Ekonomi

Dukung Pertanian Berkelanjutan, KPw BI Jember Ajarkan Petani Ecofarming

Kamis, 09 Desember 2021 - 10:11 | 98.83k
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember Hestu Wibowo, bersama Gapoktan Rukun Tani, Desa Segobang, Kecamatan Licin, KPwBI Jember berhasil melakukan panen perdana demplot padi MA II. (Humas BI for TIMES Indonesia).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember Hestu Wibowo, bersama Gapoktan Rukun Tani, Desa Segobang, Kecamatan Licin, KPwBI Jember berhasil melakukan panen perdana demplot padi MA II. (Humas BI for TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, JEMBER – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kabupaten Jember (Kpw BI Jember) bekerjasama dengan Pemkab Banyuwangi dan pemangku kepentingan lainnya melaksanakan program klaster padi sawah organik dengan sasaran program di Desa Segobang, Kecamatan Licin. 

Pengembangan klaster ini, bertujuan untuk mendorong percepatan peningkatan produksi, pengolahan pasca panen, dan perluasan akses pasar serta pemanfaatan teknologi. Dan kini bersama Gapoktan Rukun Tani, Desa Segobang, Kecamatan Licin, KPwBI Jember berhasil melakukan panen perdana demplot padi MA II.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember Hestu Wibowo mengungkapkan bahwa, melalui program pengembangan klaster ketahanan pangan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas UMKM untuk memperkecil gap antara supply dan demand sehingga meminimalisir tekanan harga yang mendorong inflasi.

Hestu Wibowo b

"Sejak 2006 Bank Indonesia mulai mengembangkan klaster UMKM produsen komoditas unggulan daerah maupun komoditas ekspor. Program ini bertujuan meningkatkan kinerja UMKM yang tergabung dalam klaster, sehingga pada waktunya dapat berdampak pada peningkatan perekonomian daerah," tutur Hestu, dalam rilis yang diterima TIMES Indonesia pada Kamis (4/12/2021).

Sejalan dengan perkembangan arah kebijakan Bank Indonesia, pengembangan klaster kini lebih diarahkan pada upaya meningkatkan supply komoditas penunjang ketahanan pangan, khususnya komoditas volatile food. 

"Hal ini tak lain sebagai salah satu upaya Bank Indonesia dalam mendukung pengendalian inflasi. Di samping pengendalian inflasi, pengembangan klaster ketahanan pangan juga ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah pelaku usaha dan meningkatkan keuangan inklusif," ujarnya.  

Berbagai strategi pengembangan klaster yang diupayakan, kata Hestu, diarahkan pada peningkatan produktivitas (higher productivity), peningkatan akses pasar (market oriented), serta peningkatan kualitas dan nilai tambah (higher value added) dengan melibatkan seluruh aktor utama yang terhubung dalam rantai nilai (perusahaan input, petani/peternak, kelompok tani, kelompok ternak, pengumpul, pengolah, pedagang, pasar).

“Melalui implementasi inovasi budidaya yang lebih baik (organik) ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah terhadap komoditas yang dihasilkan. Sehingga, komoditas melalui budidaya organik memiliki nilai jual lebih dibandingkan dengan komoditas biasa,” tutur Hestu.

Sebagai upaya implementasi strategi tersebut, lanjutnya, Bank Indonesia berupaya untuk mengenalkan budidaya organik melalui fasilitasi Integrated Ecofarming Berbasis MA 11 dan Implementasi Smart Farming didampingi oleh Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi M.Eng beserta tim.

"Melalui fasilitasi ini, ke depan diharapkan petani dapat mengimplementasikan pertanian atau peternakan berbasis organik yang pada gilirannya dapat memberikan dampak terhadap peningkatan produksi, peningkatan akses pasar, dan peningkatan kualitas dan nilai tambah," katanya. 

Menurutnya, peningkatan rata-rata pendapatan petani atau pun peternak yang disebabkan peningkatan jumlah dan kualitas produksi, serta penetapan harga yang lebih baik dapat dicapai. 

Hestu Wibowo c

Pengembangan klaster padi sawah organik di lokasi ini dilakukan melalui pengembangan demplot pertanian terintegrasi padi sawah dan peternakan sapi secara terukur dengan sistem digital (integrated digital eco farming), yang merupakan sistem pertanian terintegrasi dengan peternakan melalui pemanfaatan limbah ternak untuk kebutuhan pembuatan pupuk dengan teknologi MA-11 dan pemanfaatan limbah pertanian untuk pakan ternak.

Sementara itu, Tenaga Ahli Khusus Bank Indonesia Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi M.Eng menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi digital dilakukan untuk mempermudah petani untuk menentukan masa panen, perkiraan cuaca, kondisi tanah dan faktor pendukung produksi lainnya sehingga dapat mengoptimalkan hasil produksi dengan cara mempermudah rantai proses produksi. 

Panen dengan teknologi pertanian terintegrasi total organik MA 11, kata Nugroho bisa menekan biaya pengeluaran hingga 70 persen, dan bisa menaikkan hasil minimal hingga 200 persen atau dua kali lipat. 

”Jika menggunakan pupuk kimia hasil panen hanya 5 ton, dengan sistem ini hasil panen bisa mencapai hampir 11 ton,” katanya.  

Tidak hanya hasil panen, sistem pertanian ini juga berkelanjutan yakni tanah-tanah yang digunakan semakin lama akan semakin bagus dan lebih subur. Disisi lain sistem ini juga membangun multi player efek, yakni jika petani panen padi maka jerami padi juga bisa digunakan untuk paken ternak.

 “Dalam teknologi jerami bisa menghasilkan superfit dengan cara dicacah lembut dan mampu meningkatkan berat badan ternak sapi. Kemudian sapi juga bisa menghasilkan pupuk dari kotorannya yang difermentasi untuk pupuk padi. Jadi saling menguntungkan,” terangnya.

Camat Licin Sri Widiyanto turut memberikan apresiasi terhadap keberhasilan Gapoktan Rukun Tani dalam budidaya tanaman pangan organik berbasis pertanian terintegrasi dengan teknologi MA 11 ini. 

“Di saat petani diwilayah lain sulit untuk mendapatkan teknologi terbaru, namun Desa Segobang sudah mampu panen dengan produktifitas yang berlipat. Oleh sebab itu, saya berharap petani lain dapat belajar di Segobang ini,” ujar mantan Sekcam Banyuwangi ini.

Terpisah, Ketua Gapoktan Rukun Tani Mahsun mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia Jember atas kesempatan budidaya tanaman pangan organik berbasis pertanian terintegrasi dengan teknologi MA 11 ini. Sejak pelatihan yang digelar pada bulan April 2021 lalu hingga masa panen ini Gapoktan Rukun Tani Desa Segobang Kecamatan Licin tidak hanya mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat namun juga peningkatan produktivitas hasil panen. 

“Dulu sebelum ada binaan dari BI, hasil panen dengan menggunakan pupuk kimia rata-rata 2,4 ton, namun Alhamdulillah setelah dilakukan ubin dengan teknologi MA 11 ini hasil produksi panen berlipat menjadi hampir 11 ton meski menggunakan pupuk organik murni. InsyaAllah tidak hanya secara kuantitas berlipat, namun secara kualitas beras organik hasilnya sangat baik,” pungkasnya. 

Untuk diketahui, panen perdana padi organik ini dihadiri Camat Licin Sri Widiyanto, Pemimpin Cabang BNI Banyuwangi Sarwoko, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian Suminten, Kasie Binus SDM dan Kelembagaan Tanaman Pangan Dispertan Sudarmadi, Kepala Desa Segobang Hari Purwanto, Ketua Gapoktan Rukun Tani Mahsun. Panen padi organik hasil teknologi MA-11 ini merupakan salah satu upaya menyusun langkah strategis dengan tujuan akselerasi atau percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di masa Pandemi Covid-19.

Salah satu upaya yang dilakukan yakni mendorong aktivitas lapangan usaha yang memiliki daya dorong besar pada perekonomian dengan mengembangkan sistem digital ecofarming. Salah satu realisasi dari program yang digagas Kpw BI Jember ini adalah dengan mendorong dan mengembangkan UMKM di sektor pertanian bagi gabungan kelompok tani (Gapoktan) Rukun Tani, Desa Segobang, Kecamatan Licin. (d)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES