Peristiwa Daerah

Debat Panas Gubernur NTT dan Tokoh Adat Sumba, Direktur IAKN Tarutung Layangkan Surat Terbuka  

Rabu, 01 Desember 2021 - 08:00 | 109.34k
Direktur Pascasarjana IAKN Tarutung Prof. Yusuf Leonard Henuk.(FOTO;Istimewa)
Direktur Pascasarjana IAKN Tarutung Prof. Yusuf Leonard Henuk.(FOTO;Istimewa)

TIMESINDONESIA, WAINGAPU – Video Debat panas Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat (VBL) dengan tokoh adat Marapu Sumba Timur, Umbu Maramba Hau soal lahan peternakan sapi viral di kalangan warga NTT.

Kejadian ini terjadi di Desa Kabaru, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur. Saat itu, Gubernur NTT berhadapan langsung dengan warga setempat untuk menanyakan penyerahan hak tanah mereka kepada pemerintah provinsi NTT. Dalam video itu, Gubernur dengan nada keras dan mengancam Umbu Maramba Hau dan warga setempat dengan kata-kata

“Dengar baik-baik, datang omong supaya saya urus baik-baik buat kalian, tetapi kalau kalian berbeda dengan pemerintah supaya ganggu, kalian akan berhadapan dengan saya. Saya tidak tembak kalian, tidak ada. Saya angkut kasi masuk penjara dan kalian akan berhadapan dengan pemerintah. Dengar itu baik-baik saya yang berurusan. Saya Gubernur saya tidak takut. Weeii siapa itu saya pelungku kau lama-lama, lu jangan cari saya punya gila moyang. Saya datang sini capek bukan rampas kau punya harta “Monyet kau,” kata Gubernu dalam rekaman vidio yang dikutip Senin (29/11/2021) lalu.

 Terkait hal ini, Direktur Pascasarjana IAKN Tarutung Prof. Yusuf Leonard Henuk saat mengikuti ujian Lemhanas RI di Jakarta melayangkan surat terbuka yang disampaikan melalui pesan WhatshApp nya Rabu (1/12/2021). 

Ia menyampaikan, bahwa peristiwa pertengkaran Gubernur NTT VBL dan tokoh adat Sumba Timur seharusnya terjadi. Menurutnya, Gubernur jangan menggunakan jabatan dalam melakukan pendekatan dengan rakyat  apalagi kekerasan atau ancaman terhadap masyarakat NTT.

“Ini surat terbuka saya untuk rakyat NTT, saya mengimbau bahwa sebagai pemimpin jangan menggunakan jabatan sebagai Gubernur NTT untuk melakukan pendekatan secara kekerasan terhadap rakyat NTT. Ini terbukti bahwa bapak Gubernur NTT gagal total dalam membangun komunikasi dengan warga Sumba Timur,” kata Yusuf.

Menurutnya, Gubernur NTT yang sudah meraih Doktor seharusnya paham soal strategis dalam membangun daerah dan menjalin komunikasi dengan baik kepada masyarakat NTT khususnya tokoh masyarakat adat Sumba Timur yang diancam hingga mengatakan monyet.

“Saya kira kalau pendekatan dengan baik terhadap masyarakat dalam hal ini Umbu Maramba pasti semua program pak Gubernur didukung tapi sayang, maaf pak Gubernur salah gunakan pendekatan itu dengan gaya preman. Saya yakin bahwa rakyat NTT tinggalkan bapak. Jadi jangan berpikir maju lagi untuk periode berikutnya karena semua rakyat NTT sudah lihat jelas warna asli bapak,” ungkapnya.

Prof. Yusuf mengungkapkan,  dalam berhadapan dengan masyarakat tidak perlu membawa-bawa jabatan misalnya Profesor atau Gubernur karena itu pasti gagal total seperti yang terjadi debat panas antara Gubernur dan tokoh adat Marapu.

“Saya harap ini catatan buat Gubernur NTT mari kita rangkul masyarakat bukannya tunjuk kita kekuatan atau tangan besi jika nanti akan berujung pada memalukan diri sendiri,” kata  Prof. Yusuf Leonard Henuk Direktur Pascasarjana IAKN Tarutung.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES