Adv

Warga Jrebeng Kidul Probolinggo Maksimalkan Sampah Jadi Berkah

Rabu, 24 November 2021 - 19:25 | 31.68k
Pelatihan daur ulang bahan bekas di Kel. Jrebeng Kidul Kec. Wonoasih Kota Probolinggo (Foto: A Taufiq for TIMES Indonesia)
Pelatihan daur ulang bahan bekas di Kel. Jrebeng Kidul Kec. Wonoasih Kota Probolinggo (Foto: A Taufiq for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGOSampah masih saja menjadi permasalahan krusial di sejumlah daerah. Guna mengantisipasi lonjakan sampah, Pokmas Karang Emas, Jrebeng Kidul, Wonoasih, Kota Probolinggo, Jawa Timur gelar pelatihan intensif mengubah sampah menjadi berkah dan lebih bernilai ekonomis.

Pelatihan intensif itu digelar di Pendopo Kelurahan Jrebeng Kidul. Mendatangkan pemateri dari Paguyuban Peduli Sampah (Papesa). Pelatihan itu mengajarkan masyarakat tentang pengolahan sampah rumah tangga, menjadi produk yang bernilai kerajinan ekonomis.

“Semakin lama tumpukan sampah semakin banyak. Maka dari itu, masyarakat harus terlibat dalam pengurangan sampah. Salah satunya dengan cara mendaur ulang barang bekas,” kata Pemateri dari Papesa, Syaifudin Zuhri.

Warga Jrebeng Kidul Probolinggo 2Syaifudin Zuhri, narasumber dari PAPESA (Perkumpulan Peduli Sampah), memberikan pelatihan daur ulang barang bekas. (Foto: A Taufiq for TIMES Indonesia)

Sedikitnya ada 50 warga anggota Pokmas Karang Emas Jrebeng Kidul, yang ikut pelatihan ini. Fokus pelatihan yang diberikan ada tiga keterampilan. Yakni pembuatan lilin dari minyak jelantah, pembuatan tempat tisu danri ring bekas air mineral dan pembuatan aneka kerajinan dari bungkus kemasan kopi.

Dari pelatihan itu, diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat. Dalam mengolah sampah rumah tangga. Khususnya sampah anorganik menjadi kerajinan daur ulang yang berguna bagi masyarakat. Selain itu, ada nilai ekonomis yang bisa didapat dari kerajinan itu.

Katarina Suhendar, salah satu pemateri menyebut, jika masyarakat ‘telaten’ dan tekun dalam membuat kerajinan, maka bukan tidak mungkin, kerajinan dari bahan baku sampah ini bisa menjadi pendapatan sampingan. Atau bahkan menjadi mata pencaharian.

“Prinsipnya adalah tekun dan konsisten. Jika tidak, maka susah untuk mencapai itu. Selain itu, inovasi bentuk kerajinan baru, juga harus ada,” katanya.

Warga Jrebeng Kidul Probolinggo 3Katarina Suhendar, sedang memberikan pelatihan cara mengolah sampah menjadi kerajinan tangan. (Foto: A Taufiq for TIMES Indonesia)

Katarina menyebut, waktu yang diberikan selama satu jam sebetulnya kurang. Untuk tiga jenis kerajinan yang dipraktekkan. Katarina sendiri, sejauh ini merupakan salah satu warga yang berhasil mengembangkan kerajinan berbahan daur ulang. Ketersediaan bahan yang melimpah, ditunjang dengan konsistensi serta kreatifitas, mampu mewujudkan sampah menjadi berkah.

Bahkan untuk mencukupi permintaan kerajinan daur ulang yang dikelolanya, Katarina sampai bekerja sama dengan pemulung dan sopir truk sampah. “Jadi kalau saya butuh bungkus kopi jenis tertentu, saya bilang pada rekan saya itu untuk mencarikan. Alhamdulillah ada,” imbuhnya.

Melalui pelatihan itu, diharapkan masyarakat bisa secara mandiri menjaga lingkungan. Mulai dari memisah dan memilah sampah. Sampai mengolah sampah anorganik menjadi kerajinan daur ulang yang cantik. Efeknya, nilai ekonomis mampu menambah pundi-pundi pemasukan warga. Serta iktu menjaga kelestarian lingkungan. (d)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES