Peristiwa Nasional

Epidemiolog UGM Sebut Kemungkinan 80 Persen Penduduk Sudah Terinfeksi Delta

Sabtu, 20 November 2021 - 23:09 | 29.74k
Covid-19 (dok. Humas UGM)
Covid-19 (dok. Humas UGM)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTAEpidemiolog UGM, Citra Indriani, menyebutkan besar kemungkinan 80 persen penduduk Indonesia sudah terinfeksi oleh varian Delta sehingga jumlah kasus positif Covid-19 mengalami penurunan secara drastis. Citra menjelaskan, karena 80 persen sudah terpapar, maka terbentuk imunitas kelompok secara alamiah dimana tubuh memiliki antibodi yang spesifik untuk strain virus tertentu.

Selain itu percepatan program vaksinasi yang gencar dilakukan pemerintah diharapkan meminimalisir tingkat keparahan apabila terinfeksi kembali. Namun kalau sudah terinfeksi sedemikian banyak apakah sudah memiliki imunitas kelompok,  dan tidak ada ancaman gelombang ketiga?

"Sebagian besar infeksi natural membentuk antibodi yang spesifik untuk virus atau strain virus yang menginfeksi, tidak untuk strain yang lain sehingga imunitas alamiah yang terbentuk saat ini mungkin tidak bisa kita andalkan apabila kita kedatangan strain yang baru,” kata Citra dalam siaran pers kepada TIMES Indonesia, Sabtu (20/11/2021)

Selain faktor imunitas alamiah pasca terinfeksi terbentuk, program vaksinasi sekarang ini sudah menyentuh di 208 juta yang sudah divaksinasi dan 88 juta diantaranya sudah mendapat dosis vaksin lengkap.

“Saya kira vaksinasi mempunyai peran besar untuk mencegah bentuk parah sakit, karena meskipun sudah divaksin masih punya potensi terinfeksi dan menjadi sakit," ujarnya

Melihat beberapa rekaman data yang terinfeksi di gelombang Januari,  juga kemudian kembali terinfeksi delta di Juni-Juli, dan kasus-kasus meninggal memiliki riwayat belum mendapatkan vaksinasi.

"Harapannya tentu pada percepatan vaksinasi, dan sisir wilayah untuk vaksinasi terutama lansia bisa berperan untuk mitigasi bentuk parah infeksi SARS-COV 2. Kalaupun gelombang 3 terjadi, sistem kesehatan kita tidak lagi menghadapi kasus-kasus berat yang jumlahnya ribuan setiap harinya,” ungkapnya

Citra menyampaikan meski angka kasus positif baru setiap harinya rata-rata kurang dari 400 kasus, kebijakan pembatasan mobilitas dengan penerapan PPKM level 3 saat jelang natal dan tahun baru menurutnya sudah tepat dilakukan. Namun begitu kenaikan angka mobilitas masyarakat sekarang ini menurutnya tidak bisa dihindari.

“Kenaikan mobilitas adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari. Kalau kita lihat dari 1,5 tahun pandemi, gelombang kenaikan selalu diawali dengan peningkatan mobilitas, saat natal-tahun baru dan pasca lebaran,” tuturnya

Pembatasan mobilitas melalui penerapan PPKM level 3 jelang Natal dan tahun baru menurutnya sebagai bagian dari bentuk pengendalian agar tidak terjadi penularan secara massif.

“Meskipun kita batasi, mobilitas tetap terjadi namun tidak semasif apabila tidak diberlakukan pembatasan.

Pembatasan kerumunan dan mobilitas sudah sesuai dengan pembelajaran sebelumnya bahwa gelombang kita diawali pada periode natal-tahun baru serta lebaran, apalagi di negara-negara tetangga saat ini sedang mengalami gelombang delta varian AY.4.2,” jelasnya

Menurutnya pembatasan mobilitas dan penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan masyarakat terus dilakukan hingga seluruh penduduk dunia betul-betul aman dari infeksi Covid-19 dan vaksinasi sudah mencapai target di seluruh negara.

“Kita masih akan menghadapi kasus Covid-19 selama angka vaksinasi dunia juga belum mencapai target. Sehingga yang diperlukan saat ini adalah mengubah mindset dan menerima bahwa kita akan hidup berdampingan dengan pembatasan mobilitas ini, naik level turun level PPKM harus dijalani, dan beradaptasi dengan situasi ini, karena tidak ada kepastian untuk menjawab sampai kapan,” papar Epidemiolog UGM ini soal varian Delta. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES