Peristiwa Nasional Erupsi Gunung Semeru

Erupsi Gunung Semeru dan Kisah Rumini yang Mengajarkan Tentang Mencintai ibu

Selasa, 07 Desember 2021 - 19:27 | 145.47k
Sketsa mengambarkan detik-detik kebersamaan Rumini dan ibunya di dalam kamar saat awan panas semburan erupsi Gunung Semeru menerjang rumah mereka. Sketsa ini dibuat oleh akun Facebook Uky Tantra.
Sketsa mengambarkan detik-detik kebersamaan Rumini dan ibunya di dalam kamar saat awan panas semburan erupsi Gunung Semeru menerjang rumah mereka. Sketsa ini dibuat oleh akun Facebook Uky Tantra.
FOKUS

Erupsi Gunung Semeru

TIMESINDONESIA, LUMAJANGErupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Sabtu (4/12/2021) lalu banyak menyisakan duka yang amat dalam. Salah satu kisah yang mungkin paling menyayat hati, datang dari ibu Salamah dan anaknya Rumini yang ditemukan meninggal dalam keadaan berpelukan di rumah mereka di Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang.

Saat Gunung Semeru memuntahkan isi perutnya dan menyemburkan awan panas, Rumini bisa saja ikut berlari menyelamatkan diri seperti warga kampungnya. Namun ia memilih tinggal. Perempuan berusia 28 tahun ini memilih bertahan di dalam rumah untuk menemami ibunya yang sudah tua dan tidak kuat berjalan.

Ibu Salamah yang sudah tua, 70 tahun diduga tidak kuat untuk berlari. Sementara Rumini, tidak tega meninggalkan ibunya sendirian. Ia memilih menemani dan mendekap ibunya saat guguran awan panas menyapu dan memanggang semua benda yang dilintasinya.

Semua tahu apa yang kemudian terjadi, tetapi tidak ada yang tahu apa yang dirasakan keduanya. Apakah keduanya meninggal dengan rasa sakit tak terperih oleh panasnya guguran material Semeru. Atau keduanya meninggal dengan senyum karena waktu terakhirnya dihabiskan bersama orang yang disayangi.

Sehari kemudian, Rumini dan ibunya ditemukan olen tim penyelamat. Keduanya ditemukan meninggal dunia dalam posisi berpelukan. Jasad keduanya ditemukan di kamar dekat dapur rumah mereka. 

<Kondisi-rumah-yang-tertimbun-guguran-awan-panas-Semeru-di-Kecamatan-Pronojiwo-Lumajang.jpgKondisi rumah yang tertimbun guguran awan panas Semeru di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. (FOTO: antaranews)

Jenazah ibu dan anak ini pertama kali ditemukan oleh relawan Garda Pemuda (GP) Baret Nasdem Jember yang ikut dalam proses evakuasi bersama TRC BPBD Jember. Lokasi korban berada di dalam rumah yang atapnya sudah hancur dan pondasi tertimbun abu vulkanik setinggi hampir dua meter.

"Saat tadi proses evakuasi, kita menemukan jenazah ibu peluk anak. Sekitar pukul 06.30 pagi," kata Ketua Tim SRU 1 Relawan Baret Nasdem Jember Raditya seperti dikutip dari Detik.com, Minggu (5/12/2021).

Kisah pengorbanan Rumini menyebar dengan cepat. Semuanya bersedih. Semua merapalkan doa yang terbaik. Tak hanya untuk Rumini dan ibunya tapi untuk korban meninggal lainnya dan semua yang terdampak letusan Semeru.

Pada akhirnya, cerita Rumini mengajarkan manusia tentang mencintai, terutama kepada ibu.

Pengungsi Terus Bertambah

Hingga Selasa (7/12/2021), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan peningkatan jumlah pengungsi akibat guguran awan panas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menjadi 3.657.  

"Data terkini Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru pada hari ini, Selasa (7/12), pukul 12.00 WIB, jumlah warga yang  mengungsi mengalami peningkatan menjadi 3.697 jiwa." ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

Aam mengatakan sebagian besar warga yang mengungsi  berada di wilayah Kabupaten Lumajang, sedangkan di Kabupaten Malang hanya terdapat 24 jiwa.

Sebaran titik pengungsian di Kabupaten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo dengan 9 titik berjumlah 382 jiwa, Kecamatan Candipuro 6 titik 1.136 jiwa, Kecamatan Pasirian 4 titik 563 jiwa, Kecamatan Lumajang 188 jiwa, Kecamatan Tempeh 290 jiwa, Kecamatan Sumberseko 67 jiwa, Kecamatan Sukodono 45 jiwa.

"Data korban jiwa tercatat warga luka-luka 56 jiwa, hilang 17 jiwa dan meninggal dunia 34 jiwa, sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa," ujar Aam.

Sementara itu jumlah warga yang dinyatakan hilang dan luka, posko tersebut masih melakukan pemutakhiran data dan validasi. Selain dampak korban jiwa, erupsi mengakibatkan 2.970 unit rumah terdampak. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES