Peristiwa Internasional

Jepang Melarang WNA Masuk ke Negaranya Karena Khawatir Omicron

Senin, 29 November 2021 - 23:03 | 51.40k
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berbicara kepada wartawan di kantornya di Tokyo pada hari Senin tentang kontrol perbatasan untuk mencegah varian baru Omicron dari virus corona.  (FOTO: Japan Today/KYODO)
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berbicara kepada wartawan di kantornya di Tokyo pada hari Senin tentang kontrol perbatasan untuk mencegah varian baru Omicron dari virus corona.  (FOTO: Japan Today/KYODO)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Setelah Israel, Jepang menyusul melakukan pengetatan di perbatasan dengan melarang orang asing masuk ke negaranya untuk mencegah penyebaran varian Covid-19, Omicron.

Sebelumnya Israel telah menjadi negara pertama di dunia yang melarang orang asing masuk ke negaranya setelah meluasnya varian Omicron di sejumlah negara.

Dilansir Reuters, Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, Senin (29/11/2021) mengatakan, negaranya akan mempertimbangkan untuk lebih memperketat perbatasannya ketika varian virus corona Omicron yang baru ditemukan menyebar ke seluruh dunia.

"Untuk menghindari skenario terburuk dan sebagai tindakan pencegahan darurat, Jepang pertama-tama akan melarang masuknya orang asing ke negara itu mulai tengah malam pada 30 November selama sekitar satu bulan," kata Fumio Kishida kepada wartawan.

Selain itu, 14 negara dan wilayah termasuk Inggris dan Jerman akan ditambahkan ke daftar tempat di mana warga negara Jepang dan penduduk asing yang kembali akan dikenakan persyaratan karantina yang lebih ketat.

Padahal Jepang baru saja melonggarkan larangan masuk baru oleh orang asing pada 8 November lalu serta mengizinkan pengusaha, mahasiswa, dan peserta dalam program magang teknisnya dengan syarat bahwa organisasi tuan rumah mereka setuju untuk memantau kegiatan mereka.

Kishida mengatakan menutup perbatasan adalah tindakan sementara sampai informasi tentang varian Omicron menjadi jelas. "Ketika berhadapan dengan risiko yang tidak diketahui, yang terbaik adalah mengambil setiap tindakan pencegahan," tambahnya.

Mulai Rabu, Jepang juga akan menurunkan batas hariannya untuk jumlah orang yang datang dari 5.000 kembali menjadi 3.500. Warga negara Jepang yang kembali dan penduduk asing akan diminta untuk mengisolasi selama dua minggu, meskipun mereka telah divaksinasi sepenuhnya.

"Orang Jepang yang kembali dari sejumlah negara tertentu harus dikarantina di fasilitas yang ditunjuk," tambahnya.

Langkah itu menandai eskalasi pembatasan yang cepat sejak Jumat ketika Jepang mengatakan akan memperketat kontrol perbatasan pada orang-orang yang datang dari enam negara Afrika.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperingatkan bahwa memutuskan tingkat keparahan Omicron, yang diidentifikasi pertama kali di Afrika Selatan, bisa memakan waktu berhari-hari sampai beberapa minggu tanpa adanya informasi bahwa gejalanya berbeda dari varian lainnya.

Jepang sendiri belum mendeteksi adanya kasus Omicron sejauh ini. "Seorang pelancong dari Namibia ditemukan positif virus corona, dan tes lebih lanjut sedang dilakukan untuk mengetahui apakah itu dari varian baru," kata Menteri Kesehatan, Shigeyuki Goto dalam konferensi pers secara terpisah.

Negara-negara di seluruh dunia telah memberlakukan berbagai pembatasan perbatasan sejak WHO menjuluki Omicron sebagai "varian perhatian". Tapi sampai pengumuman Kishida, Israel adalah satu-satunya negara yang melarang semua orang asing.

Sementara itu Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) telah menerbitkan penilaian risiko Covid-19 baru terkait penyebaran varian baru virus tersebut, yakni Omicron. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES