Kopi TIMES

Dilema Pembelajaran Daring Masa Pandemi Covid-19

Senin, 22 November 2021 - 17:05 | 95.57k
A. Taufiq Hidayat, Mahasiswa Doktor Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang.
A. Taufiq Hidayat, Mahasiswa Doktor Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Hingga saat ini dunia masih dilanda musibah pandemi Corona Virus Disease atau dikenal dengan istilah COVID-19. Virus yang dikenal menyerang sistem pernafasan ini sudah mengakibatkan jutaan korban jiwa. Hampir seluruh negara yang wilayahnya terkena pandemi covid-19 memberlakukan sistem Social Distancing. Social distancing memang memberikan dampak yang luar biasa pada seluruh aspek kehidupan, selain sorotan yang tertuju pada bidang ekonomi, social distancing juga memberikan dampak pada bidang pendidikan, salah satu yang luar biasa ialah perubahan sosial yang relatif cepat dalam hal pembelajaran di sekolah, dimana secara mendadak sekolah harus diliburkan dan kegiatan belajar mengajar harus dialihkan dari tatap muka menjadi dalam jaringan 

Kendatipun semua kegiatan belajar di alihkan menjadi sistem online. Banyak kendala yang di alami sebagian orang tua karena tidak dapat mengikuti perkembangan jaman yang serba teknologi pada era revolusi 4.0 ini. Pembelajaran dalam jaringan pun ternyata juga mengalami kendala yang cukup serius, seperti pengguna (user) teknologi itu sendiri, yang pertama ialah guru, dimana para guru tidak semuanya mahir dalam penggunaan teknologi.

Tak hanya Guru, faktor peserta didik dan juga orang tua murid yang kurang memiliki kemampuan dalam mengoperasikan teknologi juga menjadi faktor berikutnya yang mempengaruhi perjalanan pendidikan secara daring. Berdasarkan faktor tersebut, A. Taufiq Hidayat salah satu mahasiswa Doktor Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang meneliti lebih dalam mengenai apa yang dialami dan dirasakan dengan sebenar-benarnya oleh pendidik, peserta didik dan orangtua peserta didik dalam menjalani proses belajar dalam jaringan selama masa pandemi covid-19 dengan melakukan penelitian dengan tema “Dilema Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid 19”.

Penelitian yang dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatut Tholibin Bendo I Bojonegoro Jawa Timur ini didasari atas pertimbangan banyak siswa yang merasa kesulitan melakukan kegiatan pembelajaran daring pada masa pandemi covid-19 dikarenakan memang mayoritas belum memiliki smartphone sehingga harus melalui smartphone wali murid, wali murid pun banyak yang mengeluhkan sulitnya mendampingi anaknya belajar secara daring, hal tersebut terjadi mengingat siswa masih pada tingkat usia anak-anak, berbeda dengan siswa usia SMP/SMA yang sudah lebih terbiasa menggunakan smartphone.

Dilema Pembelajaran Online

Dalam penelitiannya Taifik menjelakan bahwa ia telah mengamati dan mewawancarai beberapa informan yang nantinya ia analisa, salah satunya Taufik menuliskan sudut pandang pendidik dimana pembelajaran tatap muka lebih disukai dikarenakan pendidik dapat melakukan penilaian yang lebih obyektif didalam kelas dan tidak terbebani penilaian yang lebih rumit secara administratif seperti pada masa pandemi ini. Selain itu wali murid merasa terbebani dengan adanya pembelajaran daring dimana mereka harus melaksanakan tanggung jawaab mereka dalam hal pekerjaan atau rumah tangga sembari kini membantu anaknya dalam pembelajaran dalam jaringan dirumah. 

Dari sudut pandang peserta didik, peserta didik merasa jenuh dan bosan selama melaksanakan pembelajaran daring. Hal tersebut dikarenakan siswa merasa tidak nyaman apabila tidak tatap muka secara langsung, terlebih lagi ada peluang bagi siswa melakukan tindakan berpura-pura online seperti video siswa tersebut tidak ditampilkan bahkan melakukan aktivitas lainya dan ditambah lagi tidak semua siswa maupun orang tua siswa memiliki handphone yang mendukung belajar online sehingga harus meminjam anggota keluarga yang lain atau temanya.

Melalui penelitiannya Taufik mendapati hasil dimana dengan adanya pandemi covid 19 yang mengharuskan peserta didik tingkat dasar melakukan pembelajaran daring maka secara langsung menimbulkan masalah yang lebih kompleks, hal tersebut dikarenakan sekarang ini wali murid ikut serta dalam membantu pembelajaran anaknya dengan porsi yang lebih besar dari yang sebelumnya, hampir setiap hari wali murid direpotkan dengan pembelajaran daring anaknya, hal tersebut menimbulkan dilema bagi pihak terkait dalam pembelajaran daring, mulai dari pendidik, peserta didik maupun wali murid.

Beberapa hasil lain yang mendukung adanya dilema yang dialami baik bagi para guru, peserta didik, dan wali murid yang Taufik dapatkan adalah tidak meratanya sinyal atau koneksi yang memadai secara merata, belum lagi pembelajaran daring pada daerah yang bisa dibilang terbelakang atau desa memerlukan pulsa maupun kuota internet yang cukup mahal untuk dipenuhi oleh para wali murid

Berdasarkan semua temuan dan analisa yang telah ia lakukan, Taufik akhirnya sampai pada beberapa proposisi dimana jika pembelajaran pada tingkat sekolah dasar diadakan secara daring maka transfer of knowledge akan berkurang dari sisi para pendidik. Dilain sisi pembelajaran daring ini terbukti tingkat pemahaman peserta didik akan materi semakin rendah dan wali murid jadi memiliki beban tersendiri atas lancer tidaknya pelaksanaan pendidikan secara daring.

Taufik mengungkapkan bahwa dirinya berharap bagi lembaga terkait, khususnya di bidang pendidikan hendaknya segera mengatasi kendala yang berkaitan dengan pembelajaran online, seperti terkait teknologi informasi, materi belajar dan lain sebagainya, 

Berikutnya sebisa mungkin pembelajaran tatap muka segera dapat dilaksanakan, khususnya bagi siswa sekolah dasar demi tercapai tahap perkembangan belajar yang optimal. Tentunya hal tersebut akan dapat terlaksana apabila instansi terkait dan pemerintah dapat mengkondisikan keadaan terkait penurunan tingkat infeksi dari Pandemi Covid-19.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES