Belajar Daring Turunkan Kedisplinan Siswa, Guru BK SMA Se-Surabaya Belajar Konseling di FBS Unesa
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Demi memastikan lingkungan sekolah nyaman bagi seluruh siswa pasca dua tahun belajar online (daring), sejumlah guru bimbingan konseling (BK) SMA di Surabaya menimba ilmu di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya (FBS Unesa).
Upaya tersebut ditempuh untuk menyajikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sebaik mungkin. Mengingat pembelajaran daring telah banyak mengubah kebiasaan belajar para siswa.
Berdasarkan penuturan Koordinator Bimbingan Konseling FBS Unesa, Ajeng Dianing para guru mengeluhkan terjadinya penurunan capaian pembelajaran dan degradasi Kedisiplinan siswa.
Suasana Focus Grup Discussion (FGD) sejumlah guru BK se-Surabaya bersama Fakultas FBS Unesa. (FOTO: Tangkapan layar)
"Oleh karena itu kami tim Bimbingan Konseling Universitas Negeri Surabaya melakukan pendampingan pada guru BK SMA di Surabaya untuk mempersiapkan PTM. Pendampingan dilakukan melalui workshop dan Focus Grup Discussion (FGD)," ungkap Ajeng kepada TIMES Indonesia.
Dihadiri lebih dari 90 guru BK se-Surabaya, lokakarya tersebut diisi oleh narasumber Dr. Cindy Asli Pravesti, Dosen Bimbingan Konseling Universitas PGRI Adi Buana Surabaya yang dikenal tengah fokus melakukan penelitian kesiapan siswa kembali ke PTM.
Lokakarya ini difokuskan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis para guru BK SMA di Surabaya agar mereka dapat lebih kritis memetakan permasalahan yang mungkin akan dihadapi baik oleh siswa maupun guru saat PTM berjalan.
“Kami dari Tim Bimbingan Konseling FBS berharap nantinya pembelajaran PTM, khususnya di SMA dapat berjalan dengan lancar dengan adanya kesigapan para guru dalam proses pembelajaran serta kesigapan guru BK untuk membersamai siswa menjalani pembelajaran kembali dengan lebih baik lagi,” harap Ajeng.
Sementara itu Cindy Asli Pravesti menyebut bahwa para guru, khususnya guru BK memegang peranan penting dalam memastikan siswa menjalani pembelajaran dengan baik. Maka mereka dituntut untuk lebih sigap menghadapi kemungkinan permasalahan yang akan terjadi siswa pasca kembali PTM di sekolah.
"Yang sudah jelas nampak adalah penurunan capaian pembelajaran. Guru BK ke depannya harus mampu lebih bersinergi dengan wali kelas dan juga wali murid dalam berbagai penanganan permasalahan siswa,” tutur Cindy.
Lokakarya berkelanjutan yang sudah dimulai sejak 11 September ini, disempurnakan dengan FGD di bulan November. Di mana para guru berdiskusi dan memetakan permasalahan pasca PTM digelar.
Bersama para pembimbing konseling FBS Unesa, mereka merumuskan solusi bagi setiap permasalahan yang muncul setelah pembalajaran daring hampir dua tahun terakhir. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |