Peristiwa Nasional

Waketum GM FKPPI Kagum Karya Athaya Putri Nirwasita, Pelukis Disabilitas Kebanggaan Kota Malang 

Kamis, 02 Desember 2021 - 19:22 | 98.15k
Waketum GM FKPPI Agoes Soerjanto dan Athaya Putri Nirwasita yang menunjukkan karya lukisnya. (foto: DJ TIMES Indonesia)
Waketum GM FKPPI Agoes Soerjanto dan Athaya Putri Nirwasita yang menunjukkan karya lukisnya. (foto: DJ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGWaketum GM FKPPI Ir R. Agoes Soerjanto terhenyak. Raut mukanya langsung sumringah. Menunjukkan rasa kagum mendalam pada Athaya Putri Nirwasita

"Ini hebat sekali. Lukisan ini penuh arti dan punya makna mendalam," ucapnya seraya mengamati sebuah lukisan di pigura.

Agoes Soerjanto b

"Kamu hebat Nduk. Luar biasa. Belum pernah aku melihat yang seperti ini," sambungnya lagi, seraya menepuk pundak gadis manis di depannya.

Ya, lukisan itu adalah karya tangan Athiya Putri Nirwasita, siswi kelas X Inklusi SMKN 2 Kota Malang. Putri adalah anak berkebutuhan khusus. Sehingga praktis ia menjadi siswi inklusi SMKN itu. 

Kamis sore tadi (2012/2021), Agoes mengunjungi rumah Putri di kawasan Blimbing, Kota Malang, Jatim. Ia secara khusus memberikan support mental dan motivasi pada  Putri.

Agoes Soerjanto c

"Tak banyak yang bisa seperti yang dilakukan Putri ini. Dengan keterbatasan yang dimilikinya, Putri mampu terus berkarya. Ini sangat menginspirasi sekali," kata Agoes dengan ekspresi bangga.

Memang karya seni lukis hasil coretan Putri sangatlah unik. Putri
pasangan Bogi Wiryawan dan Maisah dibuat dengan imajinasi tinggi. Medianya di kanvas dan kain.

Yang mengagumkan, Putri melukis tak menggunakan kuas. Tapi menggunakan peralata rumah tangga seadanya. Mulai dari sikat gigi, pembersih kompor,  hingga pembersih kaca. 

Athiya Putri NirwasitaGaya Putri melukis dengan cipratan cat di atas kanvas.

"Ada hambatan di syaraf motorik anak saya. Makanya tidak bisa menggunakan kuas," ungkap Bogi, sang ayah.

Karena keinginannya berkarya sangat tinggi, Maisah, sang ibu memberinya ide agar Putri tetap bisa melukis.

Maka, gadis kelahiran Malang, 6 Juli 2005 ini pun melukis dengan menggunakan alat tuang seadanya. Lalu dengan cipratan  dan ketuk finger painting, Putri pun menuangkan karyanya di kain dan kanvas. 

Athiya.jpgBerbagai alat lukis dari bekas peralatan rumah tangga dipakai Putri melukis.

"Pokoknya berimajinasi saja. Lalu dengan cipratan cat, jadilah lukisan ini," kata Putri.

Kini lukisan karya Putri pun telah menjadi beragam kain batik. Bahkan sudah dibuat pakaian oleh beberapa orang. 

Athiya Putri Nirwasita bKain yang dicetak dari lukisan Putri banyak diburu pembeli.

Hal inilah yang menambah kekaguman Agoes. "Banyak inspirasi dan pelajaran yang kita ambil dari ananda Putri ini. Jika kita mau terus berusaha dan tidak menyerah, apapun akan berhasil. Kita tidak boleh lelah berkarya," ucapnya.

Waketum GM FKPPI ini pun berpesan pada Athaya Putri Nirwasita untuk terus berkarya. Agoes pun akan berusaha membantu dan terus menyemangati Putri untuk tak berhenti berkarya. "Jangan berhenti berkarya ya Nduk," pesan Agoes. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES