Kopi TIMES

Kreatif dalam Proses Belajar Daring dan Jarak Jauh

Rabu, 01 Desember 2021 - 13:02 | 64.94k
Revina Anisandra, Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.
Revina Anisandra, Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Indonesia sedang berada dalam fase yang mana tidak diduga sebelumnya. Semua berawal dari akhir tahun 2019, seluruh dunia dikagetkan dengan munculnya Virus Corona yang mewabah di Kota Wuhan, China. Sejak saat itu dan seterusnya kasus virus tersebut semakin bertambah dan meluas. Organisai Kesehatan Dunia atau biasa dikenal dengan WHO menetapkan status Virus Corona atau COVID-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020.

Hal ini membuat pemerintah Indonesia harus menyesuaikan berjalannya tatanan kehidupan masyarakatnya. Salah satu sektor yang terdampak dan mengalami perubahan signifikan yaitu sektor pendidikan. 

Sektor pendidikan Indonesia – elemen inti dari pembangunan nasional – telah mengatasi banyak tantangan selama bertahun-tahun, tetapi tidak ada yang mempersiapkannya untuk goncangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pandemi COVID-19.

Seperti halnya dengan banyak negara lain di dunia, Indonesia telah berjuang sejak awal tahun ini untuk memastikan bahwa sistem pendidikan tetap berfungsi, meskipun dengan kompromi yang diperlukan untuk menyesuaikan dengan situasi saat ini, seperti mengganti proses pembelajaran yang konvensional, tatap muka belajar dengan kelas online atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Munculnya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadikan guru, orang tua, dan murid harus beradaptasi dengan hal-hal baru yang sebelumnya belum terpikirkan.

Kebijakan “belajar dari rumah” atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memiliki dampak serius kepada hampir seluruh guru dan siswa. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) berisiko menghambat bahkan menghentikan proses pembelajaran bagi sekolah-sekolah di wilayah terpencil karena keterbatasan gadget, akses internet dan biaya yang harus dikeluarkan setiap murid.

Sekolah dan murid-murid yang tidak memiliki fasilitas memadai mengalami kesulitan melanjutkan proses belajar-mengajar. Hal tersebut berpotensi meningkatkan disparitas atau ketimpangan pendidikan di Indonesia. Tak hanya murid, guru pun juga mengalami kendala yang sama dengan tidak mempunyai alat yang memadai untuk melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Sebagai contoh kasus yang terjadi pada MIS Muhammadiyah Gandusari Kabupaten Trenggalek, kendala utama dalam proses peningkatan kemampuan aktualisasi guru adalah sebagian besar guru belum mampu mengoperasikan perangkat untuk kegiatan pembelajaran.

Menurut Hadi Prasetyo, Kepala Sekolah MIS Muhammadiyah Gandusari, penggunaan teknologi dalam sistem pembelajaran online memiliki beberapa tantangan seperti jaringan internet, jarangnya pelatihan, dan kesadaran yang masih rendah. Untuk meningkatkan kompetensi, guru harus mencari tahu dan belajar secara autodidak terkait apa yang harus dikembangkan dalam mendukung sistem pendidikan jarak jauh ini lalu mengimplementasikannya kepada siswa.

Setiap sekolah atau madrasah belum tentu memiliki sarana prasarana di dalam pembelajaran daring terutama sekolah yang berada di pelosok pedesaan. Apalagi para orang tua tidak semua mampu untuk memberikan fasilitas teknologi kepada anaknya untuk mengikuti pembelajaran daring. Pandemi COVID-19 membuat perekonomian keluarga terganggu. Belum lagi orang tua yang terkena imbas PHK dan berstatus pengangguran.

Menyikapi hal tersebut, para guru di MIS Muhammadiyah Gandusari mengadakan kunjungan ke rumah-rumah siswa yang tidak memiliki gadget baik laptop ataupun handphone untuk meningkatkan hubungan komunikasi dalam menghadapi proses belajar. Sedangkan bagi para siswa yang telah memiliki fasilitas yang memadahi akan dibuatkan grup whatsapp oleh pihak sekolah.

Walaupun beberapa kendala yang telah disebutkan di atas yang terjadi juga di beberapa wilayah, hal tersebut tidak mematahkan semangat para pendidik untuk belajar, mengembangkan kemampuan, dan tetap menerapkan metode pembelajaran daring yang terjadi demi mensukseskan pendidikan di masa pandemi COVID-19.

 

*) Penulis: Revina Anisandra, Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES