Indonesia Positif

Berada di 9,9 Persen, Kasus Stunting Kota Malang Mulai Turun Jauh

Rabu, 24 November 2021 - 12:57 | 100.56k
Kegiatan pendampingan guna mengatasi kasus stunting yang dilakukan Puskesmas Bareng.(Foto: Rizky Kurniawan P/TIMES Indonesia)
Kegiatan pendampingan guna mengatasi kasus stunting yang dilakukan Puskesmas Bareng.(Foto: Rizky Kurniawan P/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Upaya pengentasan stunting di Kota Malang terus menunjukan hasil yang signifikan. Sebab, di tahun 2021 ini Pemkot Malang melalui Dinas Kesehatan Kota Malang mencatat angka stunting telah menurun jauh dari target yang ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Kota Malang 2018-2023.

Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan, dalam mengatasi persoalan stunting ini, tak bisa hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan saja. Akan tetapi, ia meminta keterlibatan dari seluruh pihak bisa membantu mengatasi kasus tersebut.

Stunting.jpg

"Kita dinamis, maka ini harus dikuatkan terus. Meski turun, tapi harus tetap kerja keras bersama. Mendorong konvergensi pencagahan stunting dengan program-program yang ditingkatkan pusat dan daerah," ujar Sutiaji, Rabu (24/11/2021).

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr Husnul Muarif membeberkan bahwa angka stunting di Kota Malang saat ini berada di 9,9 persen. Sedangkan target dari Renstra di tahun 2023 paling tidak angka stunting berada di prosentase 14 persen.

Stunting-2.jpg

Artinya, capaian saat ini terbilang cukup bagus. Mengingat penanganan stunting yang butuh waktu lama dan saat ini telah melampaui target yang ditetapkan diawal.

"Stunting itu berdasarkan hasil pemeriksaan pengukuran, evaluasi di bulan Agustus dan Februari. Kami sudah melakukan pengukuran di bulan Agustus lalu. Saat ini sekitar 1.600 balita dari total sekitar 16.000 balita di Kota Malang," bebernya.

Stunting-3.jpg

Angka tersebut, ternyata juga turun jauh dari kasus stunting yang dialami di tahun 2020 lalu, yakni 14,53 persen atau sekitar 5.701 balita di Kota Malang. Bahkan, standar Jawa Timur sendiri sekitar 20 persen dan Kota Malang telah melampaui itu.

"Jadi ini kita sudah turun jauh dari standar Jawa Timur," tegasnya.

Bahkan menurut Husnul, kasus stunting di Kota Malang saat ini sudah tergolong dalam kategori kasus yang tidak berat.

Stunting-4.jpg

Dari intervensi yang telah dilakukan, mulai dari intervensi spesifik maupun sensitif, kasus stunting di Kota Malang sudah menunjukan adanya perubahan dari stunting menjadi dibawahnya.

"Jadi stunting di Kota Malang ini bukan yang berat. Cuma berat badan yang tidak naik dalam beberapa kali penimbangan. Kemudian, antara umur dan tinggi badan belum sesuai," ungkapnya.

Stunting-5.jpg

Selanjutnya, adapun 9 Kelurahan di Kota Malang yang menjadi prioritas penanganan stunting, yakni Kelurahan Bareng, Cemorokandang, Kiduldalem, Pandanwangi, Sumbersari, Mulyorejo, Samaan, Kota Lama dan Mergosono.

"Dalam hal ini, Pemkot Malang secara bersama-sama dan berkolaborasi untuk saling berkomitmen bahwa stunting tidak hanya menjadi bagian satu-satunya dari Kesehatan dalam penanggulangannya," harapnya.

Stunting-6.jpg

Terpisah, Kepala Puskesmas Bareng, Kota Malang, Herlin Kisworini menyampaikan bahwa untuk jumlah balita pendek dan sangat pendek di wilayahnya saat ini memang telah menurun.

"Di akhir tahun 2020 kita 17 persen. Lalu di bulan Juli 2021 kemarin itu 14,88 persen dan Oktober kita sudah mencapai 14,1 persen. Artinya ini terus mengalami penurunan," jelasnya.

Diskominfo-Pemkot-Malang.jpg

Untuk program kegiatan dalam penanganan kasus stunting di wilayah Kelurahan Bareng sendiri, telah berjalan mulai dari arahan Dinas Kesehatan hingga berkolaborasi dengan warga melalui Rumah Pelita yang digagas sejak tahun 2019.

"Jadi selain pemberian BLT kepada ibu hamil dan balita, kita juga lakukan pendampingan secara door to door. Untuk kegiatan di Rumah Pelita biasanya kita berkumpul, tapi karena ini Pandemi Covid-19 jadi kita lakukan kegiatan dengan kunjungan lapangan ke rumah masing-masing," pungkasnya terkait penurunan stunting Pemkot Malang.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES