Peristiwa Nasional

Duta Besar Amerika, Jepang dan Tiongkok Apresiasi Buku Moderasi Beragama

Kamis, 09 Desember 2021 - 11:00 | 25.96k
Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket, Duta Besar Amerika Serikat diwakili Greg Bauer saat hadir di Acara peluncuran Buku Moderasi beragama yang digelar oleh Kementerian Agama RI (foto: Dokumen/Kemenag)
Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket, Duta Besar Amerika Serikat diwakili Greg Bauer saat hadir di Acara peluncuran Buku Moderasi beragama yang digelar oleh Kementerian Agama RI (foto: Dokumen/Kemenag)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Peluncuran buku Moderasi Beragama dalam 3 bahasa (Inggris, Arab, Mandarin) oleh Pemerintah Indonesia, Rabu (8/12/2021) dihadiri sejumlah duta besar negara sahabat. Antara lain Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket, Duta Besar Amerika Serikat diwakili Greg Bauer, Duta Besar Tiongkok, Duta Besar Mesir, dan perwakilan konjen negara-negara sahabat.

Apreasiasi datang dari Dubes AS diwakili Greg Bauer yang menyatakan sudah menunggu lama hadirnya terjemahan buku Moderasi Beragama berbahasa Inggris. Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket, mengapresiasi terbitnya buku Moderasi Beragama 3 bahasa ini khususnya bahasa Inggris agar bisa ikut menyuarakan perdamaian di dunia.

Kedubes Tiongkok juga mengapresiasi Moderasi Agama dalam 3 bahasa ini khususnya yang berbahasa Tiongkok agar bisa dipahami oleh masyakat terkait nilai-nilai kearifan yang ada di Indonesia. 

“Kami sudah menunggu lama hadirnya terjemahan buku Moderasi Beragama yang berbahasa Inggris. Sebenarnya pihak Kedubes AS sudah mengetahui keberadaan buku ini setahun sebelumnya dan menunggu bukunya hadir dalam bahasa Inggris agar bisa disebarkan lebih luas lagi,” ujar Greg Bauer di Jakarta, Kamis (9/12/2021).

Para Kedubes berharap dalam setiap acara internasional buku Moderasi Beragama 3 bahasa ini hadir dan menjadi salah satu alat untuk spirit perdamaian yang bisa disuarakan di tingkat global.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan (Kaban) Litbang Diklat Kemenag Achmad Gunaryo mengatakan, Moderasi Beragama merupakan spirit nilai-nilai kearifan Indonesia yang meramu dan meracik keberagaman yang ada di Indonesia sehingga sampai kini masih menjadi sebuah bangsa yang rukun, damai, dan toleran.

Achmad mengatakan bukan hanya masyarakat Indonesia yang membutuhkan Moderasi Beragama, akan tetapi juga warga dunia. Oleh karena itu, dia berharap peluncuran ini menjadi sinyal Indonesia bisa menjadi bapak moderasi beragama Dunia.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan (Kaban) Litbang Diklat Kemenag Achmad Gunaryo mengatakan, Moderasi Beragama merupakan spirit nilai-nilai kearifan Indonesia yang meramu dan meracik keberagaman yang ada di Indonesia sehingga sampai kini masih menjadi sebuah bangsa yang rukun, damai, dan toleran. Menurutnya, bukan hanya masyarakat Indonesia yang membutuhkan Moderasi Beragama, akan tetapi juga warga dunia. Oleh karena itu, dia berharap peluncuran ini menjadi sinyal Indonesia bisa menjadi bapak moderasi beragama Dunia.

Hal tersebut dikatakan Kaban Gunaryo saat membuka resmi peluncuran buku Moderasi Beragama 3 bahasa (Inggris, Arab, Mandarin) yang diinisiasi Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (BALK) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.

Acara ini dirangkai dengan International Seminar & Expose on Religious Harmony bertema Diplomasi Moderasi Bergama untuk Perdamaian Dunia: Peran Strategis Indonesia dalam Mempromosikan Moderasi Beragama di Tingkat Global yang digelar di Swiss BelHotel Rainforest Kuta, Bali, Selasa - Sabtu 8-12 Desember 2021.

“Melalui berbagai forum dunia, Indonesia bisa menjadi contoh dalam mengembangkan Moderasi Beragama untuk menciptakan kerukunan, harmoni sosial di antara masyarakat yang beraneka ragam, dan perdamaian dunia,” tegas Gunaryo.

“Jadi, Moderasi Beragama bukan hanya kebutuhan masyarakat Indonesia, tapi sudah menjadi kebutuhan dunia seluruhnya,” sambung Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang ini.

Dalam tingkat global, lanjut dia, melalui momentum setelah Indonesia menerima estafet Presidensi G-20 Indonesia memiliki peran strategis baik baik di tingkat regional, kawasan dan global.

“Sebagai negara Muslim terbesar dalam G-20, Indonesia harus mengambil peran prakarsa untuk menciptakan perdamaian antarnegara, terutama di dunia Islam yang mengalami krisis serius, selain peran ekonomi yang bisa membawa dampak positif bagi kepentingan nasional Indonesia,” kata Kaban.

Mantan Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Setjen Kemenag ini menambahkan, Kemenag telah menyusun untuk pertama kalinya buku Moderasi Beragama pada tahun 2019. Tujuan penyusunan buku ini sebagai panduan kebijakan dalam rangka mengarusutamakan cara beragama yang moderat, sebuah istilah yang menjadi lawan kata dari ekstremisme.

“Moderasi Beragama telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang disusun oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas),” ungkap Kaban.

Melalui Perpres 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024, dinyatakan bahwa program prioritas memperkuat Moderasi Beragama yang bertujuan untuk mengukuhkan toleransi, kerukunan dan harmoni sosial, menjadi tanggung jawab Kemenag. Moderasi Beragama dapat menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi kebudayaan dalam memajukan sumber daya manusia Indonesia.

Selain para dubes, kegiatan yang dijadwalkan selama 5 hari ini, 7-11 Desember 2021 ini juga dihadiri perwakilan majelis-majelis agama, ormas keagamaan, lembaga keagamaan di Provinsi Bali, para kepala kanwil Kemenag provinsi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES