Pendidikan

Cegah Kekerasan Seksual, UNIPAR Jember Resmikan Pusat Studi Gender dan Anak

Kamis, 25 November 2021 - 17:28 | 47.55k
Rektor UNIPAR (tengah), ketua PSGA (kanan), serta Kepala Bidang DP3AKB, Joko Sutriswanto (kiri) usai penandatanganan nota kesepakatan. (Foto: Humas UNIPAR for TIMES Indonesia)
Rektor UNIPAR (tengah), ketua PSGA (kanan), serta Kepala Bidang DP3AKB, Joko Sutriswanto (kiri) usai penandatanganan nota kesepakatan. (Foto: Humas UNIPAR for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Bertepatan dengan Hari Anti Kekerasan, Kamis (25/11/2021) Universitas PGRI Argopuro Jember (UNIPAR Jember) meresmikan Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA).

Fannah, Ketua PSGA UNIPAR menjelaskan, latar belakang diresmikannya PSGA ini merupakan tindak lanjut dari kekerasan seksual yang terjadi beberapa waktu lalu di lingkungan UNIPAR.

"Sampai saat ini memang Latar belakang pembentukan dari PSGA itu dari kasus yang kemarin. Latar belakang utama dan satu-satunya memang itu yang kemudian menggerakkan semua pihak, baik perempuan, laki-laki, tidak hanya dosen tetapi rektorat dan juga yayasan," ungkapnya usai acara kepada TIMES Indonesia.

PSGA ini, lanjut Fannah, tidak hanya terfokus dalam urusan kesetaraan gender saja, melainkan juga anak. Menurutnya, sebagai tenaga pengajar pasti tidak akan terlepas dengan anak-anak.

"Untuk Fakultas Ilmu Pendidikan memang mencetak generasi yang fokus didunia pendidikan, artinya apakah dia jadi guru BK, guru PAUD atau guru di sekolah inklusi, mereka akan terus berhadapan dengan anak-anak. Seperti masalah pemenuhan hak dan perlindungan terhadap anak," lanjutnya.

Merujuk pada Peraturan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 30 tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di perguruan tinggi, PSGA melakukan pendekatan dengan memasukkan kesetaraan gender didalam mata kuliah yang wajib ditempuh.

"Dari mata kuliah kesetaraan gender kita sentuh ranah kognisi mereka untuk mereka sadar bahwa ketika terjadi kekerasan siapapun laki-laki atau perempuan mereka harus sampaikan ke PSGA," terangnya.

Lebih lanjut, dalam cakupannya, Fannah mengatakan bahwa, PSGA tidak hanya bisa diakses oleh kalangan internal saja, melainkan juga masyarakat luar. Sebagai perguruan tinggi, mereka berfokus pada tri dharma, mengajar, penelitian dan pengabdian.

"Tetapi Itu tidak membatasi gerak kami agar bisa bersinergi dengan masyarakat, hasil dari apa yang kita lakukan di perguruan tinggi juga bermanfaat untuk masyarakat luas terutama masalah kesetaraan gender, masalah perlindungan terhadap perempuan dan anak," imbuhnya.

Fannah berharap, institusi ini tidak hanya sekedar terbentuk, tidak hanya diranah pengkajian, tidak hanya diranah pengajaran tapi lebih keranah pengabdian.

"Kalau pengabdian kita bisa bersinergi dengan masyarakat, bisa berkolaborasi dengan masyarakat dan manfaatnya juga bisa dirasakan bukan hanya diinternal tapi juga untuk masyarakat," pungkas Ketua PSGA UNIPAR Jember. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES