Peristiwa Daerah

Banyuwangi Jadi Rujukan Kabupaten Banjarnegara dan Mataram Study Tiru Soal Pariwisata

Kamis, 25 November 2021 - 13:50 | 31.72k
Tarian Gandrung Mataram saat acara penyambutan di Banyuwangi. (Foto: Rizki Alfian/TIMES Indonesia)
Tarian Gandrung Mataram saat acara penyambutan di Banyuwangi. (Foto: Rizki Alfian/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kekayaan wisata, seni dan budaya Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menjadi daya tarik tersendiri bagi daerah lain. Hal itu terbukti dari seringnya Banyuwangi menjadi tempat rujukan studi tiru.

Seperti yang dilakukan Kabupaten Banjarnegara dan Kota Mataram. Kedua wilayah itu memilih Banyuwangi untuk dijadikan rujukan studi tiru. Tak tanggung-tanggung, keduanya membawa serta kepala dinasnya untuk bisa menimba ilmu di Bumi Blambangan.

Kunjungan kerja itu disambut oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, M. Yanuar Bramuda melalui Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar, Ainur Rofik S.Sos.

"Kami melihat di Banyuwangi bisa membatasi para pengunjung wisata dan event berbasis digital. Tentunya ini yang menjadi daya tarik kami untuk belajar kepada Banyuwangi," kata Kadisparbud Banjarnegara, Drs. Agung Yusianto, Rabu (24/11/2021). 

Selain itu, lanjut Agung, kedatangannya ke Banyuwangi juga untuk mempelajari pengelolaan seni budaya dan pariwisata di kota Gandrung agar bisa diaplikasikan di Kabupaten Banjarnegara.

Tarian Gandrung Mataram 2

"Digitalisasi di Banyuwangi ini sudah sangat menyeluruh. Hal ini yang menjadikan tujuan Disparbud Banjarnegara menjadikan Banyuwangi sebagai tujuan study tiru," ungkap Agung.

Sementara itu Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram NTB, Ir. Umara Sri Rachmawati mengungkapkan, jika pariwisata Banyuwangi ini sangat beragam. Begitu pula seni dan budaya juga sangat kaya.

"Kami membawa beberapa sanggar dari mataram untuk dapat belajar seni dan budaya bersama di Banyuwangi. Dan uniknya lagi ada 1 tarian yang sama yakni tarian gandrung yang juga dimiliki Banyuwangi. Siapa tau memang ada kemiripan atau hanya penamaannya yang sama," ujarnya.

Sementara itu dalam sambutannya, Kabid Pemasaran Disbudpar Banyuwangi, Ainur Rofik S.Sos memberikan arahan dan menanggapi beberapa hal terkait digitalisasi, wisata dan seni budaya di Kabupaten Banyuwangi.

"Digitalisasi mempermudah kami untuk memantau jumlah grafik jumlah kunjungan secara realtime seperti yang kita terapkan pada aplikasi E-Tax. Hal ini tentunya dapat diaplikasikan di era pandemi ini untuk pembatasan jumlah kunjungan," ucap Rofiq.

Begitu pula dengan seni dan budaya yang sangat beragam, Disbudpar Banyuwangi memberikan ruang kepada para seniman untuk dapat terus berkarya. Salah satunya dengan cara virtual. "Jadi disitu para seniman tetap bisa berkarya, namun dengan keterbatasan yang ada. Karena masih dalam pandemi Covid-19," tandas Rofiq. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES