Cek Fakta Fakta atau Hoaks

CEK FAKTA: Istri CEO Pfizer Meninggal Akibat Komplikasi Vaksin Covid-19

Jumat, 19 November 2021 - 17:05 | 63.39k
Sebuah unggahan tangkapan layar artikel istri CEO Pfizer meninggal akibat komplikasi vaksin covid-19 beredar di media sosial.
Sebuah unggahan tangkapan layar artikel istri CEO Pfizer meninggal akibat komplikasi vaksin covid-19 beredar di media sosial.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar kabar istri CEO Pfizer Albert Bourla, Myriam Bourla meninggal akibat komplikasi vaksin covid-19. Kabar tersebut beredar di media sosial Twitter.

Akun Twitter @ANADU_5 membagikan kabar tersebut pada 14 November 2021. Pengguna akun tersebut mengunggah tautan artikel dari laman conservativebeaver.com yang terbit pada 10 November 2021. Artikel tersebut berjudul "Wife of Pfizer’s CEO dies after complications from the vaccine".

Dalam artikel itu disebutkan Myriam Bourla meninggal dunia di New York-Presbyterian Lawrence Hospital setelah dibawa oleh paramedis. Penyebab kematian telah terdaftar sebagai komplikasi dari vaksin Pfizer. Disebutkan Myriam pernah menolak untuk menerima suntikan vaksin.

cek fakta Istri CEO Pfizer MeninggalSumber: Twitter (https://twitter.com/ANADU_5/status/1459906774794919941)

CEK FAKTA

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim bahwa istri CEO Pfizer meninggal akibat komplikasi vaksin covid-19, salah. Kami menelusuri dengan menggunakan mesin pencari Google dengan kata kunci tertentu.

Kami menelusuri akun Twitter CEO Pfizer @AlbertBourla, pada 12 November 2021, Albert Bourla masih membagikan kebersamaannya dengan Myriam Bourla, istrinya pada suatu acara.

"Enjoying the moment with my wife and Pfizer's Chief Human Resources Officer at last night's @AtlanticCouncil Distinguished Leadership Awards. Glad we were able to be together in person as I accepted this award on behalf of our purpose-driven colleagues around the world," demikian cuitan Albert Bourla.

Terjemahannya:  
Menikmati momen bersama istri dan Chief Human Resources Officer Pfizer di Distinguished Leadership Awards @AtlanticCouncil tadi malam. Senang kami bisa bersama secara pribadi saat saya menerima penghargaan ini atas nama rekan kerja kami yang memiliki tujuan di seluruh dunia.

cek fakta Istri CEO Pfizer Meninggal 2Sumber: Twitter/@AlbertBourla

Selain itu, kami juga menemukan fakta, melansir healthfeedback.org, sebuah situs pemeriksa fakta, Myriam Bourla tidak pernah menolak vaksin. Sebaliknya dia berkata bahwa “Saya belum mendapatkan vaksin karena belum giliran saya.”

Saat artikel itu diterbitkan, di Scarsdale, New York, memiliki jumlah vaksin yang terbatas. Dan Departemen Kesehatan negara bagian itu meminta agar petugas kesehatan yang tidak divaksinasi, staf farmasi, pekerja esensial, dan orang-orang berusia 65 tahun ke atas diprioritaskan mendapatkan vaksin.

Lebih lanjut, vaksin Covid-19 tidak bersifat eksperimental, karena melalui uji klinis. Vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS pada 23 Agustus 2021.

cek fakta Istri CEO Pfizer Meninggal 3Sumber: Pfizer CEO’s wife didn’t die from vaccine complications; Myriam Bourla is alive and well | Health Feedback

Terkait situs conservativebeaver.com, mengutip apnews.com dalam artikelnya berjudul Pfizer CEO’s wife did not die or experience ‘vaccine complications’disebutkan klaim meninggalnya istri CEO Pfizer akibat komplikasi vaksin covid-19 disebarluaskan oleh blog bernama The Conservative Beaver.

Namun tidak ada informasi valid mengenai pernyataan tersebut. Juru bicara Pfizer Amy Rose menuding, penulis artikel itu berusaha menyebabkan tekanan emosional pada keluarga Bourla.

"Istri CEO kami masih hidup dan sehat, bertentangan dengan apa yang dikatakan di Internet," tulis Rose dalam email ke AP.

cek fakta Istri CEO Pfizer Meninggal 4Sumber: Pfizer CEO’s wife did not die or experience ‘vaccine complications’ | AP

KESIMPULAN

Menurut penelusuran TIMES Indonesia, klaim bahwa istri CEO Pfizer Myriam Bourla meninggal akibat komplikasi vaksin covid-19, salah. Faktanya, Myriam Bourla masih hidup. Tidak ada informasi valid terkait kabar tersebut.
 
Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, informasi tersebut masuk dalam kategori misleading content (konten menyesatkan). Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
 
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.

---

Cek Fakta TIMES Indonesia

TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

Fakta atau hoaks?
Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini.

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES