Pendidikan

Siswa Malang Presentasi Budaya Indonesia di Amerika Serikat

Minggu, 21 November 2021 - 13:29 | 65.72k
Kegiatan Internasional Education Week pada 15-19 November 2021.
Kegiatan Internasional Education Week pada 15-19 November 2021.

TIMESINDONESIA, MALANGKeishya Nariswari Gina Abhirupa, 16 tahun, menjadi salah satu peserta presentasi tentang Indonesia dalam kegiatan Internasional Education Week (IEW), pada 15-19 November 2021. 

Keishya, begitu dia biasa disapa, diberikan kesempatan untuk menjelaskan tentang Indonesia di hadapan siswa SMP dan SMA di kota Othello, Washington State. 

“Setelah 3 bulan tinggal di Amerika, saya banyak bertanya kepada teman-teman saya apakah mereka mengenal Indonesia. Sayangnya, hampir sebagian besar dari mereka tidak tahu dimana itu Indonesia dan apa itu Indonesia”, ujarnya.

Keisha menyampaikan kegiatan IEW kita bisa melakukan presentasi, menari, atau bahkan mengajar bahasa kita. Kali ini, ia memilih untuk presentasi karena kurangnya pengetahuan mereka tentang Indonesia.

"Saya pertama kali memperkenalkan diri saya dalam Bahasa Indonesia dan saya bisa melihat bagaimana mereka kagum pada bagaimana saya memiliki aksen dalam bahasa Inggris dan juga dapat berbicara dalam bahasa yang berbeda,” kata satu-satunya peraih beasiswa Kennedy Ludgar Youth Exchange Students 2021 (KL-YES) dari Kota Malang.

Siswa Malang 2

Keishya menjelaskan fun facts (fakta menarik) tentang Indonesia. Ia juga menceritakan kepada mereka bahwa Presiden ke-44 Barack Obama pernah tinggal di Indonesia selama 4 tahun dan beliau juga masuk di sekolah dasar. 

"Mereka kaget sekaligus senang saat saya menyampaikan tentang hal itu”, kata Keishya. 

Ia jug  menjelaskan bahwa hubungan diplomatik antara Indonesia dan AS telah terjalin sejak tahun 1949 dan berlanjut dengan sangat baik hingga sekarang.

Tak lupa dalam presentasi itu Keishya menjelaskan tentang kemerdekaan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika dan dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. 

“Mereka baru tahu bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa dan bagaimana hebatnya Indonesia dalam menjaga persatuan melalui Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila”, kata pengusaha muda di bidang kue ini. 

“Saya tunjukkan video tentang Indonesia yang indah dan mereka terlihat sangat menikmatinya,” ujar Keishya.

Keishya yang saat presentasi mengenakan kebaya dan kain batik, menjelaskan tentang kota Malang yang terkenal indah dengan peninggalan arsitektur kolonial Belanda. 

Ia memperkenalkan mereka dengan tari topeng Malang, wayang kulit, gamelan, dan batik. Tak lupa saya juga menjelaskan tentang sistem pendidikan dan apa yang kami lakukan pada hari sekolah dengan kelas apa yang kami ambil. 

"Mereka sangat terkejut bahwa kami harus mengerjakan 11 jam sekolah dan sisanya mengerjakan pekerjaan rumah. Mereka sangat terkejut saat mengetahui betapa beratnya sekolah di Indonesia,” jelas Keishya. 

Presentasi semakin menarik saat Keishya menjelaskan tentang berbagai makanan Indonesia yang sudah terkenal di penjuru dunia. Dia juga menjelaskan bahwa saat ini telah memiliki usaha kecil di bidang pattisery di Indonesia karena tidak bisa bekerja paruh waktu seperti siswa SMA di AS.  

“Saya mendapat umpan balik yang luar biasa dari para siswa dan juga guru. Mereka berharap sebelum saya kembali ke tanah air, saya akan menari Remo dan memasak makanan Indonesia untuk dinikmati teman-teman sekolah saya,” kata Keishya. 

Ia mengatakan kegiatan ini sangat berdampak besar bagi saya bahwa sebagai remaja dari Indonesia harus bangga dengan budaya kita dan lebih harus memperkenalkan kepada dunia. 

"Saya sungguh diberkati dengan kesempatan yang diberikan oleh sekolah saya saat ini, dan saya tidak sabar untuk berbagi lebih banyak tentang budaya Indonesia di masa mendatang”, kata Keishya Nariswari Gina Abhirupa, sambil menutup perbincangan via video call. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES