Ekonomi

Bumbu Pecel Bikinan Istri, Inspirasi dari Probolinggo di Tengah Impitan Pandemi

Senin, 22 November 2021 - 14:38 | 49.80k
Bumbu Pecel Bikinan Istri, produksi kuliner kemasan asal Probolinggo yang lahir di tengah impitan pandemi Covid 19 (FOTO: Angen Widya for TIMES Indonesia)
Bumbu Pecel Bikinan Istri, produksi kuliner kemasan asal Probolinggo yang lahir di tengah impitan pandemi Covid 19 (FOTO: Angen Widya for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Terpaan pandemi Covid-19 di tanah air dalam 20 bulan terakhir, tak melulu berarti buruk. Pagebluk itu juga memicu daya inovatif masyarakat untuk bertahan dari dampak negatif, utamanya di sektor usaha. Di Kabupaten Probolinggo, dua ibu rumah tangga menemukan ide usaha justru di tengah kesulitan ekomomi akibat pandemi.

Keduanya adalah Angen Widya Kharisma Fitri Liek Subroto, warga Kedopok, Kota Probolinggo; dan Ustadz Nur Fadila, warga Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo.

Dua ibu muda yang hobi kuliner ini, membuka usaha kuliner kemasan yang lebih higienis. Sesuai dengan hobi mereka. Kuliner yang dimaksud yaitu Bumbu pecel dengan merek yang milenial 'Bumbu Pecel Bikinan Istri'.

Bumbu pecel dikemas dengan kemasan 200 gram. Kemudian dijual melalui jejaring komunitas dalam sebuah grup WhatsAp atau telegram. Juga melalui e-market seperti Shopee dan dan Tokopedia yang minim kontak fisik.

Bumbu-Pecel-Bikinan-Istri-produksi-kuliner-kemasan-asal-Probolinggo-2.jpg

Angen Widya mengatakan, ide usaha itu muncul dari keterampilannya meracik bumbu. Terutama bumbu pecel yang resepnya ia dapat dari Budenya di Magetan, Jatim. "Di Probolinggo, pecel itu digoreng. Jadi tinggi kolesterol. Di kami tidak goreng, tapi disangrai," kata perempuan yang juga membuka usaha pracangan ini.

Usaha ini ia rintis bersama Ustadza Nur Fadila dalam tiga bulan terakhir. Ia menyediakan tiga varian bumbu pecel. Yaitu original, sedang, dan pedas. Dalam sepekan, ia bersama Fadila memproduksi bumbu pecel tiga kali. Sekali untuk varian original, sekali untuk varian sedang, dan sekali untuk varian pedas.

"Sekali produksi menghasilkan 28 kemasan bumbu pecel untuk setiap varian," terang perempuan yang biasa disapa Pipit ini.

Tumbuh Berkat Platform Digital

Dalam webinar bertema Mendorong Transformasi Digital UMKM Melalui E-Commerce, Agustus lalu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan, tak semua UMKM terdampak pandemi Covid 19. "Yang tumbuh UMKM yang terhubung ke platform digital," ujar Teten.

Hal ini sejalan dengan hasil survei Tempo Data Science (TDS) tentang praktik e-commerce di Indonesia periode Mei-Juli 2021.

Peneliti TDS, Ai Mulyani mengungkapkan, 82 persen UMKM berusaha mengoptimalkan aktivitas penjualan online melalui outlet mereka di platform e-commerce dan juga lapak di media sosial.

Upaya itu dilakukan untuk bisa bertahan dan berkembang, selama pandemi Covid-19 yang melanda tanah air sejak Maret 2020, seperti inspirasi yang diberikan dua ibu rumah tangga dari Kabupaten Probolinggo tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES