Peristiwa Daerah

Antisipasi La Nina, Pakar UGM: Waspada Bencana Banjir dan Tanah Longsor

Rabu, 24 November 2021 - 18:16 | 67.87k
Ilustrasi dampak La Nina (FOTO: Humas UGM for TIMES Indonesia)
Ilustrasi dampak La Nina (FOTO: Humas UGM for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Menjelang akhir tahun ini, Indonesia diprediksi akan menghadapi fenomena La Nina sehingga akan berdampak bagi bencana banjir dan tanah longsor. Oleh karena itu pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat harus waspada akan dampak bencana tersebut.

Pakar Iklim dan Bencana UGM, Dr. Emilya Nurjani menjelaskan bahwa dampak yang dirasakan adanya La Nina adalah hujan yang cukup tinggi bahkan di beberapa tempat menghasilkan hujan ekstrem di atas 100 mm/hari sehingga dapat menimbulkan bencana seperti  banjir, longsor yang biasa disebut sebagai bencana Hidrometeorologis.

La Nina adalah fenomena peningkatan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian barat sehingga berdampak terjadi pergerakan massa di kawasan tersebut termasuk Indonesia dan Asia Tenggara dengan membawa banyak uap yang menghasilkan hujan dengan intensitas yang lebih tinggi.

Meski La Nina merupakan fenomena iklim dengan siklus tahunan per 2, 3, 5, 7 tahunan sekali. Menurutnya bukan hanya La Nina saja, bila ada siklon, maka potensi curah hujan yang turun di wilayah Indonesia akan tinggi dan berisiko menciptakan bencana.

"Siklon juga menambah bencana gelombang tinggi di pesisir dan gelombang badai," ujar Emilya

Dalam siaran pers kepada TIMES Indonesia, Rabu (24/11/2021) ia menyebutkan diperkirakan hampir semua wilayah indonesia terkena dampak La Nina namun dengan tingkat risikonya tidak sama.

Bila terjadi siklon maka mempunyai potensi dampak hingga wilayah 500 km dari pusat siklon dan karena sikon terbentuk di lautan, dampak langsung memang bagi wilayah pesisir. "Wilayah lain yang masih terpengaruh oleh jarak dari pusat siklon juga akan terpengaruh," ucapnya

Untuk wilayah-wilayah yang rawan memiliki potensi banjir dan longsor, menurutnya seharusnya sudah melakukan mitigasi saat BMKG mulai mengeluarkan prediksi. Setiap ada curah hujan lebat, penduduk sudah harus melakukan evakuasi ke tempat yang aman yang sudah disediakan oleh pemerintah setempat.

"Perlu ada ronda malam untuk antisipasi banjir dan longsor, sehingga cepat diketahui. Tetapi kalau di wilayah tersebut sudah ada alat alarm bencana longsor, maka diikuti saja bunyi sirine bencananya," tuturnya

Menanggapi kebijakan pemerintah melalui Kementerian PUPR yang akan mengosongkan ratusan waduk dan bendungan untuk menampung hujan yang datang saat La Nina dengan cara mengurangi volume air, menurut dia tidak begitu efektif sebab kondisi banyak waduk dan bendungan di Indonesia sekarang ini posisi ketinggian air sudah di titik terendah kecuali waduk-waduk besar.

"Apalagi yang mau dibuang? Kalau prinsip saya, volume waduk tidak dibuang semua, tetapi dikurangi per kejadian hujan. Jadi dihitung volume angka aman yang harus dipertahankan. Begitu hujan tinggi, maka pintu waduk dibuka dan volume dikurangi sedikit demi sedikit menyesuaikan hujan yang masuk," papar Pakar Iklim dan Bencana UGM itu soal dampak La Nina di Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES