Indonesia Positif

Gelar Diskusi Film, Cara Tanoker Ledokombo Peringati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Kamis, 25 November 2021 - 21:48 | 34.33k
Pemutaran film 'Karsih' yang diikuti oleh seluruh peserta dan dilanjutkan dengan sesi diskusi. (Foto: Tanoker For TIMES Indonesia)
Pemutaran film 'Karsih' yang diikuti oleh seluruh peserta dan dilanjutkan dengan sesi diskusi. (Foto: Tanoker For TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBERTanoker Ledokombo rayakan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Kamis, (25/11/2021) dengan melakukan pemutaran dan diskusi film berjudul Karsih, di aula Kecamatan Kalisat dan aula Tanoker. 

Menyasar para wanita lanjut usia (lansia), Tanoker Ledokombo bekerjasama dengan Yayasan Gerontologi Abiyoso, Karang Werda Kalisat dan Ledokombo, Sekolah Eyang, Sudut Kalisat, dan In-Docs.

Imam Soebagio, mewakili yayasan Gerontologi Abiyoso mengatakan, para lansia butuh dengan kebebasan agar bisa berinovasi atau melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. 

"Para lansia jangan dipaksa untuk mengikuti kehendak anak, orang tua harus begini, tidak boleh keluar rumah, tidak boleh melakukan kegiatan ini dan sebagainya. Beri kebebasan sesuai dengan kemampuan dan usianya," ungkap Bagio, sapaan akrab Imam Soebagio. 

Berdasarkan diskusi film, menurut Bagio, pemaksaan terhadap lansia termasuk dalam kekerasan meskipun semua kebutuhannya sudah terpenuhi.

Foto bersama usai kegiatan pemutaran dan diskusi filmFoto bersama usai kegiatan pemutaran dan diskusi film yang menyasar para wanita lansia. (Foto: Tanoker for TIMES Indonesia) 

"Apabila lansia ingin bekerja juga silahkan, asalkan aman dan sesuai dengan kemampuannya," imbuhnya. 

Ia juga mengungkapkan rasa terimakasih kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Jember (DP3AKB Jember) yang sudah melirik para lansia untuk mensejajarkan taraf hidupnya. 

"Terima kasih sudah melakukan itu, walaupun belum semua tersentuh, tetapi secara garis besar sudah ada penanganan," kata Bagio. 

Sementara itu, Yayuk Rohani, yang tergabung dalam Forum Komunikasi Karang Werda Kalisat (FKKW Kalisat) mengatakan bahwa lansia yang memiliki keterampilan perlu adanya pembinaan atau pemberdayaan dari pemerintah setempat. 

"Contoh seperti, lansia yang memiliki kepintaran membuat jamu, membuat telur asin dan sebagainya itu mungkin pemerintah memberikan fasilitas untuk itu. Jadi para lansia bisa lebih produktif," pungkasnya saat perayaan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES