Peristiwa Internasional

Diduga Ledakan Metana, 50 Orang Lebih Meninggal di Tambang Batubara Rusia

Jumat, 26 November 2021 - 16:22 | 46.93k
Tambang batubara Listvyazhnaya di wilayah Kemerovo kota Belovo di barat daya Siberia. (FOTO : The Moscow Times)
Tambang batubara Listvyazhnaya di wilayah Kemerovo kota Belovo di barat daya Siberia. (FOTO : The Moscow Times)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Lebih dari 50 orang dilaporkan meninggal, setelah asap pekat memenuhi tambang batu bara Listvyazhnaya di barat daya Siberia. Asap diduga akibat ledakan metana yang disebabkan oleh percikan api, Kamis (25/11/2021).

Sebanyak enam orang anggota Tim Penyelamat yang berusaha melakukan pertolongan justru ikut menjadi korban dalam tragedi itu.

Manajer senior di tambang di wilayah Kemerovo Rusia itu juga telah ditahan karena dugaan pelanggaran keselamatan, setelah kecelakaan mematikan terbaru yang melanda industri pertambangan besar negara itu.

Dilansir The Moscow Times, kantor berita Rusia mengutip pihak berwenang setempat mengatakan, bahwa 52 orang meninggal, termasuk penambang dan enam penyelamat yang telah menjadi bagian dari operasi pencarian yang dibatalkan.

Menurut kantor berita resmi Rusia TASS yang mengutip sumber di layanan darurat setempat, informasi awal tidak ada yang tersisa hidup di dalam tambang itu.

"The Listvyazhnaya adalah tambang batubara, dekat kota Belovo, 3.600 kilometer sebelah timur Moskow, penuh dengan asap, Kamis pagi dengan 285 orang di dalamnya," tulis Gubernur Sergei Tsivilev pada saluran Telegram nya .

Layanan darurat mengatakan kepada Interfax, bahwa 239 penambang dievakuasi setelah ledakan pada pukul 04:30 waktu Moskow.

Upaya pencarian dan penyelamatan untuk para penambang yang terperangkap dihentikan karena konsentrasi metana yang tinggi dan risiko ledakan lain.

Sebuah tim yang terdiri dari enam penyelamat yang dikirim untuk menemukan para penambang yang terjebak berhenti menanggapi komunikasi, kata Kementerian Darurat.

Interfax mengutip seorang pejabat lokal yang mengatakan mereka mati lemas. Menurut otoritas regional, 38 penambang telah dirawat di rumah sakit karena cedera dan 13 lainnya menjalani rawat jalan. RIANovosti melaporkan bahwa tiga dari mereka yang dirawat di rumah sakit itu berada dalam kondisi kritis.

Wakil Jaksa Agung, Dmitry Demeshin seperti dikutip mengatakan, bahwa insiden itu adalah akibat dari  ledakan metana yang disebabkan oleh percikan api. Tetapi beberapa media Rusia melaporkan bahwa debu di lubang ventilasi terbakar, menyebabkan tambang dipenuhi asap.

Gubernur mengumumkan masa berkabung selama tiga hari di wilayah tersebut mulai Jumat.

Kepala Serikat Penambang Independen Rusia, Alexander Sergeyev menyalahkan insiden itu pada "kecerobohan belaka" terhadap aturan keselamatan oleh pemilik dan manajemen tambang.

"Dan sekarang mereka kembali menyalahkan pekerja. Ini adalah masalah sistemik ketika orang melakukan apa pun demi keuntungan," katanya kepada tabloid Moskovsky Komsomolets.

Aparat penegak hukum membuka kasus pidana pelanggaran persyaratan keselamatan industri yang mengakibatkan kematian seseorang.

Komite Investigasi mengatakan bahwa direktur tambang berusia 47 tahun, wakil direktur pertama berusia 59 tahun, dan manajer lokasi berusia 36 tahun telah ditahan sebagai bagian dari kasus tersebut. Jika didakwa, mereka menghadapi hukuman tujuh tahun penjara.

"Selama penyelidikan awal, ditetapkan bahwa para tahanan melanggar persyaratan keselamatan industri," kata komite itu dalam sebuah pernyataan.

Tambang batubara Listvyazhnaya yang terletak di barat daya Siberia itu dimiliki oleh SDS-Ugol, salah satu dari tiga produsen batubara terbesar di Rusia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES