Peristiwa Daerah

Wacana Pembangunan Jembatan di SDN 7 Tegalharjo Banyuwangi Butuh Biaya Rp650 Juta

Jumat, 26 November 2021 - 12:00 | 34.64k
Jembatan ambrol yang memutus akses total masyarakat setempat dan puluhan murid SDN 7 Tegalharjo Banyuwangi untuk pergi ke sekolah. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Jembatan ambrol yang memutus akses total masyarakat setempat dan puluhan murid SDN 7 Tegalharjo Banyuwangi untuk pergi ke sekolah. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Wacana pembangunan ulang jembatan yang memutus akses masuk dan menyebabkan SDN 7 Tegalharjo Banyuwangi terisolir sementara, diestimasi memakan biaya sekitar Rp650 juta. Namun, wacana ini baru bisa dilakukan tahun depan menunggu APBD tahun 2022.

Kebutuhan anggaran untuk pembangunan ulang jembatan ini sudah diinventarisir oleh Dinas Pembangunan Umum. Saat meninjau langsung lokasi jembatan bersama BPBD di Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore beberapa hari lalu.

“Sudah kita bahas. Sudah disurvei PU bahwasanya dibutuhkan anggaran sekitar 650 jutaan. Ini untuk bangunan permanen ya,” kata Sekretaris Pemkab Banyuwangi, Mujiono, Jumat (26/11/2021).

Dari hasil survei tersebut, Mujiono menerima laporan jika di lokasi jembatan ambruk cukup berbahaya. Jarak sungai yang memisahkan dua desa cukup lebar dan memiliki ketinggian lebih dari 10 meter.

Untuk kebutuhan jembatan yang kokoh, setidaknya membutuhkan spesifikasi material yang bagus dengan kebutuhan panjang sekitar 25 meter.

Selain cek lokasi jembatan, Pemkab Banyuwangi juga sudah berdiskusi bersama masyarakat setempat. Sambil menunggu realisasi pembangunan jembatan di APBD tahun 2022, masyarakat ditawarkan untuk sementara ini dibuatkan jembatan darurat.

“Lokasinya memang agak berbahaya. Nah agar masyarakat tidak terisolir, solusi sementara mungkin bisa dibuatkan jembatan darurat. Di tahun 2022 baru dianggarkan untuk yang permanen,” jelas Mujiono.

Kajian sementara, pembuatan jembatan darurat bisa menggunakan tali besi atau seling. Untuk lantai jembatan bisa menggunakan kayu yang kokoh. Kontruksinya sendiri mirip seperti jembatan gantung dengan lebar jalan antara 1 sampai 2 meter.

“Ini masih kajian ya, kalau bisa dibuatkan sementara. Misalnya saja dari seling. Tetapi harus yang layak! Jangan sampai karena ini sementara terus menimbulkan kecelakaan,” ungkap Mujiono.

Menurutnya, pembuatan jembatan sementara ini bisa dilakukan tanpa harus menunggu anggaran tahun 2022. Pembuatan jembatan darurat ini bisa segera direalisasi dengan menggunakan dana Belanja Tidak Terduga (BTT).

“Nanti selingnya bisa di lepas dan kemudian menjadi persediaan. Suatu saat bisa dipakai lagi. Kalau itu bisa dilakukan sambil menunggu APBD 2022 kenapa tidak. Bisa menggunakan dana BTT,” ujarnya.

Untuk diketahui, ambruknya jembatan di Kecamatan Glenmore tersebut telah memberikan dampak yang signifikan. Tidak hanya kehidupan sehari hari masyarakat setempat yang terisolir dari keramaian, puluhan siswa-siswi SD juga serupa. Para guru di SDN 7 Tegalharjo Banyuwangi terpaksa menggunakan fasilitas masjid sebagai ganti ruang kelas pembelajaran. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES