Peristiwa Daerah

Covid-19 Merubah Tatanan Hidup, Simak Cerita Pejuang Nafkah di Masa Pandemi

Kamis, 25 November 2021 - 14:04 | 51.86k
Webinar dengan tema: Perjalanan Virtual Bersama Masyarakat Menghadapi Pandemi Covid-19.
Webinar dengan tema: Perjalanan Virtual Bersama Masyarakat Menghadapi Pandemi Covid-19.

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Tatanan kehidupan mengalami perubahan sejak pandemi Covid-19 melanda. Perubahan terjadi mulai dari sektor perekonomian hingga kehidupan sosial, akibat pembatasan jarak secara fisik dan penurunan interaksi langsung antar manusia. Dalam kondisi ini, Teknologi Informasi (IT) memegang peranan besar dalam tatanan kehidupan yang baru.

Suka tidak suka, masyarakat dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan beralih kepada pemanfaatan IT untuk menjaga agar tetap terhubung satu sama lain. Covid-19 telah menyebabkan peningkatan drastis kegiatan online dan virtual.

Peran besar IT pada masa pandemi Covid-19 dikupas dalam sebuah webinar dengan tema "Perjalanan Virtual Bersama Masyarakat Menghadapi Pandemi Covid-19" yang diselenggarakan Atma Connect, berkat dukungan dari United States Agency for International Development (USAID), melalui program USAID Madani Indonesia.

Pejuang Nafkah 2

Atma Connect adalah sebuah organisasi nirlaba yang memfokuskan kerjanya bagi pembangunan masyarakat melalui pemanfaatan IT. Pada bulan Maret 2020, berbarengan dengan mulai masuknya Covid-19 ke Indonesia, Atma mengembangkan covid19.atmago.com, sebuah platform turunan AtmaGo yang berfungsi sebagai platform informasi dan layanan terintegrasi yang berhubungan dengan Covid-19, serta memberikan dukungan terhadap upaya pemulihan dampak sekunder dari Covid-19, berupa pemulihan ekonomi dan kesehatan mental masyarakat.

Platform Covid-19 AtmaGo ini dapat dikembangkan lebih luas atas dukungan dari Program USAID Madani- Civil Society Support Initiative Program. Kerjasama antara Atma dan Madani ini telah mampu mendukung upaya Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dalam membangun ketangguhan masyarakat.

Webinar via zoom ini menghadirkan Abetnego Tarigan, Deputi II Kantor Kepresidenan (KSP) Republik Indonesia serta empat pembicara inti lainnya, yaitu Luthfi Ashari selaku penulis cerita Penyintas dan Pejuang Nafkah COVID-19, Agustian, Inisiator program Salam Radio live streaming pelaku usaha bangkit, Danardono Siradjuddin  inisiator program Kolase Sakawarga, dan Sovia Eprinita counselor program Curhat Corona.

Dalam pidato pembukaannya Abetnego Tarigan, menyatakan bahwa pemerintah selalu hadir memberikan dukungan kepada masyarakat dalam penanganan covid-19. Ada tiga hal tahapan penting yang dilakukan yaitu mendeteksi dengan meningkatkan tes epidemiologi dan tes screening, meningkatkan rasio kontak erat, surveilans genomik di daerah-daerah berpotensi lonjakan kasus.

Abet menyebut dalam penanganan Covid-19 membutuhkan kerjasama berbagai pihak, khususnya masyarakat. Karena dalam penanganan Covid-19 ini juga banyak tantangan yang dihadapi misalnya kurangnya kedisiplinan terhadap protokol kesehatan, komunikasi yang kurang baik, data yang kurang singkron, dan juga kurangnya penerapan 3T.

“Dalam penanganan Covid-19 ini juga diperlukan kolaborasi Pentahelix Berbasis Komunitas. Dari Pemerintah (Regulator) menerbitkan strategi dan kebijakan penanganan Covid-19 yang tepat. Media (Katalisator) mengedukasi, sosialisasi, diseminasi informasi, dan menangkal hoax yang beredar terkait Covid-19. Kemudian Akademisi (Konseptor) berkaitan dengan kepakaran, pengkajian, dan penelitian untuk memberikan rekomendasi alternatif solusi. Swasta (Enabler) mendukung dan menggalang sumber daya untuk percepatan penanganan Covid-19," kata Abet.

Kisah Para Pejuang Nafkah

Dalam webinar tersebut juga disampaikan kisah nyata perjuangan masyarakat untuk bertahan hidup di masa pandemi Covid-19 juga disampaikan oleh Luthfi Azhari, seorang Luthfi Ashari selaku penulis cerita Penyintas dan Pejuang Nafkah Covid-19.

Luthfi menyaksikan langsung bagaimana perjuangan seorang tukang pijat bernama Imam, yang perekonomiannya kocar-kacir akibat pandemi Covid-19.

Pejuang Nafkah 3

"Imam ini kerja di suatu panti pijat, dampak yang kelihatan itu pelanggan udah nggak ada yang datang, sehari tinggal 1 atau 2. Nah imam ini mulai bingung, karena bertahan 4 sampai 5 bulan itu nggak ngapa-ngapain, dia hanya bertahan hidup dengan tabungan," kata Luthfi.

Kondisi itu membuat Imam tidak bisa mengirimkan uang kepada keluarganya di kampung. Beruntung keluarga di desa yang terdiri dari istri, 2 anak serta kedua mertua Imam, ternyata terbantu karena adanya program dari pemerintah.

"Jadi selama pandemi Covid-19 itu, pemerintah begitu terasa melalui berbagai skenario-skenario bantuannya, seperti PKH dan lain-lain," tuturnya.

Karena kondisi di panti pijat sepi, Imam kemudian mencoba untuk mulai mencoba bangkit dengan menjadi tukang pijat panggilan. Tapi hal itu juga menghadirkan tantangan yang lain, Imam mengalami pengalaman yang kurang mengenakkan

"Imam harus mandi sampai 5 sampai 6 kali, tergantung pasiennya. Kadang juga masuk rumah harus disemprot, keluar harus disemprot. Tapi Imam sadar bahwa ini situasi yang tak terencana, dan terelakkan dan akhirnya dia bisa survive. Justru yang menarik adalah Imam mampu survive dengan mempelajari skill yang lain. Ketika dia biasanya kan pijet biasa, pijat kebugaran, nah pelan-pelan dia itu belajar kemampuan untuk mengobati stroke, nah sekarang dia fokus di situ dan dia keluar dari panti pijat," ucap Luthfi.

Kisah menarik lainnya dialami oleh Akbar, seorang tukang ojek yang sempat kehilangan mata pencaharian di masa pandemi Covid-19.

"Akbar ini saya kenal karena anak dari satpam di perumahan, nah Akbar ini sebagai tukang ojek yang biasanya mangkal tak jauh dari rumah saya.
Awalnya dia ngerasa biasa aja (saat awal pandemi), tapi begitu ada lockdown dia baru ngerasa, dia sepi penumpang, sehari nunggu tidak ada penumpang, 2 hari, 3 hari sepi. Kemudian dia merasa tidak bisa hidup seperti itu, karena dapur harus tetap mengepul. Akhirnya dia panik, bingung, karena langganan yang biasanya anak sekolah itu juga habis semua, sehingga praktis dia mati," tuturnya.

Nah, karena desakan ekonomi, Akbar memutuskan berhenti ngojek dan belajar memelihara ikan cupang. Kemudian pelan-pelan dari memelihara ikan itu, Akbar merambah untuk mencari jentik nyamuk untuk pakan ikan.

"Akhirnya dia yang lebih mendapatkan uang itu dari mencari jentik nyamuk. Tapi ternyata di kampung, karena situasi saat pandemi sangat sulit, rupanya terjadi persaingan yang sangat ketat untuk mencari jentik nyamuk. Bahkan dia sampai harus menyembunyikan genangan air yang ada jentik nyamuk itu. Pelan-pelan dia juga ikut bantu ibunya yang seorang pembantu rumah tangga. Nah sekarang kan sekolah juga sudah mulai (tatap muka) lagi, jadi dia udah bisa ngojek lagi," kata Luthfi.

"Nah yang menarik dari cerita Akbar dan Imam ini adalah meskipun pandemi Covid-19 ini benar-benar universal, benar-benar dampaknya tidak terduga dan menyentuh semua sisi kehidupan masyarakat, tetapi pandemi juga ternyata memunculkan kreativitas di tengah masyarakat, seprti Imam yang dari tukang pijat belajar ilmu penyembuhan stroke, kemudian Akbar yang dari tukang ojek, bisa survive dari mencari jentik nyamuk," ucap Luthfi, mengakhiri cerita pejuang nafkah di tengah pandemi Covid-19.

Sementara Sovia Eprinita, selaku konselor Curhat Corona AtmaGo, menjelaskan dalam paparannya bahwa layanan Curhat Corona AtmaGo hadir sebagai salah satu upaya untuk memberikan dukungan sosial dasar bagi masyarakat selama pandemi, sehingga masyarakat mendapatkan penguatan dukungan psikologis. Telah banyak keluhan yang muncul dalam sesi konsultasi seperti keluhan sulit tidur, mudah marah, lebih sensitif, cemas berlebih, dan sebagainya.

“Banyak perubahan positif  yang dirasakan oleh masing-masing individu selama menerima layanan ini seperti munculnya perasaan positif , perasaan tenang dan didengarkan, perasaan menjadi semakin lega, dan terlebih lagi individu mengetahui dan paham bagaimana harus bersikap dalam menyikapi masalah yang sedang dialami," kata Sovia.

Webinar bertema "Perjalanan Virtual Bersama Masyarakat Menghadapi Pandemi Covid-19" juga dihadiri Agustian, penggagas salam radio, dan juga Danardono Siradjuddin, Co-Founder Kolase Sakawarga. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES