Ekonomi

Luncurkan QRIS di Empat Pasar, BI Gandeng Bupati Tegal dan BRI Slawi

Rabu, 08 Desember 2021 - 16:10 | 59.12k
Bupati Tegal, H Umi Azizah didampingi Kepala BI, M Taufik Amrozy dan Kepala BRI Slawi, Sunarto secara simbolis meluncurkan program QRIS di Pasar Lebaksiu. (Foto : Dimas Reza For Times Indonesia)
Bupati Tegal, H Umi Azizah didampingi Kepala BI, M Taufik Amrozy dan Kepala BRI Slawi, Sunarto secara simbolis meluncurkan program QRIS di Pasar Lebaksiu. (Foto : Dimas Reza For Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, TEGAL – Sebagai upaya akselerasi pemulihan ekonomi daerah dan memperkuat kinerja pedagang pasar tradisional di tengah pandemi Covid-19, Bank Indonesia (BI) perwakilan Kabupaten Tegal mendorong percepatan digitalisasi pembayaran pada pusat-pusat perekonomian khususnya pasar tradisional dan pusat perbelanjaan.

Informasi tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Indonesia Tegal, M. Taufik Amrozy saat pelaksanaan Launching program Cabang Slawi melaunching program 'Piloting Implementasi S.I.A.P QRIS pada 4 (empat) Pasar Tradisonal di Kabupaten Tegal'.

Program ini secara resmi diluncurkan Bupati Tegal, H Umi Azizah dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Indonesia Tegal, M. Taufik Amrozy serta didampingi Kepala Cabang BRI Slawi Bapak Sunarto dan Kepala Dinas Perdagangan Koperasi UKM Ibu Dra. Suspriyanti di Pasar Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Rabu (8/12/2021).

M Taufik Amrozy mengungkapkan dalam, kondisi pandemi Covid-19, seluruh aktivitas fisik dan tatap muka harus dibatasi, sehingga manusia beradaptasi dengan melakukan semua aktivitas secara digital atau tanpa tatap muka. Bahkan saat puncak penyebaran Covid-19 di mana pusat perekonomian seperti pasar tradisional sempat terdampak dengan penutupan sementara.

QRIS a

Untuk itu, QRIS menjadi salah satu solusi alat pembayaran digital yang dapat diaplikasikan di semua sektor perekonomian, termasuk sektor pasar tradisonal dan pusat perbelanjaan, yang menuntut semuanya harus serba cepat, mudah, murah, dan aman.

Menurutnya, QRIS dapat diterapkan di berbagai jenis transaksi. Penerapan QRIS sekaligus menjadi salah satu cara untuk mengimplementasikan dan menjalankan protokol kesehatan dalam rangka pemulihan ekonomi di Kabupaten Tegal.

Lanjut dia, bersama dengan pemerintah dan perbankan, Bank Indonesia berkomitmen untuk menjadikan Pasar Sehat Inovatif dan Aman Pakai QRIS (Pasar S.I.A.P QRIS), yang kedepan akan diperluas pada pasar tradisional dan pusat perbelanjaan di Sampan Raya (Eks Karesidenan Pekalongan).

Jumlah merchant QRIS per 26 November 2021 secara nasional mencapai 13.007.332, sudah melebihi target awal dari Bank Indonesia yaitu 12 juta merchat QRIS di tahun 2021. Sedangkan di wilayah eks Karesidenan Pekalongan posisi per 26 November 2021 jumlah merchant QRIS mencapai 154.647. Di Kabupaten dan Kota Tegal, terdapat 46.482 merchant QRIS.

"Dengan semakin banyaknya merchant QRIS, masyarakat bisa dengan nyaman melakukan pembayaran secara praktis dengan QRIS," bebernya.

QRIS b

Lebih lanjut Taufik menyampaikan bahwa Total yg sudah memakai qris di 4 pasar Kabupaten Tegal tadi yakni sebanyak 814 pedagang. "Mudah-mudahan upaya ini bisa memberikan dampak yang kecil pada angka Covid-19 dan bisa menghilangkan peredaran virus tersebut di Indonesia," tambahnya.

Sementara, Bupati Tegal, H Umi Azizah mengatakan bahwa suasana seperti ini dihadapkan dengan adanya pandemi Covid-19 yang menyerang kesemua lini. Menurutnya bahwa kedepan pembayaran pun akan mengalami pergeseran yang luar biasa.

"Dalam hal ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bank Indonesia dan Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Tegal atas responnya yang cepat mengenai situasi perkembangan IT yang begitu luar biasa sehingga bisa menjangkau ke lini pasar tradisional," ungkapnya.

Umi berharap, pada prakteknya kedepan harus selalu pantau dan dievaluasi agar sosialisasi QRIS bisa merata. Dia menyebutkan bahwa akan lebih baik jika mengadopsi salah satu pasar seperti di Yogyakarta sehingga bisa efisien dan efektif.

"Melalui kegiatan ini kita dikenal sebagai praktis, alasannya karena pasar tradisional merupakan ekonomi kerakyatan indonesia yang nantinya akan diimplementasi kepada masyarakat untuk bisa membayar melalui digitalisasi dan pembayaran digital ini merupakan solusi," imbuhnya.

Dikatakan bahwa, di awal pandemi covid-19 semua arahan dari pusat maupun provinsi ke daerah sangat jelas untuk taat pada aturan Covid-19. Namun, pada puncaknya, semua tidak ada yang mendeksi kapan, di mana Covid-19 berasal, bisa jadi melalui perpindahan uang yang tersebar melalui beberapa tangan, apalagi sektor pasar.

"Sehingga sebaiknya kalau menerima uang, terlebih dahulu masukan kepada plastik dan dijemur, agar virusnya bisa segera lari dari benda itu," pungkasnya.

Umi pun menambahkan bahwa dengan pembayaran digital ini, umi menyebut tidak akan tertular virus secara langsung dan hal itu juga bisa dipantau langsung untuk secara angka yang dibayarkan dan bisa terhindar dari pembayaran uang palsu.

Sebagai informasi, Launching Piloting Implementasi S.I.A.P QRIS oleh BI Tegal pada 4 (empat) Pasar Tradisonal di Kabupaten Tegal diakhiri dengan pengalaman belanja dengan QRIS pada pedagang Pasar Lebaksiu oleh Bupati Tegal. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES