Indonesia Positif

Kisah Ridwan, Pemuda Indramayu yang Alami Luka Bakar Serius dan Memiliki Orang Tua ODGJ

Kamis, 25 November 2021 - 21:06 | 39.61k
Kedua tangan Ridwan yang mengalami luka bakar serius. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Kedua tangan Ridwan yang mengalami luka bakar serius. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Seorang pemuda di Indramayu, tepatnya di Desa Segeran Kecamatan Juntinyuat, Ridwan (20), hanya bisa pasrah di tempat pembaringannya, lantaran kedua tangannya melepuh.

Rasa panas, perih, dan gatal, bercampur aduk di kedua tangannya. Jari jemarinya membengkak, ikut tertekuk akibat tekanan dari kulit yang melepuh di bagian punggung tangan. Ruas jari dan pergelangan tangannya sulit digerakkan alias kaku.

Selain luka di tangan, di paha bagian kanannya terdapat perban yang cukup besar menutup luka. Rupanya, jaringan daging yang ada di pahanya tersebut diambil, kemudian digunakan untuk memperbaiki bagian jari jempol tangannya yang melepuh.

Akibatnya, Ridwan tidak bisa melakukan aktivitas normal seperti biasanya, seperti makan, menggenggam, bahkan pergi ke kamar mandi. Luka di kakinya juga membuatnya sulit untuk berjalan. Semuanya dibantu oleh paman dan bibinya, yang mengurus pemuda malang tersebut.

Yang lebih membuat miris, dia hanya hidup sebatang kara. Ibu bapaknya yang sama-sama menyandang status sebagai orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), tak mampu merawat Ridwan. Bahkan keduanya sudah bercerai dan menjalani kehidupannya masing-masing. Sehingga, Ridwan dirawat di rumah neneknya yang sudah meninggal, dengan dibantu oleh paman dan bibinya.

Ridwan menceritakan, saat itu usai lulus dari SMA, dia diajak oleh temannya untuk merantau ke Jakarta. Di sana, Ridwan bekerja di warung milik paman dari temannya itu.

Selang 8 bulan bekerja, terjadi sebuah insiden yang tak mampu dilupakan oleh Ridwan seumur hidup. Saat itu, tepatnya 5 bulan lalu, dia tengah memasak di warung tempatnya bekerja. Tiba-tiba, tabung gas yang biasa digunakan untuk memasak, meledak. Ridwan pun mengalami luka bakar di bagian wajah dan tangannya.

Usai kejadian, Ridwan pun langsung dilarikan ke rumah sakit, untuk mendapatkan pertolongan. Beruntung, berkat penanganan yang tepat, luka-luka bakar Ridwan segera diobati.

Setelah mendapatkan perawatan usai kejadian, Ridwan pun memutuskan pulang kembali ke Indramayu, supaya bisa fokus mengobati lukanya. Karena di rumahnya saat ini sudah tidak layak huni, maka dia pun dirawat di rumah neneknya. Ridwan dibantu oleh paman dan bibinya, untuk pengobatan pasca kejadian tersebut.

Begitu tahu lukanya semakin sembuh, maka pengobatan Ridwan pun mulai berkurang. Wajahnya yang dulu melepuh lantaran kena ledakan, kini mulai berangsur membaik, bahkan tak kelihatan bekas luka bakar. Hanya menyisakan bagian daun telinga saja yang masih ada bekas lukanya. Kemungkinan, bagian tersebut luput dari pengobatan.

"Diobatinya pakai salep yang waktu periksa ke rumah sakit itu, dan sekarang lukanya sudah hampir sembuh," ujar Ridwan kepada TIMES Indonesia saat ditemui di kediamannya di Desa Segeran Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu, Kamis (25/11/2021), sembari menunjukkan wajahnya yang kini nyaris tak ada luka bakar.

Namun rupanya, kedua tangan Ridwan justru menunjukkan tanda yang kurang baik. Sayangnya, Ridwan membiarkan hal tersebut dan tidak menceritakannya kepada siapapun, karena dia tipe orang yang pendiam.

Luka bakar di tangan yang semakin parah tersebut akhirnya diketahui oleh tetangganya, yakni Ujang. Dengan sigap, Ujang pun langsung bergerak cepat untuk membantu penanganan Ridwan. Paman Ridwan yang merupakan seorang nelayan, diminta untuk tidak melaut dulu, demi bisa fokus mengobati Ridwan.

Ridwan pun kembali dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Selain itu, majikan Ridwan yang ada di Jakarta, dihubungi untuk diminta upaya penanganan lebih lanjut, lantaran luka bakar yang ada di tangan Ridwan semakin parah.

Pasalnya, biaya operasi Ridwan mencapai Rp18 juta untuk satu jari. Jika dikalikan sebanyak jumlah jari, maka akan membutuhkan biaya yang tak sedikit. Jumlah tersebut masih belum bagian punggung tangan dan pergelangan tangan.

"Yang dari Jakarta hanya mampu menanggung biaya Rp18 juta saja, karena di sana juga hanya jualan kecil-kecilan," jelas Ujang saat mendampingi Ridwan.

Berbekal dari uang bantuan dari majikan Ridwan yang di Jakarta itulah, Ridwan akhirnya bisa menjalani operasi untuk ibu jarinya saja. Jaringan daging yang ada di paha, diambil untuk memperbaiki jaringan yang ada di jempol.

Meskipun sudah menjalani operasi di jempol, Ridwan masih sangat membutuhkan biaya lagi untuk operasi di jari lainnya dan juga bagian pergelangan tangannya. Hingga akhirnya, dokter menyarankan untuk menggunakan BPJS Kesehatan.

"Akhirnya dibikin BPJS, dan Ridwan dirujuk ke rumah sakit yang ada di Cirebon, karena di sana peralatannya lebih lengkap. Tapi, untuk operasi menggunakan BPJS, harus melampirkan surat keterangan polisi tentang kejadian itu," tutur Ujang yang juga merupakan pamong desa.

Akhirnya, diuruslah keperluan untuk membuat surat keterangan dari polisi tentang kejadian yang menimpa Ridwan di Jakarta. Namun, karena kejadiannya di Jakarta dan sudah cukup lama, maka proses pembuatan surat keterangan tersebut masih belum selesai.

"Sekarang kita masih menunggu proses pembuatan surat dari kepolisian itu," tuturnya.

Kepala Desa Segeran, Golib Munawar mengatakan, pihak Pemerintah Desa Segeran tengah berupaya membantu Ridwan untuk bisa menjalani pengobatannya. Dirinya pun mengutus pamong praja seperti Ujang, untuk selalu mengecek kondisi Ridwan secara berkala.

Sebelumnya, dirinya pernah meminta Ridwan untuk tinggal saja terlebih dahulu di balai desa. Karena di situ ada satu ruangan kosong yang bisa ditinggali. Hal tersebut dilakukan lantaran Ridwan sudah tidak mempunyai tempat tinggal.

"Rumahnya yang dulu ditinggali sama orang tuanya, sudah tidak layak huni dan ambruk," jelasnya.

Namun, Ridwan lebih memilih tinggal di rumah neneknya, dan diurus oleh paman dan bibinya. Kini pihaknya pun selalu terus mengontrol perkembangan Ridwan dan membantu supaya Ridwan bisa menjalani operasi.

"Kita bantu apa yang bisa kita bantu, karena Ridwan adalah warga Segeran, jadi sudah tugas kita untuk membantu warganya yang sedang kesulitan," tuturnya.

Kini Ridwan hanya bisa pasrah, menunggu datangnya hari di mana dia bisa menjalani operasi, supaya bisa kembali beraktivitas normal seperti biasa. Pemuda Indramayu itu pun berharap ada pihak-pihak yang bisa membantunya untuk bisa segera menjalani operasi. Usianya masih muda, masih banyak impian yang harus dikejarnya. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES