Pemerintahan

Pahlawan Aceh Laksamana Malahayati Resmi Jadi Nama Jalan di Jakarta

Rabu, 24 November 2021 - 15:37 | 42.45k
Gubernur Anies Baswedan meresmikan nama Jalan Laksamana Malahayati, sebagai pengganti nama Jalan Inspeksi Kalimalang. (FOTO: Pemrov DKI Jakarta)
Gubernur Anies Baswedan meresmikan nama Jalan Laksamana Malahayati, sebagai pengganti nama Jalan Inspeksi Kalimalang. (FOTO: Pemrov DKI Jakarta)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan nama Jalan Laksamana Malahayati, sebagai pengganti nama Jalan Inspeksi Kalimalang Sisi Sebelah Utara, Jakarta Timur.

Jalan Laksamana Malahayati sepanjang lebih kurang 7,6 kilometer merupakan salah satu akses masuk dari Jakarta Timur menuju Kota atau Kabupaten Bekasi atau sebaliknya.

"Peresmian nama jalan ini sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan yang setinggi-tingginya dari Pemprov DKI Jakarta kepada Pahlawan Nasional Laksamana Malahayati, keluarga besarnya, dan masyarakat Aceh pada umumnya," kata Anies dikutip Rabu (24/11/2021).

Anies-Baswedan-5.jpg

Mantan Mendikbud RI menyampaikan, masyarakat Aceh memiliki peran penting dalam sejarah panjang kemerdekaan bangsa Indonesia.

Kata dia, Aceh telah melahirkan begitu banyak pahlawan yang dikenal di tingkat nasional mulai dari Teuku Umar, Sultan Iskandar Muda, Teungku Chik di Tiro, Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Meutia, Teuku Nyak Arif, dan Teuku Muhammad Hasan.

Kata dia, Laksamana Malahayati telah menjadi kebanggaan yang luar biasa, tidak hanya bagi warga Aceh, tetapi juga bagi bangsa dan negara.

"Kami berharap penetapan nama Jalan Laksamana Malahayati di Jakarta menjadi momentum untuk semakin mempererat hubungan persahabatan yang hangat antara masyarakat Aceh-Jakarta dan kolaborasi antarpemerintah daerah," ujarnya.

Sekilas Tentang Laksamana Malahayati

Laksamana Malahayati dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115/TK/Tahun 2017 tanggal 6 November 2017 oleh Presiden RI Jokowi (Joko Widodo).

Ia adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Ayahnya bernama Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya dari garis ayahnya adalah Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah sekitar tahun 1530–1539 M.

Anies-Baswedan-6.jpg

Adapun Sultan Salahuddin Syah adalah putra dari Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513–1530 M), yang merupakan pendiri Kerajaan Aceh Darussalam.

Pada saat hidupnya, tepatnya pada tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.

Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee atau janda-janda pahlawan yang telah syahid berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal.

Ikut Melawan Belanda

Laksamana Malahayati dan pasukannya bertugas melindungi pelabuhan pelabuhan dagang di Aceh. Pada tanggal 21 Juni 1599, Laksamana Malahayati berhadapan dengan kapal Belanda yang mencoba memaksakan kehendaknya.

Malahayati dan pasukannya tentu saja tidak dapat menerimanya. Mereka mengadakan perlawanan. Dalam peristiwa itu Cornelis de Houtman dan beberapa pelaut Belanda tewas. Frederick de Houtman, wakil komandan armada Belanda, ditangkap oleh pihak Aceh.

Akhirnya, ia mendapat gelar Laksamana untuk keberaniannya tersebut. Sehingga ia kemudian lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati. Saat meninggal dunia, jasad Laksamana Malahayati dikebumikan di bukit Krueng Raya, Lamreh, Aceh Besar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES