desember 2021 - 16:52 | 66.30k
Corporate and Development Director TIMES Indonesia, Sri Widji Wahyuning Utami saat memberikan paparan di Workshop pengembangan promosi MBKM di The Shalimar Boutiqe Hotel, Kamis (9/12/2021). (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Corporate and Development Director TIMES Indonesia, Sri Widji Wahyuning Utami saat memberikan paparan di Workshop pengembangan promosi MBKM di The Shalimar Boutiqe Hotel, Kamis (9/12/2021). (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Pengenalan tiga peran platform media digital dalam pengembangan promosi MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) Universitas Negeri Malang (UM) nampak jelas tersaji dalam kegiatan workshop yang diadakan UM di The Shalimar Boutiqe Hotel Malang, Kamis (9/12/2021).

Pengenalan tersebut pun dipaparkan oleh pemateri utama, yakni Corporate and Development Director TIMES Indonesia, Sri Widji Wahyuning Utami.

Perempuan yang akran disapa Naning tersebut menjelaskan terdapat tiga platform media digital yang penting diketahui, yakni Media Indie (Website pribadi/blog), Media Sosial dan juga Media Mainstream.

Sri Widji Wahyuning b

Dalam perannya, tiga platform media tersebut memiliki kegunaan masing-masing dalam kebutuhannya. Untuk media indie dan media sosial, memiliki peran yang hampir sama, yakni berbasis informasi pribadi yang disebarkan ke khalayak umum.

"Tapi tentu dari keduanya hanya berbasis informasi tidak cover both side. Itu pun jika ada kekeliruan, seperti halnya yang diinformasikan hoaks, menjadi tanggung jawab masing-masing individu," ujar Naning.

Khusus bagi media sosial, sebagai platform yang terbilang kini menjadi raksasa penguasa dunia, tentu harus memiliki filter.

Sri-Widji-Wahyuning-Utami.jpg

Terlebih, gaya hidup masyarakat kini yang di mana-mana digital atau handphone menjadi kebutuhan utama, sebagai penerima informasi harus bisa memverifikasi secara pasti agar tak menelan informasi secara mentah dan langsung disebarkan.

"Ketika kita mendapat video dari media sosial, pasti kita masih bertanya-tanya, ini benar atau tidak. Informasi yang belum terverifikasi menjadi catatan plus minusnya," ungkapnya.

Tentu dalam verifikasi tersebut, lanjut Naning, kita bisa memanfaatkan media mainstream yang bisa menjadi sebuah berita yang pasti terverifikasi melalui narasumber yang tepat dan memiliki etika jurnalistik yang tetap.

Sri-Widji-Wahyuning-Utami-2.jpg

"Kita harus manfaatkan dengan bijak. Ketika informasi atau pemberitaan sudah termuat di media mainstream, silahkan di viralkan melalui media sosial ataupun media indie. Ini kata kunci yang harus kita pahami," tegasnya.

Di sisi lain, membeberkan tentang media mainstream, Naning menyebutkan beberapa hal penting, yakni mindset yang ada dalam media mainstream adalah 'bad news is a good news and neutral is a good news'.

Mindset tersebut yang selama ini memang teridentifikasi oleh Google, harus diubah. Bagaimana good news is a good news harus bisa lebih terlihat, khususnya di algoritma Google sebagai platform utama. Hal itulah yang menjadi dasar peran dari media TIMES Indonesia yang penting diketahui dan diimplementasikan dengan baik.

Sri-Widji-Wahyuning-Utami-3.jpg

"Contoh seperti ada mahasiswa UM yang memiliki kesempatan berkuliah di luar negeri dan berprestasi. Ini harus diangkat. Kita membangun jejak digital yang positif. Prinsip kita, memberi konten building, inspiring and positive thinking," tuturnya.

TIMES Indonesia yang menjadi satu dari 20 media nasional yang bekerjasama dengan Google dalam program Cek Fakta, memberi contoh baik bahwa selama ini para pembaca tak boleh sekedar menelan mentah-mentah informasi yang diterima.

"Coba kita terus gaungkan kesadaran informasi baik, khususnya tentang UM. Kita banjiri di halaman google dengan berita positif dan berita kebenaran (bukan hoaks)," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Sub Pengembangan Pembelajaran Transdisipliner LP3 UM dan juga sebagai ketua penyelenggaran kegiatan workshop pengembangan sistem promosi MBKM, Siti Muniroh menjelaskan bahwa kegiatan tersebut sebagai rangkaian kegiatan pengembangan pembelajaran P3T.

Sri-Widji-Wahyuning-Utami-4.jpg

"Kita kan juga mengembangkan web series. Sekarang kita mengembangkan sistem promosi agar praktek MBKM yang di lakukan mahasiswa UM secara umum bisa tersebar luas," katanya.

UM yang memiliki media indie dan media sosial, dengan adanya workshop tersebut, berkeinginan bisa melakukan kolaborasi dengan TIMES Indonesia untuk bisa menggabungkan ke tiga platform media digital yang ada.

"Kami ingin kerjasama dengan TIMES Indonesia ya. Terutama, karena saya yang mengurusi MBKM, nanti berita MBKM bisa semakin tersebar luas melalui TIMES Indonesia. Jika tersebar juga bisa menumbuhkan kesadaran kepada mahasiswa bahwa MBKM itu ternyata penting," jelasnya.

Ia pun mengakui, dengan adanya workshop tersebut bisa belajar banyak, terutama tentang penulisan yang baik dan benar. Tentu kedepan, ia akan mengimplementasikan melalui website yang UM miliki.

"Belajar banyak ya tentang mengisi konsten. Kita kan ada website dan media sosial. Jadi selama ini kita menulis apa yang kita tahu. Kedepan melalui konsep jurnalisme akan kita terapkan dalam menyampaikan informasi," pungkas Kepala Sub Pengembangan Pembelajaran Transdisipliner LP3 UM. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES