Peristiwa Internasional

Kunjungi ANU, Atdikbud RI Canberra Promosikan Program IISMA di Australia

Selasa, 23 November 2021 - 06:36 | 105.53k
Mukhamad Najib, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI Canberra melakukan kunjungan kerjanya ke ANU (Foto: Kedubes RI Australia for TIMES In donesia)
Mukhamad Najib, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI Canberra melakukan kunjungan kerjanya ke ANU (Foto: Kedubes RI Australia for TIMES In donesia)

TIMESINDONESIA, AUSTRALIA – Australian National University (ANU) merupakan salah satu universitas terbaik di Australia dan masuk dalam daftar Top 100 universitas dunia berdasarkan QS Ranking 2021. 

Di Indonesia sendiri, ANU termasuk salah satu universitas yang populer baik di kalangan mahasiswa maupun dosen. Oleh karena itu ANU menjadi target universitas yang turut diundang untuk dapat berpartisipasi dalam program Indonesian International Student Mobility Award (IISMA).

Hal itu diungkapkan oleh Mukhamad Najib selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI Canberra dalam kunjungan kerjanya ke ANU, Senin (22/11/2021). 

Kedatangan Atdikbud bersama tim yang terdiri dari Ghofar Ismail selaku koordinator fungsi penerangan, sosial dan budaya dan Farah Fahma selaku dosen IPB University bertujuan untuk memperkuat kerjasama yang telah terjalin antara ANU dengan pemerintah maupun universitas di Indonesia. 

Kunjungan Atdikbud ke ANU diterima oleh Jonathan Dampney selaku Direktur ANU International office, Amanda Barry selaku Direktur Future Student, Anthony Nelligan selaku Senior Manager Regional Partnership Development dan Dale Druhan selaku manajer International Development.

KBRI Kunjungi ANU 002

Dalam kesempatan tersebut, Atdikbud Najib menyampaikan salah satu program unggulan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI (Kemendikbud Ristek RI) dalam rangka pelaksanaan kebijakan Kampus Merdeka-Merdeka Belajar, yaitu program IISMA. 

Menurut Najib, IISMA merupakan program beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk membiayai mahasiswa dalam rangka melakukan mobilitas internasional berupa studi satu semester di universitas top dunia. 

"Program ini dikhususkan bagi mahasiswa sarjana untuk bisa kuliah selama satu semester atau 4-6 bulan di universitas mitra di luar negeri dengan tujuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan, komunikasi antar budaya, mengembangkan jaringan internasional dan merasakan budaya Negara lain," papar Najib.

Ditambahkan oleh Najib bahwa program beasiswa ini meliputi pembayaran uang pendaftaran dan uang kuliah selama satu semester, biaya hidup dan akomodasi, tiket pesawat serta biaya tes PCR dan karantina jika dibutuhkan. 

KBRI Kunjungi ANU 003

Adapun persyaratan mahasiswa yang bisa mengikuti program ini antara lain adalah mahasiwa yang sudah duduk di semester 4-6, memiliki nilai IELTS 6.0 atau TOEFL iBT 78, dengan nilai IPK minimum 3.0. 

Pada program IISMA 2022, tak semua universitas luar negeri bisa berpartisipasi. Pemerintah Indonesia hanya mengundang top 5 universitas di masing-masing Negara atau universitas yang masuk dalam daftar top 100 QS 2022 Ranking. Universitas yang boleh berpartisipasi juga harus sudah memiliki pengalaman dalam menerima mahasiswa internasional, khususnya mahasiswa Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Amanda Barry selaku Direktur Future Student ANU menyatakan sangat tertarik terhadap program IISMA ini. Selama ini ANU telah banyak menerima mahasiswa internasional, termasuk dari Indonesia. Namun yang berbeda dengan program IISMA ini menurut Amanda adalah karena program ini dikhususkan bagi mahasiswa sarjana. 

"Tentu akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa sarjana jika memiliki pengalaman internasional, selama ini mahasiswa internasional yang datang ke ANU lebihbanyak mahasiswa pasca sarjana baik master maupun doctoral. Dengan program ini tentu akan sangat menarik melihat mahasiswa sarjana dari Indonesia hadir dan belajar bersama mahasiswa internasional lainnya di ANU," ucapnya.

KBRI Kunjungi ANU 004

Sementara Dale Druhan selaku manajer International Development menilai program IISMA sangat penting bagi mahasiswa Indonesia, khususnya mahasiswa program sarjana. Dale yang pernah belajar satu semester di Universitas Gadjah Mada ini mengatakan sangat besar manfaat yang didapat oleh mahasiswa yang berkesempatan studi di luarnegeri. 

Dirinya mengaku belajar banyak tentang ragam budaya selama berada di Yogyakarta dan hal itu menurutnya sangat berguna bagi pengembangan karirnya. Dia berharap program ini bisa segera terlaksana dan ANU bisa ikut berpartisipasi. 

Program IISMA sendiri sudah berjalan sejak tahun 2021. Saat itu terdapat 73 universitas dari 30 negara yang terlibat dalam program ini. Australia tidak bisa berpartisipasi pada tahun lalu meski beberapa universitas di Australia masuk dalam daftar universitas yang diharapkan bisa bergabung dalam IISMA. 

Namun karena kebijakan penutupan perbatasan oleh pemerintah Australia, maka tahun 2021 tidak ada pengiriman mahasiswa Indonesia ke Australia. Untuk tahun 2022, ada dua universitas Australia yang diundang untuk berpartisipasi dalam IISMA, yaitu Australian National University dan University of Melbourne. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Dhian Mega

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES