Peristiwa Daerah

KSAD Jenderal Dudung AR Berdoa Pakai Bahasa Indonesia, Pengurus MUI Pusat: Tidak Ada yang Salah

Jumat, 03 Desember 2021 - 05:40 | 63.83k
Pengurus Harian MUI Pusat Makmun Rasyid. (FOTO: Dok TIMES Indonesia)
Pengurus Harian MUI Pusat Makmun Rasyid. (FOTO: Dok TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTAKSAD Jenderal  Dudung AR kembali mendapat "serangan" opini dari sejumlah ulama terkait pernyataannya mengenai cara berdoa sehari-hari.

Dalam sebuah video yang diunggah di Youtube Deddy Corbuzier, Jenderal Dudung mengatakan bahwa ia berdoa simpel dengan menggunakan Bahasa Indonesia.

Menanggapi pernyataan itu, Pengurus Harian MUI Pusat Muhammad Makmun Rasyid menilai bahwa maksud dan tujuan dari ucapan Jenderal Dudung itu baik. Karena beliau militer jadi selalu bicara dengan penuh ketegasan.

"Jika kita melihat video utuhnya dan tidak fokus pada sepenggal, maka maksud dan tujuan dari Jenderal Dudung tidak ada indikasi menistakan sesuatu. Kita bebas berdoa dengan menggunakan bahasa apa saja, tak terkecuali Bahasa Indonesia," kata Makmun Rasyid dalam keterangannya, Jum'at (3/11/2021).

Makmun memahami awal muasal kontroversi tersebut berasal dari penggalan kalimat bahwa: 'Ya Tuhan pakai Bahasa Indonesia saja, karena Tuhan kita bukan orang Arab'. "Pernyataan ini harus kita sikapi secara bijaksana," kata Makmun.

"Pernyataan itu jangan kita tafsirkan secara tekstual. Karena memang Tuhan kita tidak bisa diidentifikasi termasuk orang. Juga tidak dibatasi oleh sesuatu. Jadi pernyataan Jenderal Dudung tidak salah, justru beliau menegaskan bahwa kita bebas berdoa dengan bahasa apa saja yang kita bisa agar kita tahu maknanya," tambahnya.

Lebih lanjut, Makmun Rasyid mengatakan bahwa harapan ke depan Jenderal Dudung memiliki pendamping yang mengerti bahasa-bahasa baku dan sakral dalam aspek keagamaan.

"Saya melihat Jenderal Dudung ini sangat menyukai juga berbicara aspek keagamaan. Jadi ke depannya untuk menghindari polemik, beliau harus memiliki pendamping yang fungsinya bisa memberikan wejangan sebelum berbicara soal aspek-aspek keagamaan. Termasuk soal istilah-istilahnya. Sebab ada beberapa aspek yang harus dihindari guna mencegah polemik berikutnya," pesan Makmun.

Selain itu, Makmun Rasyid menilai  bahwa Indonesia membutuhkan sosok seperti Jenderal Dudung. Jangan sampai salah sedikit dalam menggunakan diksi dan menempatkan sebuah kalimat, kemudian publik mengabaikan kebaikannya yang lain.

"Saya menilai, kita butuh sosok seperti KSAD Jenderal Dudung AR yang memiliki ketegasan untuk menjaga NKRI dan keluhuran agama dari orang-orang yang membawa agama penuh kemarahan. Dia selalu mengingatkan masyarakat untuk menjadikan ulama-ulama moderat sebagai teladan agar kehidupan beragama dan bernegara menjadi baik," ucap tokoh muda ini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES