Pendidikan

ITB Sabet Juara 1 Lomba Geoteknik Mahasiswa Tingkat Nasional 2021

Senin, 29 November 2021 - 12:35 | 87.78k
Ir. Wahyu P. Kuswanda, Direktur PT Teknindo Geosistem Unggul, Senin (29/11/2021). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Ir. Wahyu P. Kuswanda, Direktur PT Teknindo Geosistem Unggul, Senin (29/11/2021). (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tim Kuya BeiFong dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil menyabet gelar Juara I lomba Geoteknik Mahasiswa Tingkat Nasional ke-7 Tahun 2021 dengan nilai 90,4.

Kemenangan tim yang beranggotakan Jovan Thierry Salim, Javaughn Abel Irawan dan Deric itu diumumkan pada Closing Ceremony Civil Expo ITS 2021 yang diselenggarakan secara daring.

Sebagai Juara II adalah Tim Pacivic Piezocone dari Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) dengan nilai 82,8 dan Juara III adalah Tim Navigasi dari Universitas Indonesia (UI) dengan nilai 81,6.

Sedangkan sebagai Juara Harapan I adalah Tim Circle Gayeng dari Universitas Diponegoro (UNDIP) dengan nilai 80,8 dan Juara Harapan II adalah Tim Niswara dari Universitas Indonesia (UI) dengan nilai 80,0.

Wahyu-P.-Kuswanda-2.jpg

Lomba Geoteknik Mahasiswa Tingkat Nasional Ke-7 Tahun 2021 yang bertajuk Inovative Planning in Soil Recovery for Post-Disaster itu diselenggarakan oleh Panitia Civil Expo ITS 2021 didukung oleh Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) dan disponsori oleh PT Teknindo Geosistem Unggul.

Lomba dilaksanakan secara daring mulai tanggal 25 September 2021 sampai tanggal 26 November 2021. Penjurian babak final dilaksanakan tanggal 27 November 2021. Dan pemenangnya diumumkan tanggal 28 November 2021.

Menurut Ir. Wahyu P. Kuswanda, Direktur PT Teknindo Geosistem Unggul, perusahaannya sudah 7 kali mensponsori Lomba Geoteknik Mahasiswa Tingkat Nasional, sejak tahun 2014.

Tujuannya untuk mengenalkan secara dini pekerjaan geoteknik kepada mahasiswa. Sekaligus melahirkan bibit-bibit unggul ahli geoteknik yang masih sangat dibutuhkan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.

“Kami konsisten mensponsori Lomba Geoteknik Mahasiswa Tingkat Nasional dengan tujuan untuk mengenalkan secara dini pekerjaan geoteknik kepada mahasiswa, sekaligus melahirkan bibit-bibit unggul ahli geoteknik yang masih sangat dibutuhkan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia," kata Wahyu yang dalam Lomba ini juga bertindak selaku ketua dewan juri, Senin (29/11/2021).

Masih menurut Wahyu, pada lomba kali ini diikuti oleh 40 tim yang berasal dari 20 perguruan tinggi di Indonesia. Setelah dilakukan babak penyisihan, terpilih 10 tim finalis yang berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Indonesia (UI), Universitas Diponegoro (UNDIP).

Universitas Palangka Raya (UPR), Universitas Tarumanegara (UNTAR) dan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR).

Sesuai dengan tema lomba, materi yang dilombakan adalah perancangan perbaikan kelongsoran tanggul lumpur Sidoarjo.

Para finalis diminta untuk melakukan analisa teknis penyebab kelongsoran tanggul. Kemudian melakukan analisa dan perancangan teknis perbaikannya. Selanjutnya membuat gambar teknis, rencana jadwal pelaksanaan serta rencana biayanya. Semuanya itu harus diselesaikan dalam waktu 22 jam saja pada tanggal 25 dan 26 November 2021.

Pada lomba yang dikenal juga dengan nama Geotechnical Engineering Competition (GEC) itu bertindak selaku Dewan Juri Babak Final adalah Ir. Wahyu P. Kuswanda (PT Teknindo Geosistem Unggul), Dr. James Jatmiko Oetomo, ST, MT, MSc (HATTI), Dr. Yustian Heri Suprapto, ST, MSc (HATTI), Dr. Eng. Ardy Arsyad, ST, MEngSc (HATTI) dan Dr. Luky Handoko, ST, MT (HATTI).

Sementara itu, Jovan Thierry Salim Ketua Tim Kuya BeiFong ITB yang berhasil menyabet gelar Juara I, mengungkapkan rasa senangnya karena usaha yang telah dilakukannya telah terbayarkan. Jovan mengaku bersama timnya telah mempersiapkan diri selama 5 sampai 6 bulan sejak bulan Juni 2021.

“Tentunya kami sangat senang, usaha kami telah terbayarkan. Karena kami telah mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba ini sejak bulan Juni. Persiapan kami sekitar 5 sampai 6 bulan”, tutur Jovan.

Deric, anggota Tim Kuya Biefong ITB, mengungkapkan kendala yang dialami timnya selama mengikuti lomba. Yaitu, selain beban kuliah juga komunikasi. Karena mereka bertiga berada di pulau yang berbeda.

“Kendala yang kami alami adalah beban kuliah yang sedang sibuk-sibuknya. Selain itu juga komunikasi, karena kami berada di 3 daerah yang berbeda. Saya sendiri di Batam, Jovan di Medan dan Javaughn di Palu," ungkap Deric.

Javaughn Abel Irawan, anggota Tim Kuya Biefong ITB lainnya, mengungkapkan manfaat yang diperoleh selama mengikuti lomba. Juga mengucapkan terima kasih kepada Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) yang telah memberikan kesempatan kepada 10 tim finalis mengikuti Pertemuan Ilmiah Tahunan XXV (PIT XXV) HATTI.

“Sangat banyak sekali pembelajaran yang kami dapatkan pada lomba ini. Apalagi kami juga diberi kesempatan untuk mengikuti PIT XXV HATTI yang banyak mendatangkan pembicara skala nasional maupun internasional. Itu sangat bermanfaat sekali," papar Javaughn.

Javaughn tidak lupa juga mengucapkan terima kasih kepada PT Teknindo Geosistem Unggul. Selain itu berharap agar PT Teknindo Geosistem Unggul ke depan tetap mengadakan kerjasama dengan perguruan-perguruan tinggi untuk mengadakan lomba geoteknik.

“Terima kasih kepada Geosistem. Pesan saya ke depan, Geosistem agar tetap mengadakan kerjasama dengan perguruan-perguruan tinggi untuk mengadakan lomba geoteknik," tandas Javauhn terkait capaian prestasi dalam lomba Geoteknik Mahasiswa Tingkat Nasional ke-7 Tahun 2021.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES