Peristiwa Daerah

SDN 7 Tegalharjo Terisolir, Pemkab Banyuwangi Upayakan Sekolah Alternatif

Kamis, 25 November 2021 - 18:26 | 33.17k
Suratno, Plt Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi saat memberikan keterangan di gedung DPRD setempat. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)
Suratno, Plt Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi saat memberikan keterangan di gedung DPRD setempat. (FOTO: Agung Sedana/ TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Akibat akses jalan terputus total, sebanyak 35 murid di SDN 7 Tegalharjo, Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi, terpaksa terisolasi. Sementara ini para murid harus menggunakan fasilitas masjid untuk melangsungkan pembelajaran. Inilah yang ditindaklanjuti Pemkab Banyuwangi.

Agar hak pendidikan tetap terpenuhi, Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Pendidikan, mengupayakan gedung alternatif yang bisa digunakan untuk sementara waktu.

Plt Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, mensyaratkan gedung alternatif untuk menampung para siswa SD ini haruslah memenuhi kelayakan untuk digunakan proses pembelajaran.

Kebutuhan gedung alternatif ini tergolong urgent, karena sebentar lagi para siswa harus menghadapi ujian.

"Kan tidak mungkin menggunakan masjid secara terus menerus. Sehingga kita upayakan untuk mencari tempat alternatif, bisa mencari SD atau sekolah lain yang terdekat," kata Suratno, Kamis (25/11/2021).

Menurut Suratno, mengalihkan sementara proses pembelajaran murid SDN 7 Tegalharjo dengan menampung di sekolah lain sangatlah memungkinkan. Ini karena, saat ini aturan pembelajaran tatap muka masih menerapkan kebijakan terbatas yang diikuti maksimal 50 persen siswa.

"Karena saat ini sekolah-sekolah masih pembelajaran tatap muka terbatas. Jadi pada prinsipnya banyak kelas yang bisa dipakai. Sementara muridnya di situ, gurunya juga di situ," jelasnya.

Suratno menekankan, bahwa hak pendidikan murid harus tetap diberikan oleh sekolah. Meskipun dengan kondisi yang terjadi pada SDN 7 Tegalharjo saat ini. "Siswa harus tetap dijamin pendidikannya. Resiko juga harus diminimalkan, maka secepatnya diupayakan untuk tempat belajar yang lebih baik," ungkap Suratno.

Untuk solusi atas persoalan akses jalan ke SDN 7 Tegalharjo ini, Dinas Pendidikan Banyuwangi sudah berkomunikasi dengan Dinas Pekerjaan Umum. Suratno, juga sudah berkoordinasi dengan Korwilsatdik kecamatan Glenmore.

"Karena solusi untuk jembatan masih belum jelas kapan. Sambil menunggu itu, kita segera upayakan mencari alternatif pembelajaran," cetusnya.

Secara terpisah, Kapolsek Glenmore AKP Basori Alwi, telah memasang garis polisi di kedua sisi jembatan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi masyarakat mendekat ke lokasi jembatan ambruk karena dikhawatirkan terjadi longsor.

"Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan kita pasang garis polisi. Kita juga imbau warga agar tidak mendekat ke jembatan, terutama anak-anak kecil," kata Kapolsek.

Untuk diketahui, jembatan ambruk yang memutus akses total puluhan murid SDN 7 Tegalharjo memiliki panjang sekitar 25 meter dan lebar 5 meter. Jembatan ini dibangun pada 2005 dengan ketinggian lebih dari 10 meter dari dasar sungai. Untuk itu, Pemkab Banyuwangi pun turun tangan menangani masalah SDN 7 Tegalharjo itu. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES