Peristiwa Daerah

Diklatsus Bagana-Basada, Latih Kemampuan Medis Dasar Anggota Banser di Ngawi

Jumat, 03 Desember 2021 - 21:22 | 140.93k
Peserta diklatsus Bagana-Basada Ngawi saat apel. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)
Peserta diklatsus Bagana-Basada Ngawi saat apel. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, NGAWI – Puluhan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dari satuan koordinator cabang (Satkorcab) Banser Ngawi mengikuti diklatsus Bagana - Basada. Pelatihan untuk meningkatkan kapasitas anggota di bidang kebencanaan dan medis (Husada) itu dilaksanakan di Universitas Soerjo Ngawi, pada 3-5 Desember 2021.

Khusus bagi calon anggota Basada (Banser Husada), selama tiga hari kedepan, peserta akan diberikan materi terkait ilmu di bidang medis dasar. Selain itu juga akan dibekali kemampuan hipnoterapi, bekam, hingga kemampuan pijat refleksi.

Wijayanto, Wakasatsus Banser Husada Jawa Timur salah satu instruktur diklatsus mengatakan, Banser Husada merupakan satuan khusus dari Banser yang fokus pada kesehatan.

"Dengan adanya Basada, diharapkan kita bisa bersinergi dengan dinas terkait. Dalam hal ini dinas kesehatan, atau bidang-bidang yang terkait dengan kesehatan," katanya kepada TIMES Indonesia, Jumat (3/12/21).

Wijayanto mengungkapkan, selama tiga hari kedepan para peserta akan diberikan materi terkait penanganan medis dasar. Seperti pertolongan pertama dasar (PPD), dan penanganan keadaan darurat.

Sementara untuk materi non medis, kata dia, meliputi kemampuan bekam, kerok, pijat urat, hingga hipnoterapi. "Kita juga memastikan bahwa peserta bisa mempraktekkan. Kalau untuk mahir tergantung jam terbang," ucapnya.

Peserta diklatsus Bagana bWijayanto, Wakasatsus Banser Husada Jawa Timur salah satu instruktur diklatsus. (Foto: M.Miftakul/TIMES Indonesia)

Wijayanto menjelaskan, keberadaan Basada merupakan satuan khusus yang peran dan fungsinya untuk mendukung satuan lainnya. Dia mencontohkan seperti pada kejadian bencana. Saat terjadi bencana, Banser Tanggap Bencana akan berperan sebagai tim evakuasi, kemudian tugas penanganan terhadap korban akan dihandle oleh Basada.

"Dan kalau misal cukup penanganan dari Basada, bisa kita handle. Namun misalnya korban perlu penanganan lebih lanjut, Basada juga yang akan memastikan korban hingga mendapatkan perawatan di rumah sakit," ujarnya.

Wijayanto menambahkan, meskipun Basada dalam diklat diberikan materi terhadap medis, namun dalam prakteknya nanti, untuk penanganan yang berkaitan dengan medis tetap diserahkan kepada anggota Basada yang memang memiliki latar belakang ilmu di bidang kesehatan.

"Kalau bidang non medis, anggota kita banyak sekali. Misalnya untuk penanganan masalah urat, atau tulang. Kita ada kemampuan dibidang itu. Dan untuk psikisnya, kita ada hipnoterapi untuk trauma healing," paparnya.

Sementara itu, ketua GP Ansor Ngawi, H. Amar mengatakan, diklatsus Basada merupakan perdana di Kabupaten Ngawi. Pihaknya juga menghadirkan pemateri yang memang konsen pada bidang Basada.

"Yang ikut puluhan anggota Banser, kita hadirkan pemateri dari Dinkes, ahli bekam, hipnoterapis, juga ahli pijat urat," ujar ketua GP Ansor Ngawi, terkait Diklatsus Bagana-Basada itu.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES