Peristiwa Daerah

Komunikasi UMM Beri Pelatihan Menulis Buku Bagi Warga Lapas Perempuan

Selasa, 07 Desember 2021 - 09:10 | 47.83k
Suasana kegiatan pembinaan menulis buku oleh prodi ilmu komunikasi UMM Malang di Lapas Perempuan Kelas II A Malang. (Foto: Dok. Komunikasi UMM/TIMES Indonesia)
Suasana kegiatan pembinaan menulis buku oleh prodi ilmu komunikasi UMM Malang di Lapas Perempuan Kelas II A Malang. (Foto: Dok. Komunikasi UMM/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Para penghuni Lapas Perempuan II A Malang diberikan pelatihan dalam menulis buku. Diharapkan, pelatihan ini dapat memicu semangat mereka untuk meninggalkan jejak cerita dalam wujud buku. Para mahasiswa juga ingin menggelorakan semangat literasi meskipun menjadi penghuni penjara.

Kegiatan yang bertajuk “Pelatihan dan Pendampingan Kepenulisan Sebagai Bagian dari Melek Media Pada Warga Binaan Lapas” ini diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Lapas Perempuan II A Malang, Senin (6/12/2021). 

Dalam kegiatan, tentu memerlukan seleksi bagi oara warga binaan yang bisa mengikuti materi penulisan buku tersebut. Pemilihan itu diakui cukup ketat dan tidak sembarangan memilih warga binaan.

“Kita seleksi dengan ketat. Sebenarnya kita ingin bebaskan semua mengikuti, yang antusias banyak. Tetapi karena melihat efektifitas pelaksanaan maka kita pilih 40 warga binaan. Pelatihan ini penting dilakukan agar tak ada kesan mereka disini hanya dipenjara, tapi tetap benar-benar dibina, “ ujar Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan (Kasubsi Bimkemaswat) Lapas Perempuan  Kelas II A Malang, Hamlana Rizka AE, Selasa (7/12/2021).

prodi ilmu komunikasi UMM Malang a

Wakil Dekan III Fisip UMM Himawan Sutanto mengungkapkan bahwa itu tanggung jawab kita sebagai kampus untuk memberikan kemanfaatan bagi masyarakat. Kebetulan saja yang dipilih saat ini di adalah Lapas Perempuan Kelas II A Malang. 

“Saya berharap nanti endingnya para peserta membuat tulisan. Lalu dikumpulkan menjadi satu jadi sebuah buku. Kita akan carikan sponsor. Minimal mereka saat keluar punya kenang-kenangan punya buku," ungkapnya.

Perlu diketahui, kegiatan ini dilakukan dalam dua cara. Pertama pelatihan dan penjelasan terkait dengan masalah teknis menulis hingga mereka didampingi untuk menulis. Kemudian peserta diberikan kesempatan menulis bebas tentang pengalaman dan pengamatan mereka selama ini. Lalu dilakukan pemantauan ke Lapas lagi, kemudian setelah tulisan terkumpul bisa diterbitkan menjadi buku. 

Sementara itu, pendamping dan pembicara dalam kegiatan itu, Widiya Yutanti menyebutkan, menulis ini bisa mengasah kreativitas. Ia menganggap bahwa semua penghuni Lapas itu punya potensi menulis, sehingga mereka hanya tidak tahu apa yang akan ditulis, bagaimana cara menulis dan bagaimana mempublikasikannya. "Nah, dari kegiatan inilah kita mencoba untuk memfasilitasinya," imbuhnya.

Pelatihan menulis ini juga berkesan bagi Anisa (27) narapidana asal Malang. Baginya, hal ini bisa melupakan rasa jemuh dan bisa mengasah kreatifitas dan mengenang cerita yang ada selama menjadi warga binaan.

 “Bagi saya ini bisa meluapkan rasa jenuh dan membunuh waktu. Apalagi buku yang akan kita tulis berdasarkan pengalaman kita sehari-hari. Berarti kita kan punya bahan menulis," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES