Peristiwa Internasional

Bikin Rekor, UEA Membeli 80 Pesawat Tempur Rafale dari Prancis

Sabtu, 04 Desember 2021 - 08:56 | 45.43k
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan. (Sumber: France24 via AFP)
Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan. (Sumber: France24 via AFP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Uni Emirat Arab (UEA) membuat rekor pembelian pesawat tempur Rafale dari Prancis sebanyak 80 unit, ini merupakan sebuah pesanan Internasional terbesar yang pernah terjadi.

Dengan penandatanganan kesepakatan senilai $19 miliar itu selain akan memperoleh 80 jet tempur Rafale, negara Teluk itu juga akan mendapatkan12 unit helikopter militer.

Dilansir Al Jazeera, penjualan luar negeri terbesar jet Rafale itu disegel pada hari Jumat (3/12/2021), ketika Presiden Prancis, Emmanuel Macron memulai perjalanan dua hari ke Teluk, di mana ia juga akan mengunjungi Qatar dan Arab Saudi.

"Kontrak ini memperkuat kemitraan strategis yang lebih kuat dari sebelumnya dan secara langsung berkontribusi pada stabilitas regional," kata kepresidenan Prancis setelah Macron dan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) menandatangani kesepakatan di sela-sela pertemuan Dubai Expo 2020.

Kunjungan Macron terjadi pada saat negara-negara Teluk Arab telah menyuarakan ketidakpastian tentang fokus Amerika Serikat di kawasan itu bahkan ketika mereka mencari lebih banyak senjata dari sekutu keamanan utama mereka.

Pemimpin Prancis telah menjalin hubungan baik dengan MBZ dengan investasi yang mengalir di antara kedua negara."Kesepakatan itu akan secara langsung mendukung 7.000 pekerjaan di Prancis dan menjamin rantai pasokan pesawat buatan Dassault Aviation hingga akhir 2031," kata seorang pejabat Prancis kepada wartawan.

Dia juga mengatakan, kontrak UEA, yang mengikuti kesepakatan di Yunani, Mesir dan Kroasia tahun ini, akan mengarah pada peningkatan produksi Rafale bulanan. Saham Dassault Aviation SA, pembuat Rafale, naik lebih dari 9 persen. 

Rafale9 model F4, yang saat ini sedang dikembangkan, akan dikirim mulai tahun 2027.Dengan mengambil alih pesawat tempur, UEA mengikuti jejak saingannya di Teluk Qatar, yang telah membeli 36 pesawat.

Negosiasi on-off untuk jet tempur Rafale memakan waktu lebih dari 10 tahun dengan Abu Dhabi secara terbuka menolak tawaran Prancis untuk memasok 60 jet Rafale pada tahun 2011 sebagai "tidak kompetitif dan tidak bisa dijalankan". Abu Dhabi sudah memiliki pesawat tempur Mirage 2000 buatan Prancis.

Sumber-sumber pertahanan mengatakan Rafale akan menggantikan armada Mirage 2000 tetapi tidak mungkin menggantikan F-35 buatan Amerika karena UEA terus melindungi keamanannya dengan dua pemasok utama, Prancis dan Amerika Serikat.

Kesepakatan itu bisa dilihat sebagai sinyal ketidaksabaran karena Kongres AS ragu-ragu untuk menyetujui kesepakatan F-35 di tengah kekhawatiran tentang hubungan UEA dengan China, termasuk prevalensi teknologi 5G Huawei di negara itu.

Jet-tempur-Rafale.jpgJet tempur Rafale dapat membawa muatan lebih dari 9 ton untuk versi angkatan udara, dengan 13 untuk versi angkatan laut. Untuk misi strategis, Rafale dapat mengirimkan rudal nuklir MBDA (sebelumnya Aerospatiale) ASMP. Foto : Dassault Aviation

Abu Dhabi juga memesan 12 helikopter Caracal. Ini adalah nama kode Prancis untuk H225M, versi militer multi-peran dari Super Puma.

Prancis memiliki hubungan yang dalam dengan UEA dan merupakan salah satu pemasok senjata utamanya, tetapi menghadapi tekanan yang meningkat untuk meninjau penjualannya karena konflik antara koalisi militer yang dipimpin Saudi dan pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman, yang telah menjadi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

"Prancis terus melanjutkan penjualan ini meskipun UEA memainkan peran utama dalam operasi militer yang diwarnai kekejaman yang dipimpin oleh koalisi pimpinan Saudi di Yaman," kata Human Rights Watch dalam sebuah pernyataan .

"Namun, UEA menempati peringkat sebagai pelanggan senjata terbesar ke-5 Prancis antara 2011 sampai 2020. Presiden Prancis mengecam pelanggaran hak asasi manusia di tiga negara ini.”

Jet tempur dan personel Prancis juga ditempatkan di Pangkalan Udara al-Dhafra, fasilitas utama di luar ibu kota Emirat Abu Dhabi yang juga menampung beberapa ribu tentara Amerika Serikat.

Beberapa bulan setelah Macron terpilih pada tahun 2017, ia melakukan perjalanan ke UEA untuk meresmikan Louvre Abu Dhabi, yang dibangun berdasarkan perjanjian senilai $1,2 miliar untuk berbagi nama dan seni museum terkenal di dunia di Paris.

Pada bulan September, Macron menjamu putra mahkota Abu Dhabi di Chateau de Fontainebleau yang bersejarah di luar Paris, yang dipulihkan pada 2019 dengan sumbangan UEA sebesar 10 juta euro ($ 11,3 juta).

Dana kekayaan berdaulat Mubadala Abu Dhabi juga menjanjikan delapan miliar euro ($9 miliar) dalam investasi di bisnis Prancis, sementara lisensi galeri seni Louvre cabang ibukota UEA diperpanjang selama 10 tahun hingga 2047. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES