Peristiwa Internasional

Taliban Melarang Presenter dan Jurnalis Perempuan Tanpa Mengenakan Jilbab

Senin, 22 November 2021 - 10:24 | 33.41k
Wanita dilarang tampil dalam drama televisi di Afghanistan di bawah aturan baru yang diberlakukan oleh pemerintah Taliban. (FOTO: BBC)
Wanita dilarang tampil dalam drama televisi di Afghanistan di bawah aturan baru yang diberlakukan oleh pemerintah Taliban. (FOTO: BBC)

TIMESINDONESIA, JAKARTATaliban yang kini berkuasa di Afghanistan mengeluarkan aturan baru dan memerintahkan kepada para jurnalis dan presenter perempuan untuk mengenakan jilbab meski tidak menyebutkan jenis penutup yang harus digunakannya. Para wartawan mengatakan, beberapa aturan itu tidak jelas dan bisa ditafsirkan.

Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu dan banyak yang khawatir mereka secara bertahap memberlakukan pembatasan yang keras.

Kelompok Islam militan, yang mengambil alih kendali setelah kepergian pasukan AS dan sekutu ini, kemudian menginstruksikan anak-anak perempuan dan para perempuan muda untuk tinggal di rumah dari sekolah.

Selama pemerintahan mereka sebelumnya pada 1990-an, perempuan dilarang mendapatkan pendidikan dan tempat kerja.

Dilansir BBC, kumpulan pedoman Taliban terbaru, yang telah dikeluarkan untuk saluran televisi Afghanistan, menampilkan delapan aturan baru.

Mereka termasuk pelarangan film yang dianggap bertentangan dengan prinsip Syariah  atau hukum Islam serta nilai-nilai Afghanistan. Bagi pria yang memperlihatkan bagian tubuh yang intim juga dilarang.

Pertunjukan komedi dan hiburan yang menghina agama atau mungkin dianggap menyinggung warga Afghanistan juga dilarang. Taliban bersikeras bahwa film asing yang mempromosikan nilai-nilai budaya asing tidak boleh disiarkan. Saluran televisi Afghanistan kebanyakan menayangkan drama asing dengan pemeran utama wanita.

Seorang anggota organisasi yang mewakili wartawan di Afghanistan, Hujjatullah Mujaddedi mengatakan pengumuman pembatasan baru itu tidak terduga. Kepada BBC ia mengatakan, bahwa beberapa aturan tidak praktis dan jika diterapkan, lembaga penyiaran mungkin terpaksa ditutup.

Keputusan Taliban sebelumnya untuk memerintahkan anak perempuan dan perempuan muda untuk tinggal di rumah dari sekolah membuat Afghanistan menjadi satu-satunya negara di dunia yang melarang separuh penduduknya mendapatkan pendidikan.

Wali Kota Kabul juga mengatakan kepada pegawai kotamadya wanita untuk tinggal di rumah kecuali pekerjaan mereka tidak dapat diisi oleh seorang pria.

Taliban mengklaim bahwa pembatasan mereka terhadap perempuan yang bekerja dan anak perempuan yang belajar adalah "sementara" dan hanya berlaku untuk memastikan semua tempat kerja dan lingkungan belajar "aman" bagi mereka. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES