Kopi TIMES

Urgensinya Komunikasi Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Rabu, 08 Desember 2021 - 16:02 | 307.10k
Erlangga Abdul Kalam, Mahasiswa Jurusan Komunikasi & Penyiaran Islam Unversitas Islam As-Syafi'iyah Jakarta Timur.
Erlangga Abdul Kalam, Mahasiswa Jurusan Komunikasi & Penyiaran Islam Unversitas Islam As-Syafi'iyah Jakarta Timur.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ditakdirkan sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup dalam kesendirian. Setiap individu pasti membutuhkan individu lain untuk berinteraksi, dalam peroses interaksi itulah diperlukan komunikasi. Komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat fundamental dalam kehidupan kita. Dengan berkomunikasi manusia bisa saling berhubungan atau berinteraksi satu sama lainnya.

Pengertian komunikasi menurut Harold D. Lasswell adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang membuahkan efek tertentu. Proses komunikasi menurutnya dimulai dari pengirim pesan (sender) yang menyampaikan pesan (message) melalui media (medium) yang kemudian diterima oleh penerima pesan (receiver) lalu menciptakan umpan balik (feedback) yang diberikan penerima pesan kepada pengirim pesan.

Komunikasi dalam kehidupan manusia sehari-hari adalah untuk memberikan informasi. Selain itu komunikasi memiliki peranan penting dalam rangka mengubah sikap, pendapat, sekaligus prilaku setiap manusia. Secara simultan komunikasi juga memiliki fungsi untuk memajukan peradaban, kebudayaan dan menghindarkan perpecahan sesama manusia dalam lingkungan masyarakat.

Profesor Wilbur Schramm menyebutkan bahwa antara komunikasi dan masyarakat adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi.

Selaras dengan dipergunakannya komunikasi oleh seluruh manusia dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan dilingkungan masyarakat, baik itu di sekolah, kampus, instansi, perkantoran dan sebagainya maka teranglah bahwa komunikasi memang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, baik individu maupun anggota kelompok masyarakat.

Setiap manusia mampu berkomunikasi, tapi sepertinya tidak semua manusia mampu berkomunikasi dengan baik dan benar. Salah satu indikator dari komunikasi baik dan benar itu bagi saya adalah pesan bicaranya fleksibel, mudah untuk dimengerti, tidak berbelit-belit. Agar isi pesan bisa dipahami secara kongkrit sehingga tidak menimbulkan asumsi-asumsi seperti yang tidak kita inginkan.

Etika berkomunikasi belum selesai, kita sudah diperparah lagi dengan komunikasi yang kini seringkali banyak diabaikan, padahal dampak yang dihasilkan dari abainya komunikasi itu cendrung bermuara pada perpecahan.

Sebagai contoh mari kita lihat di lingkungan sekitar tempat kita hidup dan tinggal, berapa banyak individu yang hubungannya menjadi tidak baik dengan individu lainnya hanya karena kurang komunikasi? berapa banyak keluarga yang rumah tangganya berantakan karena kurang komunikasi? berapa banyak kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi masyarakat yang akhirnya harus baku hantam sampai berlumuran darah karena kurang komunikasi?

Kasus-kasus itu hanya sebagian dari kasus-kasus yang ada lainnya. Kasus itu memberikan edukasi kepada kita bahwa betapa urgensinya komunikasi dalam kehidupan keseharian.

Dalam perkembangannya komunikasi di era disrupsi ini berhasil memangkas jarak, menghemat biaya serta berhasil menembus ruang dan waktu. Misalnya saja sistem pembelajaran daring yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat dua tahun belakangan ini. Dimana setiap siswa, murid, mahasiswa guru, dosen saat ingin melakukan proses pembelajaran tidak lagi harus dengan bertatap muka, tapi cukup dengan mengklik layar gawai kita sudah bisa berkomunikasi dan berdialog. Gaya komunikasi ini juga sesuai dengan model komunikasi yang digaungkan oleh Rogers & D. Lawrence yang mengatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian dan pemahaman yang mendalam.

Disaat yang bersamaan hadirnya komunikasi dalam teknologi juga membuat wawasan dan cakrawala  kita bertambah luas. Maka seharusnya pemanfaatan ruang-ruang komunikasi kita melalui teknologi juga bisa berjalan dengan baik, benar dan maksimal. Minimal output dari kita memanfaatkan komunikasi dalam teknologi itu kita dapat memperkenalkan budaya kita kepada khalayak di mancanegara, membangun kebersamaan, merawat persatuan dan terhindar dari perpecahan di kelompok masyarakat.

***

*) Oleh: Erlangga Abdul Kalam, Mahasiswa Jurusan Komunikasi & Penyiaran Islam Unversitas Islam As-Syafi'iyah Jakarta Timur.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES